Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Kencan Ganda
Kehidupan di penthouse Aris berubah drastis sejak Siska menjadi pengunjung tetap. Kekuatan Kinetik Emosional Siska bereaksi terhadap semua emosi di sekitarnya, yang sayangnya didominasi oleh Rio, Kenji, dan Dika.
Pagi itu, Aris mencoba mengadakan 'Audit Emosional' pertamanya.
“Baik, Liga Kinetik,” kata Aris, menatap monitor yang menampilkan grafik fluktuasi emosi. “Semalam, ketika Kenji frustrasi karena lag game, energi Siska memuncak, menyebabkan semua alat elektronik di dapur berkedip dan Rio mengira ada hantu.”
“Tuan Aris, lag itu nyata!” protes Kenji.
“Aku sudah bilang, Kinetik Simpatetik Siska membuat suasana emosi di sini rentan,” tegas Aris. “Klaus, tolong jangan terlalu takut pada Rio. Itu membuat semua cermin bergetar.”
Tiba-tiba, Siska dan Dika masuk, bergandengan tangan.
“Selamat pagi, semuanya!” sapa Siska riang. Karena Siska bahagia, lampu-lampu di penthouse tiba-tiba menyala terlalu terang, dan aroma kopi di cangkir Aris terasa sangat manis.
Aris meminum kopinya, wajahnya masam. “Siska, bisakah kamu menurunkan Intensitas Kebahagiaan-mu sedikit? Kopi ini terasa seperti sirup.”
“Maaf, Tuan Aris,” Siska membalas, senyumnya semakin lebar.
Dika mendekati Lina. “Lina, sebagai pasangan terhebat di dunia, aku ingin meminta bantuanmu dan Aris. Aku ingin menguji seberapa kuat cinta kami, jadi… Aku ingin Kencan Ganda!”
Lina menyeringai. Ide yang lucu. Aris, bagaimanapun, panik.
“Kencan Ganda?! Dika! Itu ide terburuk sejak Nova Prime memutuskan mengejar resep kue kering!” seru Aris. “Kalian berdua adalah bom emosi berjalan! Siska pasti akan membuat kekacauan kinetik yang memalukan di restoran!”
“Tapi, Aris,” Lina merayu, memeluk Aris. “Ini adalah Misi Taktis Hubungan! Kita harus menunjukkan cara mengendalikan kekuatan sambil berkencan. Aku setuju. Kencan Ganda malam ini!”
Aris menghela napas, kalah. Ia memandang Dika dan Siska. “Baik. Tapi kita pergi ke tempat yang memiliki logistik pertahanan yang bagus. Kita pergi ke Restoran Jepang High-End dengan Pemandangan Kota.”
“Kenapa di sana?” tanya Lina.
“Karena restoran itu didominasi oleh kaca dan baja. Logam sangat stabil secara molekuler. Setidaknya Siska tidak akan membuat badai pasir di sana,” jelas Aris, berusaha menyusun taktik.
III. Kekacauan Emosional di Restoran Kaca
Kencan Ganda pun dimulai. Aris dan Lina duduk berhadapan dengan Dika dan Siska di restoran yang didominasi dinding kaca dan pemandangan kota.
Awalnya, semuanya tampak normal.
“Siska, anggap saja ini adalah Ujian Kontrol Simpatetik,” bisik Lina. “Cukup fokus pada Dika.”
Siska mengangguk, mencoba tenang.
Dika, dalam upaya untuk menjadi romantis (dan logis), mulai menjelaskan struktur geologis gedung di seberang mereka. Siska mendengarkan, merasa terhibur.
SRRK! Karena Siska merasa terhibur, lampu sorot di luar gedung tiba-tiba menyala terlalu terang dan bergerak mengikuti kepala Dika.
“Astaga! Kenapa lampu itu mengikutiku?” bisik Dika, panik.
Aris memijat pelipisnya. “Dika! JANGAN PANIK! Siska akan merespons! Itu Kinetik Emosional Positif!”
Saat Aris berbisik, seorang pelayan secara tidak sengaja menjatuhkan garpu.
Dika langsung panik dan merasa bersalah atas ketidaknyamanan pelayan itu.
WHUSHH! Karena Dika merasa sangat bersalah, semua botol wine di rak pajangan restoran (yang terbuat dari kaca) tiba-tiba berkeringat deras, seolah-olah botol-botol itu merasa bersalah juga.
Para pengunjung mulai berbisik-bisik.
“Lina! Kontrol! Kaca akan pecah!” seru Aris.
Lina harus bertindak cepat. Ia menggunakan Sentuhan Mikro Udara-nya, bukan pada botol, tetapi pada udara di sekitar Dika. Ia menciptakan bantalan udara kecil di sekitar Dika yang sedikit mendinginkan emosi Dika.
Dika langsung tenang. “Ah, aku merasa dingin. Maaf, aku terlalu logis tentang kesalahan pelayan itu.”
Botol-botol wine berhenti berkeringat.
Masalah terbesar muncul saat Dika mencoba menjadi terlalu romantis.
Dika menatap Siska dengan intens. “Siska, aku harus mengakui, kau adalah teka-teki paling menarik yang pernah kucoba pecahkan. Rasanya seperti… hukum fisika yang indah.”
Siska merasa sangat dicintai dan terharu oleh kata-kata Dika yang konyol.
Tiba-tiba, energi Siska memuncak dan terproyeksi ke pasangan Lina dan Aris.
Lina, yang sedang memegang pisau sushi, tiba-tiba merasa sangat marah kepada Aris tanpa alasan.
“Aris! Kenapa kamu tadi pagi hanya menyetujui $300 juta untuk Green Energy?! Kamu egois! Aku benci kamu!” teriak Lina, nadanya tinggi. Lina tidak sadar bahwa dia sedang merespons perasaan CINTA YANG MEMUNCAK dari Siska.
Aris, yang sedang mencoba makan sushi dengan tenang, tiba-tiba merasa sangat panik dan takut Lina akan meninggalkannya.
“Lina! Aku minta maaf! Aku akan memberimu $1 Miliar! Jangan tinggalkan aku! Aku cinta kamu!” seru Aris, matanya membelalak. Aris sedang merespons perasaan RINDU DAN GUGUP dari Dika.
Lina dan Aris beradu emosi yang diproyeksikan, menciptakan kekacauan di meja mereka. Aris secara tidak sengaja menggunakan Dorong Kinetik halus pada gelas Lina. WHUSHH! Gelas itu terbang dan mendarat mulus di saku Dika.
Dika terkejut. “Apa?! Sekarang gelas wine menyerangku?!”
Siska, yang melihat chaos ini, sadar bahwa dirinya adalah penyebabnya. Ia langsung merasa sangat menyesal.
WUUUSSHH! Karena Siska menyesal, semua dinding kaca di restoran tiba-tiba menjadi gelap dan dipenuhi embun tebal, seolah-olah dinding itu ikut menangis dan merasa bersalah.
Restoran itu gelap total, dan penuh kebingungan.
V. Keseimbangan Kontrak Hati
Lina dan Aris, kini di kegelapan, sadar bahwa mereka adalah korban proyeksi emosi.
Lina memegang wajah Aris yang masih panik. “Aris! Hentikan kepanikanmu! Itu bukan perasaanmu! Itu Dika!”
Aris memejamkan mata. Ia memfokuskan pikirannya. “Benar. Aku cinta Lina. Aku tidak takut! Aku tidak panik!”
Lina mencium Aris. Ciuman itu memutus rantai kinetik emosional.
Siska, yang merasakan stabilitas mendadak dari ciuman Lina-Aris, juga tenang. Perlahan, dinding kaca menjadi bening kembali.
Lina menatap Dika dan Siska. “Kalian berdua! Dengar! Jangan terlalu banyak drama! Itu berbahaya!”
Dika dan Siska, yang kini duduk diam, saling berpegangan tangan.
“Maafkan kami,” bisik Siska. “Aku tidak tahu perasaan orang lain bisa membuatku membuat kekacauan.”
Aris menghela napas. “Lina, kita harus mengubah taktik. Keseimbangan Anti-Kinetik untuk Siska bukan logam, tapi… ketenangan total.”
Mereka kembali ke penthouse (setelah Aris diam-diam mentransfer sejumlah besar uang untuk biaya kerusakan restoran).
“Solusinya sederhana,” kata Aris, menunjuk Siska dan Dika. “Dika, kau harus belajar tidak panik. Siska, kau harus menggunakan liontinmu untuk menyaring emosi eksternal.”
Nenek Kinetik menyahut. “Siska, Cucu. Gunakan kekuatanmu hanya untuk memperindah cinta, bukan memperkeruh drama.”
Lina memandang Aris. “Kamu Direktur Taktis yang hebat. Aku bangga padamu.”
Aris menyeringai, memeluk Lina. “Aku harus menjaga hubungan Dika agar aku tidak lagi diserang oleh Proyeksi Kemarahan-mu, Ratu Kinetik.”
“Hukumanmu: Kencan Ganda yang baru, tapi di rumah saja, dan hanya diizinkan minum air putih,” kata Lina.
Aris mengangguk. Mereka berdua tahu, bahwa setiap bab baru dalam hidup mereka akan selalu diwarnai oleh tantangan, kesemrawutan, dan cinta yang konyol dari Kontrak Hati mereka.