"Perawan tua' itulah hinaan yang selalu Alya terima dari tetangga bahkan dari keluarganya dikarenakan usianya yang sudah 32 tahun dan Alya masih belum menikah. Merasa lelah dengan semua hinaan yang diterima, Alya memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan pergi ke Makkah, Alya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodohnya.
Ketika Alya tengah berada di Masjidil Haram, Ibu-ibu datang menghampirinya dan mengatakan ingin memperkenalkan anaknya pada Alya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Alya akan menerima tawaran Ibu-ibu tersebut?
Siapakah pria yang akan dikenalkan pada Alya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Karena terlalu larut dalam perasaan nyaman, Alya sampai terharu dan tanpa sadar ia meneteskan air mata. Umi Fatimah yang melihatnya pun terkejut, "Loh sayang, kok nangis? Umi salah ngomong ya, maafin Umi sayang, Umi gak tau," ucap Umi Fatimah.
"Umi gak salah, Alya cuma tiba-tiba keinget Ayah aja, duli Alya juga sering ngobrol dan curhat sama Ayah," ucap Alya.
Umi Fatimah pun mengeratkan pelukannya pada sang menantu, Umi Fatimah berusaha untuk menenangkan Alya.
"Yang sabar ya sayang, insyaallah Ayah kamu sudah bahagia di surga," ucap Umi Fatimah.
"Amin," jawab Alya.
"Udah malam ini, kita tidur ya," ucap Umi Fatimah dan diangguki Alya.
Jam 3 subuh, Rayhan baru pulang. Seharusnya Rayhan pulang jam 11 malam, namun karena beberapa kendala seperti macet dan ban mobil yang bocor harus membuat perjalanan pulang lebih lama.
Rayhan sebelumnya dikabari Abi Zaky untuk tidur di kamar tamu karena Alya yang tidur bersama Umi Fatimah, ketika Rayhan hendak ke kamar untuk mengambil pakaian ganti, tiba-tiba Umi Fatimah keluar dari kamar Rayhan.
"Kamu baru pulang?" tanya Umi Fatimah.
"Iya, Umi. Tadi ada beberapa masalah soalnya," ucap Rayhan dengan menyalami Umi Fatimah.
"Yasudah, kamu ke kamar istirahat, istri kamu masih tidur," ucap Umi Fatimah.
"Iya, Umi," jawab Rayhan.
Setelah itu, Rayhan pun masuk kedalam kamar dan begitu ia masuk kedalam kamar, ia melihat sang istri yang terlelap, wajahnya tampak damai dan menenangkan bagi Rayhan.
Rayhan memilih untuk membersihkan tubuhnya karena seharian ia sibuk dengan beberapa urusan hingga membuatnya begitu lelah.
Disisi lain, Alya yang mendengar gemericik air di kamar mandi pun terkejut hingga membuat tidurnya terganggu, Alya melihat kesampingnya dan tidak ada Umi Fatimah.
"Apa Umi yang ada didalam ya, tapi kok kayak lagi mandi," gumam Alya lalu ia melihat tas yang Rayhan diatas meja.
"Loh, itukan tasnya Mas Rayhan, apa Mas Rayhan udah pulang ya," gumam Alya.
Tak lama setelah itu, Rayhan pun keluar dengan pakaian menggunakan kaos putih polos dan sarung. "Mas baru pulang atau gimana?" tanya Alya dan menghampiri Rayhan lalu menyalami sang suami.
"Mas baru pulang, tadi jalanan macet parah terus ban mobil juga bocor dan nyari tukang tambal ban susah, makanya Mas pulangnya telat," ucap Rayhan.
"Mas pasti capek, Mas istirahat dulu atau Mas mau lanjut tahajud?" tanya Alya.
"Mas makan dulu aja, habis itu tahajud. Dari siang kemarin Mas belum makan soalnya," ucap Rayhan.
"Mas disini aja biar Alya ambilin ya," ucap Alya.
"Gak usah, Mas ambil sendiri aja. Kamu lanjut istirahat," ucap Rayhan.
"Tapi...," ucapan Alya terhenti karena Rayhan.
"Gak ada tapi-tapian, kamu istirahat lagi," ucap Rayhan.
"Iya," jawab Alya.
Alya pun kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan Rayhan keluar untuk mengambil makanan, Rayhan memilih membawa makanannya ke kamar dan memakan didalam kamar.
Alya yang sudah tidak bisa tidur itupun memilih bangun dan duduk disamping Rayhan yang makan di sofa. "Kenapa? gak bisa tidur lagi?" tanya Rayhan.
"Iya, aku gak bisa tidur lagi," ucap Alya.
"Mau makan?" tawar Rayhan.
"Udah kenyang, aku nemenin Mas aja," ucap Alya.
Beberapa saat kemudian, Rayhan pun selesai menghabiskan makanannya, "Sini, biar aku yang bawa piringnya kebawah," ucap Alya.
"Gak usah, biar aku aja," ucap Rayhan.
"Gak usah Mas, Mas lanjut salat tahajud aja," ucap Alya lalu mengambi piring Rayhan dan membawanya keluar dari kamar.
Setelah salat subuh, Rayhan memutuskan untuk beristirahat karena tubuhnya terlalu lelah, ditambah hari ini libur sehingga Rayhan bisa bebas untuk beristirahat.
Sedangkan, Alya sibuk dengan kegiatan barunya yaitu mengajak jalan-jalan Dea, hanya mengelilingi pondok saja, tidak sampai keluar pondok karena Alya yang tidak tau.
Alya hanya berdua beraama Dea karena sejak tadi, Rafqi rewel karena sakit. "Lihat sayang, itu ada pohon mangga, banyak ya bunganya sebentar lagi pohonnya bakal berbuah itu," ucap Alya.
Dea yang masih belum mengerti apa-apa hanya tertawa, entah apa yang ia tertawakan. "Padahal Dea belum mandi, tapi wangi banget sih Aunty suka wanginya," ucap Alya.
"Maaf ya Mbak udah ngerepotin Mbak Alya," ucap Zahira.
"Gapapa, Mbak gak ngerasa di repotkan kok, Rafqi udah mendingan?" tanya Alya.
"Rafqi udah sama Abinya, jadi gak rewel," ucap Zahira.
"Kok bisa gak rewel pas sama Abinya," ucap Alya yang tidak habis pikir dengan Rafqi.
"Memang gitu Mbak, Rafqi itu anak Abinya. Kalau rewel dikit atau ada apa-apa gitu pasti yang dicari pertama kali itu Abinya. Dea juga sih Mbak, kalau rewel gitu, nanti Zahira kasih ke Abinya pasti langsung diem," ucap Zahira.
"Kok bisa gitu ya?" tanya Alya.
"Zahira juga gak paham Mbak, tapi kadang Zahira juga senang soalnya kalau lagi rewel anak-anak kan maunya di Abinya, jadi Zahira gak repot dan bisa istirahat walaupun sebentar," ucap Zahira.
"Kamu ini ada-ada aja," ucap Alya.
"Bang Rayhan udah pulang, Mbak?' tanya Zahira.
"Iya, Mas Rayhan udah pulang, lagi istirahat soalnya katanya capek banget terus mumpung hari ini libur, jadi mau istirahat aja," ucap Alya.
"Nanti Zahira mau ke alun-alun Magelang, Mbak Alya mau ikut?" tanya Zahira.
"Gak tau, Mbak harus izin Mas Rayhan," ucap Alya.
"Kalau gitu Mbak Alya izin dulu aja, Zahira berangkatnya nanti setelah salat zuhur," ucap Zahira.
"Iya, nanti setelah Mbak izin, Mbak kabarin kamu," ucap Alya.
"Iya, Mbak," jawab Zahira.
Setelah mengobrol dengan Zahira, Alya kembali ke kamar untuk melihat apakah Rayhan sudah bangun atau belum karena jam sudah pukul 8 pagi.
Begitu Alya masuk kedalam kamar, ternyata Rayhan masih terlelap. Alya mendekati sang suami dan menatap wajah tampan yang sudah sah dan halal untuknya itu.
'Masyaallah, kok bisa ganteng gini ya. Wajar sih kalau banyak yang mengejar Mas Rayhan,' batin Alya.
Ditengah kegiatannya yang memandangi wajah Rayhan, tiba-tiba saja Alya dikejutkan dengan Rayhan yang membuka matanya dan menarik tangan Alya hingga berada disamping Rayhan.
"Mas, lepas dulu," ucap Alya.
"Gak mau, aku mau kayak gini," ucap Rayhan dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Mas udah bangun dari tadi?" tanya Alya.
"Baru, pas baru naik ke ranjang," ucap Rayhan.
"Berarti aku udah ganggu tidurnya Mas Rayhan dong, maaf ya Mas," ucap Alya.
"Iya, gapapa. Lagipula sekarang memang waktunya Mas bangun, lihat udah jam 8, harusnya setelah salat subuh itu gak boleh tidur, tapi Mas ngantuk dan butuh istirahat sebentar dan sekarang udah lebih segar," ucap Rayhan.
.
.
.
Bersambung.....
semangat Alya
Rayhan demi persturan tega bngt istrinya d hukum
Lanjut Ka
lajut ka