Fiona Amartha Dawson, hidup berdua dengan kakak perempuan seibu di sebuah kota provinsi pulau Sumatera yaitu kota Jambi.
Jemima Amelia Putri sang kakak adalah seorang ibu tunggal yang bercerai dengan suaminya yang tukang judi dan suka melakukan kekerasan jika sedang marah.
Fiona terpaksa menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal secara mendadak karena suatu insiden guna menyelamatkan harga dirinya sebagai seorang perempuan lajang.
AKBP Laksamana Zion Nugraha tidak menyangka akan menikahi gadis gemoy yang tidak ia kenal karena ketidakadilan yang dialami gadis itu. Niatnya untuk liburan dikampung kakak iparnya menjadi melenceng dengan menjadi seorang suami dalam sekejap.
Bagaimana reaksi Fiona saat mengetahui jika suami yang ia kira laki-laki biasa ternyata adalah seorang kapolres muda di kota Medan?
Akankah ia bisa berbaur pada kehidupan baru dikalangan ibu-ibu anggota bhayangkari bawahan suaminya dengan tubuhnya yang gemoy itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita masa lalu
Zion yang peka, langsung cepat berdiri dan menuangkan air putih lalu menyodorkan ke mulut Fiona membantunya untuk minum.
"Terimakasih Mas suami!" ucap Fiona pelan dengan gerakan mulutnya.
Zion mengangguk kecil kemudian kembali ke kursinya yang ada disamping kanan Fiona.
"Banyak kabar yang berhembus kalau Mommy dan Daddy meninggal bukan karena dirampok, ada yang mengatakan jika mereka berdua terjebak badai dipadang pasir sehingga keduanya terserap pasir hidup, bahkan ada yang mengatakan mereka berdua menjadi korban kelompok pemberontak di pinggiran negara itu yang kebetulan ada konflik kecil disana. Namun dari semua kabar simpang siur itu, tidak ada yang bisa aku percayai karena hingga sekarang jasad keduanya tidak pernah ditemukan. Seorang diri di negara orang meskipun tempat kelahiran ku, membuat aku berusaha keras menjaga dan mempertahankan aset-aset yang dimiliki Daddy selama pernikahannya dengan Mommy. Dengan bantuan kenalan lama Daddy, aku menghilang dan menjual semua aset-aset tersebut tanpa sepengetahuan siapapun termasuk keluarga angkat Daddy. Seorang diri bertahan hidup selama hampir tiga tahun membuat aku semakin mengenal karakter orang-orang yang aku temui. Selama tiga tahun itu ditambah dua tahun sebelum aku kembali ke Indonesia aku bekerja pada seseorang yang selalu memakai kulit palsu guna menutupi cacat pada sebelah wajahnya akibat air keras. Orang itu menyembunyikan wajah cacatnya dibalik kulit palsu agar tidak menakuti orang-orang yang melihatnya, dan itu salah satu alasan kuat orang itu untuk tetap melajang hingga berusia lima tahun lebih muda dari Pakde Dody, " lanjut Fiona meneruskan cerita masa lalunya yang pedih.
"Lalu, Kenapa Nyonya Madam mau mengundurkan diri tiga tahun lalu dan kenapa tidak tetap bekerja bersama orang itu?" tanya Satria penasaran.
"Kak Jeje alasannya, tapi itu hanya alasan dibalik alasan yang sesungguhnya! Pekerjaan itu mempunyai resiko yang besar dan aku tidak mau kehilangan lagi orang-orang yang aku sayang. Kakakku mendapatkan kekerasan dari suaminya hingga ia pernah dirawat dirumah sakit karena tulang rusuknya patah. Aku langsung pergi dari negara itu dan pertama kali datang ke Indonesia tepatnya di tanah kelahiran Mommy. Aku membantu kakakku bercerai dengan laki-laki tak berguna itu dan tinggal disana hingga menikah dengan Komandan kalian," jawab Fiona sambil menatap Zion dengan tersenyum lembut.
"Kalau begitu, apa pendapat Nyonya Madam pada orang yang terkena tumpahan sop panas waktu itu? Apa ada sesuatu selain ia menggunakan kulit palsu?" tanya Bima membuka suaranya.
"Apakah kalian berdua mendengar pria itu bicara saat menawarkan akan mengobatinya?" tanya Fiona balik seraya menatap Bima dan Satria bergantian.
"Tidak, Nyonya Madam! Pria yang mengaku sebagai saudaranya yang bicara cepat seakan-akan tidak mau pria itu membuka mulutnya yang mungkin terkena sariawan," jawab Satria mendengkus kesal saat ingat kekesalannya waktu itu.
"Pendapat ku mengatakan jika orang itu adalah orang asing, bukan warga asli pribumi. Alasannya satu, saat terkena tumpahan panas dan saat itu hanya aku dengan pria itu yang disana, ia menjawab pertanyaan ku dengan bahasa Indonesia yang belepotan dan kaku, kedua karena tinggi badannya berbeda dengan pria pribumi lainnya, ketiga aku melihat sebuah tatto kecil di pergelangan dalam tangannya dengan gambar bulan bintang dua saat pria itu tidak menyadari mengangkat tangannya. Meskipun tatto itu sangat kecil, tetapi mataku tidak bisa berbohong karena penglihatan ku sangat tajam. Jika ia bukan orang asing, ia pasti orang yang berwajah cacat karena memakai kulit palsu itu," kata Fiona menjawab pertanyaan Bima.
"Jika benar ia orang asing, pasti ia adalah imigran ilegal dan ia sengaja memakai kulit palsu wajah Indonesia agar tidak dicurigai," celetuk Satria.
"Bisa saja, atau lebih bahayanya jika ia adalah buronan yang kabur dan memilih menggunakan wajah dan kulit palsu agar tidak ada yang mengenalinya sehingga ia bebas mau kemanapun," sahut Fiona yang langsung membuat ekspresi wajah Zion langsung berubah.
"Itu bisa jadi dugaan yang kuat! Saat ini beberapa negara sedang mencari buronan yang kabur dan kemungkinan besar mengarah ke negara kita! Besok aku akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini! Kalian berdua harus bisa merahasiakan pembicaraan kita makan ini dan jangan sampai tersebar keluar. Sayang, apakah ada kemungkinan pria ini mendiami daerah tertentu dengan tujuan yang lain?" ucap Zion memperingatkan kedua ajudannya sambil bertanya kembali pada sang istri.
"Bisa jadi Mas, tapi balik lagi dengan melakukan penyelidikan secara besar-besaran dan tersembunyi. Bukan tidak mungkin jika memang ia seorang buronan yang kabur, ia pasti tidak bisa bertindak sendiri tanpa ada seseorang yang menemaninya. Jika Mas mau menyelidiki masalah ini, mulailah dengan pria yang mengaku saudaranya saat itu," jawab Fiona seraya mengangguk kecil.
"Kalau gitu, orang itu sudah menjadi kaki tangannya dong, Nyonya Madam?" tanya Satria menduga-duga.
"Tidak bisa dipastikan! Semuanya harus diselidiki dengan betul dan sangat hati-hati. Bukan tidak mungkin orang itu dikelabui sehingga ia tidak tahu jika apa yang ia lakukan adalah tindakan kejahatan dengan menampung buronan yang kabur, atau ia sudah tahu dan saling bekerjasama untuk tujuan tertentu. Yang pasti selidiki secara diam-diam karena jika ia didukung oleh seseorang, pasti orang itu punya kekuatan kekuasaan yang tinggi," jawab Fiona lagi yang membuat ketiga pria dihadapannya menatapnya dengan rasa kagum.
Zion tiba-tiba kesal melihat kedua ajudannya menatap Fiona dengan penuh kekaguman.
"Aku colok mata kalian berdua jika menatap istriku lebih dari lima menit!" tegur Zion menatap tajam keduanya.
"Kejam," sungut Satria kesal dan bersama Bima memalingkan mukanya.
Fiona tersenyum kecil melihat wajah datar dan dingin suaminya saat cemburu. Zion menoleh saat menyadari jika ia ditatap oleh sang istri lalu memberikan senyuman manis yang membuat wajah Satria dan Bima semakin masam.
"Komandan, tolong kondisikan bucin nya didepan dua jomlo seperti kami!" tegur Satria dengan nada kesal.
"Bodo, pergi sana!" sahut Zion dengan kejam mengusir mereka berdua dari tempat itu.
Satria misuh-misuh dengan tetap bangkit bersama Bima menuju luar villa untuk bersantai sejenak.
Zion mengambil tangan Fiona lalu menciumnya dengan lembut.
"Sayang, Mas gak nyangka jika hidupmu dulu begitu berat kehilangan kedua orang tua diusia yang sangat muda. Kamu memang perempuan hebat yang tangguh, dan perempuan itu adalah istriku!" ucap Zion dengan menatap Fiona dengan cinta yang meluber-luber.
"Kita sama-sama punya kisah hidup yang tidak mudah, Mas! Tidak mudah untuk menjalaninya, tetapi dengan kenangan mereka yang tersimpan di hatiku, aku menjalaninya dengan ikhlas meskipun hatiku masih yakin jika mereka berdua masih hidup dan entah ada dimana," sahut Fiona dengan tersenyum bahagia karena dicintai oleh laki-laki luar biasa seperti suaminya.
Bersambung...