NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Dokter Tampan

Terjerat Pesona Dokter Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Asmara / Romansa
Popularitas:35.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Mencintai pria dewasa yang umurnya jauh lebih matang sama sekali tidak terbesit pada diri Rania. Apalagi memikirkannya, semua tidak ada dalam daftar list kriterianya. Namun, semua berubah haluan saat pertemuan demi pertemuan yang cukup menyebalkan menjadikannya candu dan saling mengharapkan.

Rania Isyana mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani jenjang profesi, terjebak cinta yang rumit dengan dokter pembimbingnya. Rayyan Akfarazel Wirawan.

Perjalanan mereka dimulai dari insiden yang tidak sengaja menimpa mobil mereka berdua, dan berujung tinggal bersama. Hingga suatu hari sebuah kejadian melampaui batas keduanya. Membuat keduanya tersesat, akankah mereka menemukan jalan cintanya untuk pulang? Atau memilih pergi mengakhiri kenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22

"Ra, kamu lucu banget sih, sampai pucet gitu," goda Rayyan mengulum senyum. Semenjak ketemu gadis itu, ia seperti menemukan jiwa muda dan semangatnya kembali. Ternyata menggodanya menjadi booster tersendiri untuk jiwanya yang tengah galau merana.

Rayyan membuka pintu kamar mandi sedikit, menemukan asisten rumah tangganya hampir rampung mengemas kamar.

"Mbok, keluar sebentar ya, aku mau ganti, atau beresinnya nanti saja," pinta Rayyan mengusir sopan.

Mbok Ijah lekas mengerti, perempuan yang tak lagi muda itu bergegas keluar kamar dan menyiapkan sarapan yang ia bawa dari rumah Bu Wira. Mbok Ijah itu pembantu orang tuanya Rayyan juga yang akan berkunjung di hari-hari tertentu untuk membersihkan rumah anak majikannya itu.

"Keluar Ra, udah aman, cepetan mandi, kita sarapan di jalan saja atau kalau nggak bawa bekal nanti," ucapnya sembari mengenakan pakaiannya sendiri.

Rania bergegas keluar dari ruang yang memenjara dirinya beberapa menit itu. Gadis itu keluar dengan cepat, dan langsung menuju kamarnya. Mandi kilat, dan segera mengenakan pakaiannya.

"Ra, udah?" tanya Rayyan yang sudah menunggu di depan pintu kamar. "Ayo berangkat!"

Rania bergeming, ia masih malu dan bingung sebenarnya dengan kejadian yang tadi, tetapi sepertinya Dokter Rayyan yang rada-rada itu sudah melupakannya atau bersikap biasa saja. Membuat gadis itu pun, harus tebal muka dan bersikap cuek, layaknya tidak terjadi hal yang tidak enak dikenang.

"Lho, Den Rayyan? Nggak sendirian to ternyata," tegur Mbok Ijah kebetulan melewatinya.

"Iya Mbok, Rayyan berangkat dulu ya," ujar pria itu sembari menyambar bekal yang sengaja dibuatkan untuknya dari mama.

"Makasih ya Mbok, tolong bilangin ke mama," ucap pria itu sembari menarik tangan Rania untuk cepat memasuki mobil, sementara Mbok Ijah senyam-senyum penuh arti melihat majikannya punya pacar baru.

Mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Mobil melaju dengan kecepatan sedang.

"Ra, tolong itu bekalnya dibuka, terus dimakan, itu buatan mama yang selalu dibawakan Mbok Ijah setiap kali datang, kamu makan cepat kok malah bengong, kamu nggak bakal sempat sarapan," titah Rayyan melirik bekal yang sengaja ditaruh di foldable car cup holder.

Pria itu tahu betul suka dukanya anak koas jika sudah di rumah sakit, yang kadang tidak sempat makan karena banyaknya pasien, berasa dikejar-kejar deadline kesehariannya.

Rania mengeryit, serasa aneh saja ternyata Dokter Rayyan yang tampan, rupawan, dan mesumnya nggak ketulungan itu anak mami yang masih sangat diperhatikan, wow sekali, bahkan dirinya saja tidak ingat kapan mama Inggit memberinya bekal, mungkin pas taman kanak-kanak. Perempuan itu pun mengulum senyum, berasa lucu dan tidak menyangka. Dengan sedikit meragu, gadis itu mengambilnya dan membukanya. Ingat betul susahnya menyela untuk waktu istirahat, apalagi pas pasien lagi banyak-banyaknya. Gadis itu makan di mobil, Rayyan meliriknya dengan senyuman.

"Habisin dulu, Ra, masih ada waktu," ujar Rayyan setia menunggu. Mereka sudah berada di parkiran rumah sakit.

"Dokter jadi nggak makan dong, padahal ini ibunya Dokter pasti udah niat banget masakin buat Dokter."

Nggak pa-pa Ra, mama pasti seneng yang makan calon mantunya. Hehe, edisi oleng. Com.

"Boleh nyicip nggak Ra, enak kayaknya," ujar pria itu membuka mulutnya.

Rania menatapnya ragu, namun dengan tindakan pasti akhirnya tangan itu terulur untuk menyuapi pria itu. Tentu saja Rayyan mengunyah penuh semangat.

"Kamu juga dong, makannya cepetan dikit, nanti bisa telat." Pria itu mengambil sendok dari tangan Rania lalu menyuapinya tanpa ragu. Jadilah tanpa sadar mereka saling menyuap, membuat batin pria itu berjingkrak senang.

"Aku kenyang Dok," tolaknya saat Rayyan hendak menyuap entah yang ke berapa.

"Ya sudah, biar aku habisin dulu," jawab Rayyan menghabiskan sisa makan mereka.

"Makasih Dok, saya duluan ya." Rania mengangguk sopan. Rayyan membalas dengan senyuman.

Gadis berparas ayu itu langsung menuju ke poly obgyn. Seperti biasa mengisi daftar kehadiran. Tepat pukul tujuh mengikuti apel pagi rutin sebelum memulai kegiatan. Barulah sekitar jam sembilan poly terlihat ramai.

Menjalani koas harus siap tenaga dan mental kuat, karena harus siap presentasi dadakan oleh konsulen. Banyak koas yang pasti menghadapi hal ini tentunya. Seperti Rania harus terpaksa mengerjakan tugas referat yang kadang sampai larut malam hanya karena mempersiapkan kalau-kalau besok paginya disuruh presentasi dadakan.

Gadis itu merasa lelah karena berdiri terlalu lama, satu koas mengikuti satu konsulen karena kebetulan dokternya banyak. Hingga pukul dua siang ia merasa lelah luar biasa. Lelah membantu menangani pasien gawat darurat, sampai lelah dicecar pertanyaan-pertanyaan yang cukup banyak, sampai di mana Rania tidak bisa menjawab dan dijadikan PR untuknya.

"Belajar lagi ya Dek!" pesan dokter masih terngiang-ngiang hingga menjelang istirahat sore ini.

Baru saja gadis itu menghela napas lega, vibrasi handphonenya memekik mengusik atensinya. Nama dokter tampan terpampang di layar ponselnya, dengan sedikit tidak minat, gadis itu menggeser tombol hijau lalu mendekatkan benda kesayangan sejuta umat itu ke telinganya.

"Ke ruangan aku, Ra, aku tunggu nggak pakai lama!" telepon dimatikan sepihak tanpa gadis itu berbicara.

1
Yenny Yasmin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
altanum
suka banget hepi endingnya.alurnya dikemas apik dan mengalir.banyak istilah kedokteran.authornya te o pe begete....
sukses selalu thor
Alifah Azzahra💙💙
Itu pasti dari Mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Wah kayaknya ada yang kepergok nih🤭
Alifah Azzahra💙💙
Mau banget mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Selamat berjuang pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Dasar Pak Dokter yang modus tuh Ran🤣🤭
Alifah Azzahra💙💙
Palingan itu jga modus pak Dokter Rania🥰 padahalkan dia nya sudah bangun
Alifah Azzahra💙💙
Bikin ngakak Thor 🥰
Alifah Azzahra💙💙
Modus tuh pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Hadir yah Thor 🥰
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
perasaan di bab 89 nama ponakannya zara disini ganti jd shaila 🤣
Irmaulidyah Wahyu Utami
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
berasa lagi berantem sm pacarnya ya mas dokter 🤣
Aflida Enriana Shari Rahmita
selesaii dah Kak Asri Faris membaca kembali novel ini....untuk kesekian kalinya .......🥰🥰🥰🥰🥰 luarrrrr biasaaaa...... pasangan dokter 2R.......... Smoga di waktu mendatang akan hadir lagi karya Kaka juga masih di dunia kedokteran........... yang tak kalah bagusnya dengan TERJERAT PESONA DOKTER TAMPAN......💗💗💗💗💗
wanti astuti
Pasti yg ngirim si Domes tuh🤭
Winayansi Wina
baru aja mampir dri cerita sebelah
Alpariji Alpi
baca yg ke 2x
Anita
Luar biasa
Liana Wati
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!