NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:584
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 13

Keesokan harinya Amara berangkat pagi sengaja ingin menunggu kedatangan Mars di kampus. Amara dengan perasaan yang tak menentu menunggu Mars datang, sampai ia melihat Mars keluar dari sebuah mobil mercy hitam.

Amara bangkit dari duduknya dan menunggu Mars sampai berada di dekatnya. Amara menarik nafas dalam, karena pagi ini Mars bersama dengan seorang gadis yang berbeda lagi.

"Mars...." panggil Amara, karena Mars seolah tidak melihat atau memang sengaja tidak menghiraukan keberadaan Amara.

Mars menoleh dan berhenti, Amara pun segera lebih mendekat lagi.

"Bisa kita bicara?" ucap Amara masih nada pelan, walau dadanya panas, entah karena cemburu atau Amara yang takut menyampaikan niatnya.

"Apa ada yang penting sampai kamu ingin mengajakku bicara Amara." jawab Mars pelan namun tegas dengan menatap mata Amara yang sedang beradu menatapnya, namun kemudian melihat gadis di sebelah Mars yang juga ikut melihatnya, namun Amara menatap gadis itu dengan tatapan tajam.

"Kamu bisa duluan." ucap Mars dengan senyuman pada gadis itu, sama halnya senyuman itu sering Mars berikan untuk Amara. Gadis itu pun dengan senyuman berlahan meninggalkan Mars, walau sesekali ia menoleh lagi kebelakang penasaran dengan apa yang akan di bicarakan Amara. Amara masih saja menatap gadis itu dan memastikan jika gadis itu telah jauh dari hadapannya.

"E.... Ada apa Amara? Biasanya kamu yang selalu kabur dan lari dariku, ada apa Amara?" tanya Mars memulai percakapan.

"Mars.... Bisakah biaya cicilan kerusakan mobilmu di turunkan." pinta Amara dengan hati hati.

"Ho...ho. Ternyata kamu begitu perduli dengan kekasih barumu. Hanya untuk membayar biaya kerusakan saja masih minta di turunkan, lalu bagaimana dia akan menghidupi kamu nantinya Amara." jawab Mars dengan nada meremehkan.

"Dua puluh lima juta, di angsur dua puluh lima kali dan kamu masih memohon untuk di turunkan?" lanjut Mars sambil mendekati Amara lebih dekat lagi membuat Amara gemetar dan gugup. Bagaimana pun sebenarnya Amara masih mencintai Mars, dan jika berdekatan hatinya masih merasakan debaran, dan ia bisa merasakan kembali aroma parfum Mars yang dulu, dan selama ini ia rindukan.

"Bagaimana jika kamu membayarnya dengan satu malam denganku, untuk membantu kekasihmu Amara." tambah Mars dengan menyibakkan rambut Amara. Semula Amara menghirup parfum Mars dan meresapi, namun begitu ia mendengar mulut Mars yang pelan tapi tajam membuat Amara terkejut.

Seketika Amara mendorong dada Mars sekuat tenaga agar menjauh dari dirinya. Ia begitu tidak menyangka jika Mars akan menghina dirinya begitu rendahnya.

"Apa maksudmu?? Tidak hanya diriku yang malu mendengar, kamu seharusnya malu dengan apa yang kamu ucapkan Mars." kata Amara dengan penuh emosi dan nada tinggi. Tanpa sepatah kata pun lagi Amara pergi, tanpa ada niatan untuk melanjutkan ucapan lagi dengan Mars.

"Amara.!!" panggil Mars dengan mencekal lengan Amara dan langsung di kebaskan oleh Amara dengan keras sehingga tangan Mars pun lepas, bahkan Mars terkejut dengan sifat kasar Amara, wanita yang tadinya lembut, bisa berubah buas seketika.

"Jangan pernah menyentuhku lagi.!! Aku sangat menyesal sudah membawamu masuk dalam hidupku." ucap Amara dengan satu telunjuk menunjuk kearah Mars, menandakan jika ia kecewa, marah dan juga benci pada Mars saat ini.

Sedangkan Mars mengusap wajahnya, ia juga marah karena Amara begitu perduli dengan kekasihnya, bahkan ia mau menemuinya memintakan keringan pada Mars.

Amara sendiri berjalan cepat menuju kamar mandi, ia membasuh wajahnya di depan cermin panjang. Terlintas kembali ucapan Mars yang mengajaknya one night stand.

"Bagaimana jika kamu membayarnya dengan satu malam denganku Amara."

Suara itu masih terngiang jelas di telinga Amara, air matanya kembali jatuh, mendengar Mars yang menganggap Amara sama dengan gadis gadis yang mengelilingi hidupnya. Amara kembali membasuh wajahnya berkali kali supaya ia bisa sadar jika ia telah jatuh cinta pada pria yang salah.

Pelajaran telah usai, Amara memutuskan untuk segera pulang. Terlihat di depan pintu keluar ada Mars, Bara, dan juga Clara sedang duduk bertiga, kali ini mereka kembali bertiga tanpa ada gadis yang menemani Mars. Amara menarik dalam kemudian melanjutkan langkahnya untuk berpapasan dengan Mars, karena itu adalah satu satunya akses pintu utama untuk keluar gedung. Amara memilih tidak menoleh apalagi melihat Mars, namun Mars terus menatap Amara kali ini. Dari tatapan mata Mars sebenarnya menaruh rasa menyesal telah berucap seperti tadi pagi, namun bibirnya kelu untuk mengatakan maaf, terlebih itu semua karena salah Amara yang lebih memohon keringanan demi ke kasihnya.

"Mars... Bukankah itu Amara." ucap Clara memancing, dan Mars hanya diam tanpa menjawab satu patah kata pun.

"Hai Amara." sapa Clara memancing Mars apakah masih ada hubungan diantara mereka.

Ternyata sama halnya dengan Mars, Amara sama kompaknya tidak menjawab sapaan dari Clara seolah tidak mendengar Clara sedang menyapanya.

"Sombong sekali." gerutu Clara tidak terima, karena banyak mahasiswa yang begitu ingin bergabung dengan mereka, namun Amara justru mengacuhkan mereka.

Mars, Bara, dan Clara memutuskan untuk pergi ke coffe shop langganan mereka, karena memang setiap akhir pekan mereka pasti pergi ke sana untuk melepaskan sedikit beban dengan bersantai di sana sejenak.

Ketika mereka memutuskan untuk pulang, Mars bukannya melajukan mobilnya kearah rumah, melainkan menuju sebuah apartemen megah. Entah angin apa yang membuat Mars melajukan mobilnya ke sana, karena di sepanjang perjalanan Mars hanya melamun namun ia dengan sendirinya menepikan mobilnya di dekat bangunan apartemen itu. Ia melihat bangunan menjulang tinggi, dengan tatapan kosong.

Setelah agak lama berhenti Mars hendak menyalakan mobilnya namun ia melihat seorang gadis keluar dari taxi. Semula ia tidak terlalu memperhatikan, namun begitu ia mengenali perawakan tubuh gadis itu Mars kembali mematikan mobilnya dan membuka sabuk pengaman mobil.

Mars keluar dari mobil dan sedikit berlari kecil mendekati gadis itu agar tidak segera pergi.

"Rebbeca....." panggil Mars memastikan gadis yang di lihatnya adalah Rebbeca.

"Mars...." jawab Rebbeca setelah menoleh dan terdiam sejenak memikirkan siapa gerangan yang memanggilnya, karena mereka sudah sangat lama tidak bertemu satu sama lain.

Setelah berpelukan dan bersay helo Rebbeca mengajak Mars untuk naik ke lantai atas tempat ia tinggal. Semula Mars menolak karena enggan bertemu dengan Maria ibu tiri Rebbeca. Namun Rebbeca yang tahu jika Mars dan keluarganya tidak menyukai Maria pun memberi tahu jika Maria sedang di Paris bersama ayahnya. Sedang dirinya memilih untuk kembali ke Indonesia sejenak, karena ada beberapa surat surat yang harus ia ambil untuk kuliah di sana.

Melihat pesan yang Amara buka baru saja membuatnya segera bergegas untuk naik ke lantai atas untuk bertemu dengan satu satunya sahabat baiknya.

Bersambung......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!