Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Rahasia Tersembunyi
Joanna Hamilton tertegun sesaat ketika mengetahui identitas wanita penjual kedai terungkap.
Seharusnya pertemuan diantara anggota organisasi lebih rahasia dan dilakukan dalam lingkup ruangan transmisi paralel yang bersifat pribadi.
Wanita dengan kain penutup di kepalanya berjalan menghampiri Joanna.
"Nama ku Diandra Smith, anggota 78 dari anggota mata-mata Organisasi pengendalian siluman pusat...", ucapnya sembari mengulurkan salah satu tangannya ke arah Joanna.
"Joanna...", sahut Joanna dengan membalas uluran tangan Diandra Smith.
"Maaf, jika sambutan ku tadi kurang mengenakkan hati", ucap Diandra Smith.
"Tidak apa-apa, bukan salah mu jika harus bersikap demikian dan aku hanya merasa heran", lanjut Joanna.
"Tentu saja penyamaran ku harus rapi tapi tetap saja terlihat aneh oleh mu", kata Diandra.
"Apakah kamu yang membawa ku kemari ?", tanya Joanna.
"Melalui transmisi paralel, iya !", sahut Diandra.
"Jadi kita bukan berada di dunia nyata sekarang ini...", kata Joanna.
Joanna memperhatikan area sekitarnya yang terasa seperti alam nyata.
"Kita berada di antara lintasan waktu sekarang", ucapnya.
"Cukup kreatif kelihatannya, sangat keren !", sahut Joanna lalu tersenyum simpul.
"Sesuai imajinasi saja", sahut Diandra seraya membalas senyuman Joanna.
Joanna kembali memperhatikan PIN perak yang ada di genggaman tangannya.
"Bagaimana aku mengoperasikan PIN perak ini ?", tanya Joanna.
"Datanglah ke stasiun kereta di daerah Ontario melalui pintasan waktu, dalam lima menit kamu akan sampai di sana !", sahut Diandra.
"Dimana aku dapat menemukan benda untuk mengaktifkan PIN perak ini !?", ucap Joanna.
"Loker !", sahut Diandra.
"Loker !?", tanya Joanna. "Ada banyak loker di sana, dan aku akan kesulitan untuk menemukan loker yang dimaksud !?", sambungnya.
"Arahkan saja PIN perak ini ke arah loker di dekat stasiun, benda itu akan bereaksi kuat seperti memancarkan daya magnetis yang akan menarik mu ke arah loker yang kamu tuju", sahut Diandra.
"Hmm... !? Baiklah..., aku mengerti dan terimakasih...", ucap Joanna.
"Semoga perjalanan mu di tempat baru ini menyenangkan, Joanna !", sahut Diandra.
"Kau akan pergi ?", tanya Joanna.
"Ya, aku harus pergi sekarang karena aku harus segera kembali ke pusat secepatnya untuk menyampaikan laporan bahwa PIN telah aku serahkan pada mu", jawab Diandra.
"Baiklah, kalau begitu aku juga harus secepatnya pergi karena masih banyak tugas yang harus aku selesaikan", ucap Joanna.
"Berhati-hati lah, Joanna !", sahut Diandra.
"Iya, dan selamat jalan, Diandra !", kata Joanna.
"Jaga dirimu baik-baik ! Loker itu akan menunjukkan sesuatu yang penting untuk mu ! Jangan sampai orang lain mengetahui keberadaan loker rahasia itu, Joanna !", ucap Diandra.
Joanna menganggukkan kepalanya cepat dengan pandangan serius menghadap ke arah Diandra.
"Datanglah ke stasiun pada saat waktu tepat pukul tiga !", sambung Diandra.
Perlahan-lahan tubuh Diandra berubah transparan lalu menghilang dari pandangan Joanna, bersamaan itu pula kedai yang ada di tempat itu turut lenyap.
Joanna kembali berdiri sendirian di tengah-tengah jalanan yang masih sepi.
Terdengar kembali suara bel lonceng dari arah kapel berusia seratus tahun berbunyi nyaring hingga sampai di area jalan, dimana Joanna berada.
TENG... !
TENG... !
TENG... !
Suara alunan lagu bernada religius mengalun merdu dari arah kapel yang tak jauh dari tempat Joanna berdiri sekarang.
Lagu itu sangat indah, menenangkan hati serta terasa menyentuh di dalam kalbu, dan kedamaian meliputi seluruh daerah di lokasi Jalan Rideau.
Tidak terlihat lagi keberadaan kedai Roti Burger di area sekitarnya, hanya tinggal Joanna di tempat itu, seorang diri.
Joanna masih memandangi PIN perak di tangannya kemudian dia mengedarkan pandangannya ke arah tempat sepi itu.
"Sekarang saatnya menggunakan pintasan waktu untuk sampai ke stasiun kereta karena aku harus ke sana tepat jam tiga", ucap Joanna.
Joanna memutar tubuhnya untuk mencari-cari keberadaan pintasan waktu di sekitaran tempat itu.
Pandangannya teralihkan pada sebuah jam besar yang ada di dekat jalan, letaknya tepat di dekat tiang lampu jalan.
Sebuah jam besar tergantung di dekat tiang lampu, angka di jam masih menunjukkan angka setengah tiga lebih lima belas menit.
Artinya Joanna masih punya waktu lima belas menit lagi untuk datang ke stasiun kereta api, terlihat Joanna berjalan mengelilingi tempat dia berada sekarang.
"Aku masih memiliki waktu lima belas menit untuk mencari keberadaan pintasan waktu di sini", ucapnya.
Diarahkannya telapak tangannya tepat lurus ke arah depan.
"Dimana aku harus menemukan pintasan waktu itu disini ?", ucapnya.
Joanna terus mengarahkan tangannya ke area jalan di tempatnya dia berada saat ini.
Mencari letak pintasan waktu yang ada di tempat ini dengan mengerahkan kemampuan spesialnya yang tersimpan dalam dirinya.
Cukup lama bagi Joanna Hamilton untuk menemukan sesuatu yang dia cari di area lokasi Jalan Rideau.
Beberapa menit kemudian...,
Joanna menemukannya.
Tepat jam menunjukkan angka tiga pada jam besar yang tergantung di atas, dekat tiang lampu jalan.
Tubuh Joanna mulai berguncang hebat.
Merasakan keberadaan pintasan waktu yang dia cari, dan pelan-pelan tangannya bergerak cepat lalu tertarik kuat hingga kedua kakinya terangkat naik ke atas.
Tubuh Joanna ikut bergerak maju ke depan ke arah sesuatu yang tak terlihat di depan sana.
Joanna melesat kilat lalu menghilang dalam sekejap mata, dan dirinya tidak terlihat lagi di tempat itu.
BLAM... !
Saat ini Joanna berada di dalam pusaran lingkaran yang berputar-putar kuat.
Tubuhnya berguling-guling tak beraturan di dalam lingkaran hitam yang bentuknya mirip seperti lorong panjang.
BUK... ! BUK... ! BUK... !
Suara benturan keras dari tubuh Joanna terdengar kuat saat menghantam ruang yang ada di dalam pintasan waktu.
Hampir lima menit Joanna dalam keadaan berguling-gulingan di dalam lorong pintasan waktu yang menariknya masuk lebih dalam.
Tak lama kemudian, suasana di dalam lorong pintasan waktu menjadi tenang.
Joanna ikut terdiam, terbaring dengan kedua kaki lurus di atas permukaan pintasan waktu yang tidak berputar-putar lagi.
"Sepertinya keadaan mulai terkendali", bisiknya lega.
Saat keadaan di dalam pintasan waktu mulai tenang, Joanna berusaha beranjak berdiri meski hal itu tidak mudah baginya.
"Fuih... !?", gumamnya saat dia berhasil berdiri tegak. "Rupanya tugas mengejar Kruze tidaklah mudah seperti yang aku bayangkan", sambungnya.
Joanna menyeka keningnya dengan telapak tangannya lalu menoleh ke arah sekitar lorong, tempatnya dia berdiri sekarang.
"Lumayan melelahkan !", ucapnya lagi.
Joanna mulai melangkahkan kakinya untuk maju ke depan.
Mencari jalan keluar dari lorong pintasan waktu yang menuntunnya untuk sampai ke stasiun kereta yang dia tuju.
"Tapi dimana tepatnya letak stasiun kereta itu !? Bukankah banyak stasiun di kawasan Ontario !?", ucap Joanna.
Kembali Joanna berjalan menelusuri lorong di dalam pintasan waktu yang terhubung ke dimensi lain, dengan menggunakan pintasan waktu maka perjalanan Joanna akan semakin cepat untuk sampai ke tempat tujuan.
lanjut lah..
Good Job author ❤️