NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gian Peod

Flashback, 1 April 2025. Sebelum aku menikah dengan Gelio.

Setelah mengirimkan barang berupa obat-obatan kepada klien, Gian terjebak macet yang sangat panjang karena saat itu masih ada hari raya besar. Masyarakat kota terutama orang-orang yang merantau ke kota, saat itu sedang melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman mereka masing-masing.

Saat itu dia tidak sedang bersama dengan Malio. Di tengah panasnya terik matahari yang menyengat, Gian sudah hampir satu jam lebih terjebak macet di jalanan yang penuh akan kendaraan. Perutnya bernyanyi memberitahu jika tubuhnya memerlukan makanan.

Karena tidak kuat mengantri, mobil depan tidak ada yang bergerak maju. Gian memutuskan untuk membelokkan arah mobilnya menuju sebuah toko roti yang berdiri di pinggir jalan.

Saat turun dari mobil, dia melihat drama memilukan tepat di depan matanya. Seorang gadis kecil diusir oleh pegawai toko karena berpenampilan kumuh dan kotor. Mereka tidak mengijinkan nya masuk karena menganggap gadis itu sebagai pembawa sial untuk toko nya.

"Sudah kusuruh pergi, kenapa kau masih ada di sini?!" teriak salah satu pegawai toko yang meneriaki seorang gadis kecil yang malang.

Gadis hanya tertunduk diam, dia memegang perutnya yang terus berbunyi karena lapar. Si pegawai yang tidak tahan langsung menyeret si gadis kecil menjauh dari tokonya. Gadis itu menangis lalu terduduk lemas di taman dekat toko roti itu.

Gian tidak menghiraukan kejadian itu, dia masuk ke dalam toko lalu membeli beberapa roti untuk mengganjal perutnya yang juga merasa lapar.

"5 bungkus roti coklat, 3 bungkus roti selai kacang, 2 donat sedang, 1 cup vanilla milk shake dan 1 cup es cappucino," kata Gian memesan banyak.

"Silahkan pesanannya, terimakasih sudah berbelanja di toko kami!" kata para pegawai sangat ramah mengantarkan Gian keluar dari toko dengan penuh hormat.

Melihat penampilan dan pakaian yang Gian gunakan, siapapun pasti mengetahui jika Gian merupakan putra seorang pengusaha kaya. Mereka tidak melewatkan kesempatan itu untuk menarik perhatian pria kaya itu.

Setelah keluar dari toko, Gian berjalan mendekati gadis kecil yang tadi dia temui di taman dekat toko.

"Nak, apa kau mau roti?" tanya Gian sambil memperlihatkan beberapa bungkus roti lezat di tangannya.

Gadis itu tertegun menatap ke arah Gian yang tersenyum ramah kepadanya. Dia menelan ludah nya beberapa kali, beberapa potong roti manis itu membuatnya semakin merasakan lapar yang tak tertahankan.

"Kenapa kau diam? Apa kau mau? Aku akan memberikannya kepada mu," tanya Gian sekali lagi.

Gadis itu mengangguk berkali-kali sambil berharap Gian benar-benar akan memberikannya sepotong roti. Pakaian yang gadis itu gunakan sangat kotor dan berantakan.

Mungkin dia merupakan salah satu dari mereka, para gelandangan. Tapi Gian tidak memperdulikan hal itu, dia hanya merasa ingin mendekati gadis malang itu, entah apa tujuannya.

"Baik, aku akan memberikan mereka semuanya untukmu, ah tidak, aku akan memakannya satu, sisanya untukmu. Bagaimana? Kau mau? Tapi, ada syaratnya...." kata Gian sambil tersenyum.

Gadis itu diam menatap Gian dengan tatapan berharap. Gian tersenyum, lalu mengetuk-ngetuk pipi kanannya sambil menatap reaksi yang diberikan oleh gadis dihadapannya itu.

"Cium dulu disini..." kata Gian.

Si gadis merasa ragu, tapi sepertinya dia ingin melakukannya demi mendapatkan sebuah roti. Dengan cepat gadis itu mendekat lalu mendaratkan kecupan kilat di pipi Gian yang sedang berjongkok. Gian terkejut, dia tidak menyangka jika gadis itu benar-benar akan menciumnya.

"Wah, kau melakukannya! Duhh manisnya~ Ini, kuberikan kepadamu, makan lah dengan pelan, jangan buru-buru ya," Gian menepati janjinya dengan memberikan roti-roti ditangannya itu kepada si gadis kecil.

Si gadis tersenyum bahagia lalu membungkukkan tubuhnya beberapa kali sebagai ucapan terimakasih.

Gian membelai rambut gadis itu dengan lembut, mencubit pipinya yang kurus, dan terus memberikan senyuman hangat untuknya.

Tapi, Gian merasa heran karena sedari tadi gadis itu hanya terdiam dan tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun kepadanya. Apa gadis itu bisu?

Gian tidak perduli, yang penting dia sudah merasa bahagia karena sudah membantu gadis kecil itu bertahan hidup.

"Baiklah, tidak perlu merasa terbebani. Makanlah, aku akan kembali," kata Gian yang berdiri hendak meninggalkan gadis itu pulang ke rumahnya.

Namun, langkahnya terhenti saat si gadis menarik lengan nya. Gian menoleh melihat si gadis yang seperti akan mengatakan sesuatu. Dia kembali berjongkok dan mencoba memahami apa yang akan si gadis katakan kepadanya.

"Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Gian.

Dengan cepat, gadis itu mencium pipi kiri Gian lebih lama dari sebelumnya. Gian terkejut dengan apa yang gadis itu lakukan kepadanya.

"Apa yang kau lakukan?!" Gian tersentak karena saking terkejutnya.

Gadis itu tampak cemberut takut karena tanggapan yang Gian berikan tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Dia takut jika Gian marah kepadanya.

Dia kembali membungkukkan tubuhnya beberapa kali, tapi saat itu dia lakukan sebagai ucapan maaf.

"Kau..." Gian menarik tangan kecil gadis itu, karena sudah tahan dengan keimutan yang diperlihatkan bocil itu, Gian menciumnya.

Gadis itu memerah, ciuman pertamanya direbut oleh pria random yang dia temui di pinggir jalan.

"Oi kau yang disana! Apa yang kau lakukan kepada anak kecil hah?!" dua orang petugas keamanan yang sedang berkeliling terkejut melihat aksi pencabulan yang Gian lakukan kepada seorang gadis kecil yang polos.

Si kecil yang melihat dua petugas berlari ke arah mereka, langsung kabur dengan membawa roti-roti yang ada ditangannya. Gian dibiarkan tinggal sendirian dan pada akhirnya ditangkap oleh dua petugas keamanan itu.

...----------------...

1 April 2025, di kantor polisi setempat.

"Anda putra kedua Allegra benar?"

"Benar pak."

"Sebenarnya apa yang anda lakukan?! Anda melakukan pelanggaran dengan melakukan tindak pencabulan terhadap anak dibawah umur!"

"Aku tidak memaksanya, dia sendiri yang datang lalu mencium ku!"

"Anda kira saya akan percaya dengan alasan konyol anda itu? Anda pasti mengancamnya!"

"Astagaa..."

"Ini surat peringatan untuk anda, jika anda ketahuan untuk yang kedua hingga ketiga kalinya, bersiaplah untuk di panggil ke pengadilan!"

...----------------...

Kembali ke masa sekarang. 5 April 2025, saat jam makan siang.

Malio mengajak Gian makan di rumah makan pinggir jalan untuk meredakan kegalauannya.

"Bagaimana rasanya Tuan? Waktu saya masih muda, saya sangat sering mampir ke warung ini karena rasanya memang sangat legendaris! Saya merekomendasikan warung ini karena berharap Tuan Muda Gian segera melupakan nona Regina yang kini telah menjadi kakak ipar anda!" kata Malio seraya mengambilkan beberapa potong ayam ke piring Gian menggunakan sumpit.

"Eh? Hei kau anak kecil! Kemari lah!" teriak Gian tiba-tiba memanggil gadis kecil kotor yang membawa sekeranjang bunga di punggung nya.

Malio yang keheranan pun ikut melihat si gadis kecil yang dipanggil oleh tuannya itu. Si gadis yang ragu hanya terdiam menatap Gian yang terus menerus memanggilnya dengan senyuman di bibirnya.

"Hei nak! Kemari lah! Tuan Muda Gian memanggilmu!" teriak Malio yang ikut memanggil si gadis kecil.

Dengan pelan gadis itu berjalan mendekati meja Gian dan Malio yang berada di luar rumah makan. Malio melirik ke arah Gian yang dari tadi terus tersenyum menunggu si kecil datang menghampirinya.

Gian mengangkat si gadis lalu memangku nya di atas paha. Malio cukup terkejut melihat apa yang Gian lakukan kepada si kecil.

"Hey apa kau tidak mengingatku ah? Syukurlah kita bertemu lagi, apa kau tinggal di dekat sini? Hmm? Apa kau tahu, waktu itu aku hampir terkena masalah gara-gara tindakanmu itu," Gian mencolek hidung mungil gadis itu. Si gadis memerah sambil menunduk malu.

"Tu-Tuan Muda.... Anda, tidak seperti yang saya pikirkan kan?" Malio khawatir.

"Kenapa? Apa kau tidak melihat kedekatan kami?" tanya Gian yang sontak membuat Malio membeku.

"Oh tidak..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!