NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebingungan

12 April 2025, aku bangun kesiangan.

Saat cahaya matahari masuk dan menyilaukan mata ku, aku meraba-raba di kasur sebelahku.

Mencari keberadaan Gelio yang menghilang. Sambil mengucek mata, aku menguap lalu meregangkan otot tubuh.

"Gelio?" panggilku, secara samar aku melihat bayangan seseorang berada di dekat pintu kamar.

"Iya Nyonya? Anda sudah bangun?" sahutnya.

Sontak aku terkejut, ternyata bayangan itu adalah milik Mon Dain, bukan Gelio. Aku segera bangun sembari menggulung tubuh setengah telanjang ku dengan selimut. Tanpa rasa malu, Mon Dain mengangguk pelan sambil berjalan mendekat.

"Kenapa kamu ada disini?! Berani sekali kau?!" bentak ku.

"Tuan Gelio memberikan tugas kepada saya agar saya selalu mengawasi anda, dan selalu berada di dekat anda, karena siapa tahu anda ada membutuhkan bantuan saya. Jadi, saya harus selalu berada di dekat anda," jelas Mon Dain dengan tenang.

"Hah? Mengawasi ku dan selalu di dekatku? Apa maksudnya? Dan lagian, kenapa harus kamu? Dimana Gelio?" tanyaku keheranan.

"Kenapa harus saya? Karena saya adalah orang kepercayaan Tuan Gelio. Dan Tuan Gelio ada dimana? Tentu saja beliau pergi bekerja," Mon Dain menjelaskan dengan nada sedikit sombong, dan menekankan kata jika dia adalah orang kepercayaan Gelio.

"Dia bekerja? Bukankah selama ini dia hanya tiduran di rumah dan sesekali keluar untuk mendatangi klub?" tanyaku.

"Iya, itu karena Tuan Muda Gelio baru saja selesai menyelenggarakan acara pernikahan, tentu saja beliau mengambil cuti selama seminggu untuk melakukan honeymoon bukan? Sekarang jadwal cutinya sudah habis, beliau harus kembali bekerja," kata Mon Dain sambil tersenyum.

Aku merasa sangat kesal begitu melihatnya, orang kepercayaan apanya? Kerjanya saja tidak becus, aku menikah dengan Gelio gara-gara dia tidak bisa menemukan keberadaan Edward kan? Dia juga sangat sombong, tapi jika dipikir-pikir lagi, dia orangnya lumayan.

Aku berjalan ke arah pintu kamar, berdiri di pinggirnya lalu memberikan kode kepada Mon Dain menggunakan kepalaku. Aku menyuruhnya keluar dari kamar ku dengan segera.

"Keluar!"

"Tapi, saya memiliki tugas...."

"Mau mandi bareng?" tanyaku yang sontak membuat Mon Dain terdiam sejenak.

"Maafkan saya," katanya. Yang kemudian pergi meninggalkan kamarku dengan segera.

"Jika ada sesuatu, tolong segera panggil nama saya. Saya akan menunggu dibawah," lanjut Mon Dain berbicara.

"Hmm," sahutku.

Setelah dia pergi, aku segera mencari ponselku lalu menghubungi Gelio. Pria yang tidak bisa ditebak itu melakukan hal yang tak terduga lagi kali ini, aku tidak bisa mentolerir nya lagi.

"Halo Gelio?"

...----------------...

12 April 2025, di laboratorium bawah tanah klinik farmasi milik keluarga Allegra.

Gelio yang kembali bekerja, disambut hangat oleh teman-teman rekan kerjanya. Mereka kembali mengucapkan selamat karena Gelio pada akhirnya menikah juga.

Dia mulai memakai baju khusus serba tertutup seperti seorang petugas yang menangani pasien pandemi. Tidak lupa dia juga menggunakan selop tangan medis dan juga maskernya.

Melihat mesin-mesin canggih buatan ELICO Priyanka, Gelio merasa sangat takjub karena semuanya akan dimudahkan oleh benda-benda itu. Tinggal memasukkan resep, obat yang diinginkan akan bisa diproduksi dalam jumlah yang cukup besar.

"Projek A13, sudah ada sampel percobaannya nya?" tanya Gelio yang mulai terjun ke dalam.

"Profesor Sinora kemarin sempat mencobanya, tapi masih belum yakin akan takarannya. Kita harus mencari beberapa orang untuk melakukan uji coba efek obat yang baru kita kembangkan," jelas salah satu dari para apoteker yang ada disana.

Saat sedang sibuk berbincang-bincang sambil menjelaskan tentang projek baru mereka kepada Gelio yang baru selesai cuti, ponsel Gelio berdering hingga membuat semua orang menjadi diam.

"Halo Gelio?" sapa ku dari balik telepon.

"Pagi sayang~ Apa kau merindukanku?" tanya Gelio. (Semua orang terkekeh mendengarnya)

"Gelio, apa maksud mu?! Kamu kembali bekerja tapi tidak memberitahu ku, dan sekarang kamu menyuruh Mon Dain untuk selalu berada di sisiku? Apa kamu gila? Pokoknya aku tidak setuju! Ijinkan aku kembali bekerja juga!"

"Memangnya ada apa dengan Mon Dain? Setidaknya kamu tidak sendirian di rumah sayang."

"Apanya yang ada apa? Tentu saja hubungan ku dengan nya tidak terlalu dekat! Kenapa kamu tidak mengembalikan para pekerja yang dulu kemari? Setidaknya aku tidak sendirian di rumah jika ada mereka kan?" aku protes.

"Sayang, aku sibuk jadi pembicaraan nya lanjutkan nanti di rumah ya," kata Gelio.

"Hei tunggu dulu! Gel-"

TUUT!

Gelio mematikan ponselnya, menaruhnya di kantong, lalu kembali melakukan pekerjaan nya.

...----------------...

12 April 2025, di sebuah hutan tempat transaksi obat.

Gian datang ke tempat itu bersama dengan Malio dan beberapa petugas pembuat obat yang masih magang.

Sesuai janji, mereka datang ke tempat itu untuk melakukan transaksi jual beli obat dengan beberapa perwakilan aparat kemiliteran, yang menginginkan obat itu.

Malio bertugas untuk mengawasi para petugas pembuat obat yang sedang mengeluarkan dan mengecek obat yang mereka simpan di dalam sebuah koper uang berukuran sedang.

Sedangkan Gian, dia tidak ikut melakukan transaksi, hanya menunggu di dalam mobil sambil mengawasi Gelio dari kejauhan.

Tak lama setelahnya, perwakilan dari pasukan yang akan membeli pun datang. Tapi, hal yang membuat Gian merasa terkejut adalah, gadis kecil kotor yang dia temui saat di toko roti beberapa hari yang lalu, berada disana.

Dia tampak tidak seperti gadis kecil kotor yang Gian kenal. Sangat berbeda, gadis itu tampak bersih, cantik, dan terlihat sangat berwibawa.

Apakah gadis itu merupakan perwakilan kelompok pembeli? Gian sangat penasaran. Gadis itu memberikan kode kepada salah satu pria berbadan tinggi tegap, menyerahkan koper berisi uang kepada Malio.

Ditengah sibuknya Malio menghitung dan memastikan uang itu palsu atau bukan, sepertinya dia tidak menyadari jika gadis di depannya itu merupakan gadis yang pernah ia temui di warung makan.

Gian gundah, dia ingin menghampiri dan bertanya langsung kepada gadis itu. Dan, akhirnya Gian sudah tidak bisa menahan dirinya, dia segera turun dari mobil berjalan mendekat dan masuk ke dalam kegiatan transaksi itu.

Pada pasukan terlihat bersiap mengarahkan pistol mereka ke kepala Gian. Mereka juga tampak melindungi gadis itu dengan sangat baik, Gian menjadi semakin yakin jika gadis itu bukanlah gadis kucel sembarangan.

"Turunkan senjata kalian! Dia ketua kami!" teriak Malio kepada mereka yang menaikan senjata.

"Tuan Muda Gian, kenapa anda kemari?" sambung Malio bertanya kepada Gian.

"Malio, apa kau tidak menyadari jika gadis ini sangat mirip dengan gadis itu?" tanya Gian sambil terus menatap gadis di hadapannya yang tersenyum ramah kepadanya.

Malio terdiam, dia mencoba memahami apa maksud tuannya itu. Setelah lama berfikir, akhirnya dia paham dan mencoba memperhatikan gadis itu seksama.

"Tidak ada yang mirip kok," kata Malio yang sebenarnya tidak mengingat dengan jelas wajah gadis kucel yang pernah ia temui sekali itu.

"Hey, siapa namamu?" tanya Gian kepada si gadis.

Pria besar bertubuh jangkung pun maju mendorong Gian kebelakang.

"Menanyakan nama kepada klien, itu tidak terdapat dalam peraturan transaksi. Jadi, tolong selesaikan dengan cepat!" kata pria itu.

"Hey nak, apa kau tidak mengenali ku?" tanya Gian sekali lagi.

Gadis itu masih tetap tersenyum, dan menjawab,

"Tentu saja saya mengenali anda. Anda adalah putra kedua Allegra, Gian Allegra. Bukan begitu Tuan Muda?" katanya.

Hembusan angin menerpa wajah Gian yang terkejut setelah mendengar jawaban dari si gadis. Sebenarnya siapa gadis itu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!