NovelToon NovelToon
LEGENDA LAUT TIMUR

LEGENDA LAUT TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:477
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 24

Lily berpindah tempat yang semula berada di belakang Jesly kini berada di depan Jesly. Ia menghela nafas. "Yah, sangat mengerikan! Kamu sih sembarangan mencium manusia duyung itu. Karena kamu telah mengatakannya maka kamu harus bertanggung jawab."

"Jika aku tidak melakukannya, kita akan dibunuh."

"Apa kamu benar-benar ingin bekerjasama dengan Xenia?"

"Dia cukup kuat. Jika kita bekerjasama dengannya, peluang kita untuk melarikan diri dari Kerajaan Vielstead akan lebih besar. "

Lily bersedekap dada. "Tapi, bagaimana caranya kamu membujuk manusia duyung itu? Pertama, kamu menipunya kemudian menciumnya. Sekarang kamu mau dia menipu bersamamu? Haiiss... Aku khawatir!"

'Pria ekor besar, aku tidak punya pilihan selain memperlakukan mu seperti itu. Kalau kamu membantuku kali ini, aku akan memberimu banyak daging yang lezat.' ucap Jesly dalam hati.

Sedangkan didalam Goa Refleksi Albert memeluk kedua kakinya. Pikirannya kacau, memainkan bibirnya seolah ciuman kemarin masih membekas di bibirnya. "Albert adalah kekasihku." Ucapan Jesly kembali terngiang-ngiang di telinganya.

Jesly mengunjungi Albert, ia mematung saat melihat Albert melamun dengan memeluk kedua kakinya. Perasaan bersalah menyelimutinya. 'Jesly, ini semua salahmu. Tapi.. mungkin mudah untuk membujuknya.' batin Jesly sembari menyentuh bibirnya.

Sesaat kemudian ia menghampiri Albert untuk membujuknya. Melihat kedatangan Jesly, Albert memalingkan wajahnya. Jesly tersenyum memasuki pelindung batas Albert. "Pria ekor besar, apa kamu masih marah setelah kejadian itu?"

Albert cemberut tetap memalingkan wajahnya. Jesly berjongkok di sebelah Albert. "Ini penting. Kamu pasti marah. Aku telah membuat kesalahan besar. Tapi.. kemarin keadaannya sangat mendesak. Aku tidak punya waktu untuk berpikir jernih jadi aku menciummu."

Jesly kesal sedari tadi Albert tidak memandang kearahnya. Diam membisu tidak berkata. Jesly berpindah di sisi kiri Albert. "Ayolah. Jangan marah! Apa kamu bisa memaafkan ku? Heemmm.. kamu bayangkan saja saat itu kamu sedang digigit rubah."

Albert menoleh ke arah Jesly dengan terkejut. "Rubah?"

"Apa kamu marah karena itu ciuman pertamamu?" Jesly memandang wajah Albert yang kembali cemberut.

"I-itu juga ciuman pertamaku. Pria ekor besar," Jesly mencondongkan wajahnya. Ia mencium bau badan sontak ia menutupi hidungnya. "Bau! Kamu sudah terkurung berhari-hari jadi kamu bau." Jesly mengibas-ngibaskan tangannya menghalau bau badan Albert.

Albert mencium ketiaknya. Benar, ia bau badan sudah beberapa hari ia tidak mandi. "Bagaimana kalau kita pergi mandi? Aku akan memperlakukanmu dengan baik. Jika aku bisa membuatmu senang, apakah kamu mau memaafkan ku?" Jesly menarik turunkan alisnya.

Belum sempat menjawab Jesly lebih dulu berkata, "okey, sepakat! Aku yakin kamu akan mandi dengan baik. Kita tidak akan rugi apapun." Jesly tersenyum manis.

Jesly membawa Albert pada sisi lain Goa Refleksi yang terdapat air namun naas nya tidak sesuai harapan. Airnya tidak begitu banyak hanya terdapat tetesan air saja.

Albert melongo, menengadahkan tangannya di bawah tetesan air. Jesly tersenyum paksa. "Hehe.. meskipun airnya tidak banyak, tapi lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Biar ku bantu. Ayoo!" Jesly mengambil handuk yang semampir dipundaknya. Menengadahkan handuk pada tetesan air dan mulai membasuh dada Albert.

Hal ini membuat Albert terkejut sekaligus malu. "Ada apa? Tidak apa-apa. Dengan air ini, apa kamu merasa lebih senang? Selama kamu mau memaafkan ku, aku bisa melakukan apapun untukmu. Katakan apa yang kamu mau?"

"Ca-caramu meminta maaf sangat berbeda."

Jesly tersenyum mengembang. "Kamu suka?" Jesly menengadahkan handuknya kembali agar menyerap tetesan air lalu mulai membasuh bagian lain. Albert sebenarnya merasa malu namun dengan paksa ia menghalau rasa malu itu. "Apa kamu tersentuh?"

"Hahhh..." Sesuatu jatuh kedalam pakaian Albert. Jesly membuka pakaian Albert sedikit guna mengintip. Dengan cepat Albert menutup pakaiannya. "Terjatuh kebawah." Ucap Albert malu-malu.

"Tidak apa-apa. Biar aku bantu." Tanpa pikir panjang Jesly membuka pakaian Albert dan memasukkan tangannya ke bawah. Albert membelalak.

"Aaaaaaa..." Teriak Jesly tubuhnya terpental lumayan jauh.

.

.

.

Tuan Muda Alaric sedang membaca buku tetapi pikirannya tidak fokus. Ia menutup bukunya. 'Jesly dan Xenia tampak aneh hari itu. Apakah mereka diam-diam merencanakan sesuatu?' ucap Tuan Muda dalam hati. Pikirannya kalut sejak hari itu.

Disisi lain, Jesly berjalan dengan wajah murung. Lily sedang memasak di taman, ia menoleh saat mengetahui Jesly datang. Dengan girang ia menghampirinya. "Ada kemajuan?" Tanyanya.

Jesly menghela nafas. "Gagal lagi? Haaayyyaaa.. selama tiga hari kamu sudah membujuknya berkali-kali. Kamu sudah mencoba apapun, termasuk makanan, minuman dan mainan. Sudah banyak batu roh yang terbuang sia-sia. Berapa lama lagi ikan itu akan bertingkah?"

Jesly diam hanya mendengarkan Lily mengomelinya. "Sudahlah. Tiga hari sudah berakhir. Xenia akan kembali berjaga di Goa Refleksi untuk membuktikan ucapanmu." Lily kesal, ia lebih memilih melanjutkan memasak.

"Lily, aku menawarkan diri untuk melatih manusia duyung itu. Apakah aku salah? Dulu aku cukup percaya diri kalau aku bisa melihat isi pikiran orang dengan mudah. Tapi aku tidak tau harus bagaimana saat berhadapan dengan si pria ekor besar. Apa aku akan gagal kali ini?" Jesly berkata sambil berjalan mendekat pada Lily yang sedang berjongkok, masak.

"Berhenti berkata seperti itu!" Lily mengacungkan gagang kayu berbentuk sutil. "Kamu tidak pernah menyerah dengan mudah. Katamu, kita harus melihat dari perspektif orang lain. Kamu dan dia itu sama. Aku yakin kamu tau bagaimana cara menyenangkannya."

"Kamu bilang, aku sama sepertinya?"

Lily mengangguk. "Iya. Dia adalah manusia duyung si paling keras kepala. Sementara kamu adalah ahli spiritual yang paling keras kepala. kalian berdua terkendali tapi tidak mudah menyerah. Kalian sama."

"Ayoo duduk. Aku akan memberimu semangkuk sup manis." Lily kembali melanjutkan memasak sup. "Setelah kamu memakannya, kembalilah ke Goa Refleksi lagi untuk membujuknya. Hmmm..." Lily memberikan Jesly semangkuk sup.

Lily meraih mangkuk satu lagi dan mengisinya dengan sup. "Dan sup satu ini untuknya. Dia seekor ikan yang kesepian. Dia tidak punya teman maupun keluarga di sini."

Mendengar celotehan Lily membuat Jesly mendapatkan sebuah ide cemerlang. "Ini untuknya." Lily menyodorkan mangkuk pada Jesly.

"Lily, kamu adalah orang terpintar di dunia." senyum Jesly mengembang.

Di puji temannya membuat Lily merasa senang. "Aku tau!"

"Ini untukmu. Aku punya sebuah ide." Jesly mengembalikan mangkuknya pada Lily lalu berlari.

"Hey.. Kamu tidak mau makan sup nya?" teriak Lily.

"Tidak!"

Lily mengedikkan bahunya. "Kalau begitu, biar aku saja yang makan."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!