Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LC 10
Gaes,, masih inget waktu di part 9 Daniel ngomong jujur tentang semuanya ke Revan dan Al ??
Trus pas Daniel ngomong terima kasih ke Dara walaupun dalam hati ???
Pasti ingat lahh...
Okey,, author kasih flashback nya ke kalian yaa..
Awas typo....:D
***
DANIEL
Sehabis gue curhat ke mereka, beban yang selama ini gue pikul sendiri, berasa lebih ringan. Ini semua berkat motivasi Dara.
Tapi faktanya emang gue terlalu malu dan punya gengsi yang cukup gede buat bilang terima kasih.
Pas terakhir gue tanding basket, waktu itu Dara ngasih brownies favorit gue.
Jujur, setelah terima itu, gue suruh Al dan Revan buat makan setengah dari brownies itu, sisanya gue yang ngabisin.
Rasanya benar-benar enak dan gue akui brownies Dara yang sekarang jadi favorit.
Kira-kira dia ngasih gue lagi gak ya? ngarep lo Daniel , haha.
Dan waktu brownies nya di buka Revan, gak tahu nya ada surat dari Dara yang waktu itu di pegang Revan.
Gue benar-benar pengen ngasih pukulan gratis ke dia kalau saja gue sedikit peka sama Dara. Sebenarnya gue sangat peka, cuma gengsi gue terlalu besar, jadi gue kaya pecundang yang masih pengen lihat Dara berjuang buat gue.
(Gue sumpahin lu bakal ngejar-ngejar Dara,!! Hahaha)
Abaikan penulis cerewet ini,
Katakanlah gue egois, ya emang faktanya begitu, dan itu yang gue mau.
Sepulang dari sekolah, gue langsung masuk ke kamar dan duduk di ranjang.
Baju seragam masih nempel di tubuh, dan
gue langsung membuka tas sekolah buat mencari surat bersampul maron dan ada hiasan pita kecil berwarna pink.
Dear Kak Daniel...
Hai kak, pasti bingung waktu baca surat ini, kok tumben? ehe....aku memang sengaja menulis ini karna pengen cepet-cepet lihat kak Daniel terbuka ke semuanya.
Menutup diri dari orang-orang terkadang emang asyik kak, tapi lebih seru lagi kalau kita mencoba terbuka kepada mereka.
Kita di ciptakan untuk saling mengasihi,dan melengkapi. Coba deh kakak terbuka kesemua orang. Ehhh, nononono.
Kakak kan dingin kaya kulkas, itu kata Zahra sih. Hehe..
Maksudku coba kakak terbuka dengan orang-orang terdekat kakak, misalnya keluarga kakak, sahabat kakak, kak Al, kak Revan, Dara (maybe :D ) dan Zahra, lupakan Dara. Asli akutu pengen banget di ajak ngobrol kak Daniel.
(ngarep akut -_-)
Teman-teman kakak sebenarnya juga pengen kakak bisa bergaul dengan mereka. Hang-out bareng, kumpul bareng. Mereka pengen dekat sama kakak dan di akui keberadaannya sama kakak. Dara ngomong gini bukan karna maksa kakak buat terbuka cepat-cepat tapi ini juga demi kebaikan kakak sendiri.
Mau sampai kapan kakak nutup diri terus ???
sedangkan banyak hal indah di luar sana yang sedang menanti kak Daniel biar kakak bisa bahagia bareng mereka.
Mereka sayang kakak,begitupun juga aku.
Aku yakin kakak pasti punya alasan di balik sikap kakak yang seperti ini.
Tapi cobalah kak,ini nggak buruk kok..
Mencoba berbagi dengan mereka.
Udah ah,,segitu aja kali ya aku tulis suratnya.
Semoga kakak baca ini ya..
Kami semua ada untuk kak Daniel.
NB : dimakan yaa brownies nya.
Hihihihi... (maksa :D )
Love Dara Aprilia Fransiska ♡
Sehabis membaca surat itu, tanpa sadar gue tersenyum dan menggelengkan kepala mengingat isi surat itu.
'Apa gue benar-benar jatuh sama dia??
Tapi kalau gue terpesona, dia pasti bakal mainin gue kan? Apa dia benar-benar tulus tanpa ada maksud lain?
Gak ada salahnya gue coba hal ini. Oke, bakal gue lakuin.
Besok gue minta Al dan Revan buat ke rumah.' Gue mengangguk yakin dengan keputusan ini.
Okey Dara, gue lakukan semua ini buat lo.
Dan gue yakin gue bisa.
Semangat Daniel.
Gue ngomong apaan kok jadi begini?
***
Hey hey hey..
Akhirnya di part ini Daniel ngomong juga.
Setelah susah payah Dara banyak berkorban, perlahan, batu es itu mulai mencair.
Syukur lah..
Maaf kalo part ini pendek.
Vote nya jangan lupa... :*
Author sayang kalian :*