MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Menuju Ke Spanyol

Tangan Elora bergetar saat mengusap nisan yang bertuliskan nama Putri Amelia. Gadis berusia 21 tahun itu akhirnya tak bisa menahan air matanya.

"Ma, hari ini aku sudah diwisuda menjadi sarjana keperawatan. Seperti yang mama inginkan, hari ini aku sudah menjadi seorang perawat. Seperti juga mama." kata Elora diantara Isak tangisnya.

"Amel, tugasku hampir selesai mendampingi anakmu. Hutangku hampir lunas. Semoga kamu tenang di sana." kata Putra, pamannya Elora, adik satu-satunya dari Putri Amelia.

Elora menatap pamannya. Ada perasaan haru dalam hatinya karena sang paman sudah mendampinginya di acara wisuda hari ini.

"Ayo kita pulang!" ajak Putra. Elora mengangguk. Mereka pun naik motor berboncengan meninggalkan kompleks pemakaman itu yang memang tak jauh dari rumah pamannya.

Rumah Putra adalah rumah sederhana. Istrinya bernama Sara yang sehari-hari berjualan bahan-bahan sembako di depan rumahnya. Putra sendiri adalah kepala desa yang sudah 2 periode menjabat sebagai kepala desa di sini. Anak mereka adalah si kembar Dedi dan Dandi yang kini duduk di kelas 2 SMA.

"Bibi......!" panggil Elora begitu memasuki rumah. Sebenarnya ia sedih karena bibinya tak hadir di acara wisudanya. Bibinya memang selalu judes dan selalu keras mendidiknya. Namun Elora tahu kalau perempuan yang masih terlihat cantik itu sangat menyayanginya.

"Sudah pulang?" tanya Sara.

Elora langsung memeluk bibinya sambil menangis. "Terima kasih karena bibi sudah menyekolahkan aku sampai sekarang. Aku menyayanginya bibi."

Sara berusaha menahan air matanya. Ia sudah menyayangi Elora seperti putrinya sendiri. Perempuan itu memeluk ponakannya dengan erat. Baru kali ini ia bersikap lembut pada Elora.

"Maafkan bibi yang selama ini keras padamu. Yang melarang mu bergaul sembarangan, yang melarang mu pacaran, supaya kamu bisa fokus sekolah. Maaf jika bibi selalu membangunkan mu pukul 5 pagi karena bibi ingin kamu disiplin."

Elora melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata di wajah cantik bibi Sara. "Tetaplah menjadi bibi yang judes untukku. Karena didikan bibi telah membuat aku berhasil. Aku berjanji akan langsung cari kerja dan membantu bibi dan paman menyekolahkan Dedi dan Dandi."

Sara menatap suaminya. Ada sesuatu yang hendak ia sampaikan dibalik tatapan itu.

************

"Buenas noches...!"

Elora tersenyum mendengar ucapan selamat malam dalam bahasa Spanyol yang diucapkan oleh bibinya. Di belakang sang bibi ada pamannya.

"Los amo chicos (Aku mencintai kalian)." kata Elora sambil terkekeh.

Sejak kecil, mama Elora selalu mengajarkan Elora bahasa Spanyol. Elora tak mengerti kenapa mamanya begitu suka dengan Spanyol bahkan mengajari Elora banyak hal tentang negara itu.

Elora pernah berpikir, apakah mungkin papanya orang Spanyol karena wajah Elora yang blesteran? Walaupun Elora memiliki rambut hitam lurus dan kulit kuning Langsat seperti mamanya, namun hidung mancungnya, mata yang yang berwarna abu-abu, menunjukan bahwa Elora buka 100 persen orang Indonesia. Namun keberadaan papa Elora tak pernah mau dibicarakan oleh mamanya sampai wanita itu meninggal dunia saat Elora masih duduk di kelas 1 SMA.

"Kamu sedang apa, Elora?" tanya Sara.

"Mencari lowongan pekerjaan, bi. Sebenarnya ada tawaran bekerja menjadi perawat di luar negeri. Gajinya besar. Namun aku tak mau meninggalkan paman dan bibi. Apalagi kedua adikku yang bandel itu." jawab Elora lalu meletakan ponselnya di atas meja. Mereka kini duduk di gazebo yang ada di samping rumah.

"Elora, minggu depan kamu harus ke Spanyol." kata Putra lalu menyerahkan sebuah surat di pangkuan Elora. "Ini adalah surat mamamu yang dia tinggalkan untukmu. Dia katakan berikan ini padamu saat kamu sudah lulus kuliah."

Elora membuka amplop surat itu. Ia mengenali tulisan tangan mamanya. Nampak tintanya sudah merembes ke dalam kertas menandakan kalau surat ini memang sudah agak lama.

Anakku Elora ....

Hari ini pastinya kamu sudah lulus. Selamat ya? Berterima kasih lah pada paman dan bibimu.

Sesudah kamu membaca surat ini, pergilah kamu ke Spanyol. Akan ada seseorang yang menjemputmu. Kamu punya tugas untuk mendapatkan hati tuan muda Gomez di sana. Kamu harus menjadi istrinya dan hidup berbahagia dengannya. Jika kamu tak melaksanakan wasiat mama ini, kamu selamanya bukan anakku.

Elora terkejut. "Kok surat mama bunyi nya begini? Bagaimana aku harus menaklukan hati sang pewaris keluarga Gomez? Aku nggak mau!" Elora meletakan surat itu.

"Pasport, tiket dan kopermu sudah tersedia. Kamu tinggal berangkat saja." kata sang paman.

Elora semakin terkejut. "Paman, apa-apaan ini? Aku nggak mau ke sana. Aku akan kerja di sini dan membantu paman dan bibi. Kenapa juga aku harus menaklukan si pewaris keluarga itu?" Elora menatap paman dan bibinya. Pasangan suami istri itu hanya bisa saling menatap.

**********

Tak ada satupun yang bisa Elora lakukan selain berangkat ke Spanyol. Ia tak tahu apa yang harus di lakukan di sana dengan misi menaklukan hati sang pewaris keluarga Gomez.

Elora berangkat diantarkan oleh pamannya saja. Keduanya naik bis dari Bogor ke Jakarta menuju ke bandara. Elora tak tahu bagaimana semua dokumennya sudah tersedia, yang pasti tak ada sesuatu pun yang menghalangi dia untuk berangkat.

"Paman, haruskah aku pergi?" tanya Elora.

"Ya. Itulah hutang paman pada almarhumah mamamu. Paman juga tak tahu mengapa kamu harus pergi ke sana." Putra mengambil sesuatu dari saku celananya. "Ini adalah Kakung milik mama mu. Pakailah ini untuk menemani di sana. Jika memang kamu mengalami kesulitan dan tak bisa menaklukan sang pewaris itu, paman, bibi, Dedi dan Dandi akan selalu menunggumu di desa."

Elora membiarkan pamannya memakaikan sebuah kalung emas putih dengan liontin sebuah batu berwarna orange kemerahan.

"Berangkatlah, nak. Kamu punya modal bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Paman yakin kamu tak akan pernah tersesat. Hanya saja, selalu gunakan bahasa kalbumu untuk menemukan sebuah kebenaran."

Elora mencium tangan pamannya sebelum melangkah menarik koper yang ia sendiri tak tahu apa isinya. Yang ia tahu dalam tas punggungnya, ada pasport, tiket, makanan kecil buatan sang bibi, dompet yang berisi mata uang Euro dan beberapa lembar uang rupiah. Elora tak tahu bagaimana sang paman yang bekerja sebagai kepala desa sederhana itu, bisa memperoleh semua ini.

20 jam waktu perjalanan yang akan Elora tempuh. Mereka akan transit di Soha selama 2 jam setelah itu langsung ke Madrid.

Sejak dulu Elora sangat suka dengan kota Madrid. Mungkin karena sejak kecil mamanya salalu mengajarkan dia tentang berbagai tempat di Spanyol. Elora bahkan sudah terbiasa menikmati makanan khas Spanyol seperti Tortolla de potatos yang terbuat dari kentang, atau soppa de ajo, sejenis sup yang terbuat dari ayam dan roti.

Elora tiba di bandara udara Barajas Madrid. Setelah mengambil kopernya, gadis itu berjalan menuju ke pintu ke luar. Kata pamannya, kalau ada seseorang yang akan menjemputnya.

Mata Elora langsung tertuju pada seorang laki-laki berbadan tinggi besar menggunakan pakaian serba hitam dan menggunakan kaca mata hitam juga. Ia memegang sebuah papan yang bertuliskan nama : ELORA TETIANA FROM INDONESIA.

"Soy Elora (saya adalah Elora)."

Lelaki itu tersenyum. Ia melihat ke ponselnya untuk memastikan gambar yang ada di ponselnya sama dengan gadis cantik yang berdiri di hadapannya.

"Bienvenida señorita Elora.(selamat datang nona Elora). Perkenalkan saya Chico, asisten sekaligus sopir nyonya Gomez."

Elora dapat merasakan kalau lelaki ini baik. Ia segera mengambil koper dari tangan Elora dan mengajaknya menuju ke sebuah mobil hitam yang sudah menunggunya.

Di dalam mobil itu hanya ada mereka berdua. Chico membawa Elora ke sebuah restoran. Untuk makan. Walaupun Elora sebenarnya tak begitu lapar namun ia makan juga makanan di sana.

"Tidurlah, nona. Sekarang sudah jam 7 malam. Kita akan tiba di mansion keluarga Gomez sekitar jam 1 dini hari. Nona akan beristirahat di sana sampai besok pagi dan kita akan melanjutkan perjalanan menggunakan helikopter jam 8 pagi."

"Memangnya kita nggak akan tinggal di kota Madrid ini?" hanya Elora.

"Tidak. Nona akan tinggal di rumah utama keluarga Gomez." Chico kemudian menjalankan lagi mobilnya. Rasa lelah membuat Elora tertidur. Mereka pun tiba di sebuah rumah besar dan Elora tidur di sana sampai keesokan paginya. Dari sana, mereka berangkat menggunakan helikopter selama hampir 3 jam.

Dari jauh Elora sudah melihat hamparan kebun anggur yang sangat besar. Lalu di atas sebuah bukit ada sebuah rumah bergaya Eropa kuno.

Saat helikopter mendarat, Elora pun diajak turun oleh Chico.

Elora akhirnya menyadari kalau hidupnya akan terkurung di desa terpencil ini. Jauh dari kemegahan kota Madrid yang Elora mimpikan sejak kemarin.

Seorang perempuan berusia sekitar 50 an keluar. Ia nampak anggun dengan gaun berwarna putih yang dikenakannya. Rambutnya di gulung ke atas dengan sebuah kalung yang menghiasi leher jenjangnya.

Wajah perempuan itu rasanya pernah Elora lihat namun ia lupa di mana.

"Elora sayang. Selamat datang di mansion keluarga Gomez." kata perempuan itu dalam bahasa Indonesia yang terdengar fasih walaupun dengan aksen cara bicara orang bule.

Perempuan itu dengan lembut memeluk Elora lalu meminta Chico membawakan koper Elora sebelum akhirnya mengajak Elora masuk.

Mata Elora terbelalak melihat rumah yang bagaimana istana ini.

"Tante siapa?" tanya Elora.

"Aku Tizza Gomes, sahabat mamamu, Putri Amelia."

Elora terkejut mendengarnya nama mamanya disebut. Misteri apakah ini?

**********

selamat datang di novel terbaru emak guys. Mungkin ini juga akan menjadi novel terakhirku guys.....

semoga kalian suka ya.........

Terpopuler

Comments

Meylan Basiru

Meylan Basiru

kenapa mamy, jgn dulu berhenti, 😭😭😭😭.. kpn lagi kami akan rindu akan mamy cm dengan mbaca karya mamy seakan kita bertatap muka.. sehat terus mamy.. 😘😘😘😘

2025-03-03

1

Eneng Elsy

Eneng Elsy

ka thor mau pindah lapak kah? atau mau hiatus dlu ?
kok novel terahir .
jgn berhenti berkarya dong,,aku sll suka novel mu terutama lerina sm istri ketiga sang juragan

2025-03-02

2

rinny santoso

rinny santoso

mami kenapa..... 😢kenapa tiba-tiba ini yg terakhir... hiatus selamanya kah

2025-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!