Dicampakam Calon Suami Diratukan Suami Penganti

"Rizal,jangan serius begitu.aku hanya bercanda," ujarku tidak enak.

"Hahhaha,kamu juga sih terlalu ketinggian imajinasinya,ketemu saja belum." Rizal terkekeh."belum tentu,dia mau ketemu kamu'kan?"

Untung saja,Rizal tipe yang santai.

Klau serius,sepertinya akan mengerikan.

"Oh,iya.aku penasaran satu hal.kenapa genta mengganggap kamu matre hanya karna tantemu minta macam-macam?seharusnya kalian saling mengenal 'kan?"

Benar juga.

Klau hanya alasan demikian,seharusnya mas genta tahu aku tidak seperti itu.

Sepertinya,ucapan Rizal benar juga.

"Sudah tidak apa,temui saja dia.kau juga harus menuntaskan kisahmu dengannya.sakit lho menjalani hubungan dengan pasangan yang belum tuntas dengan masa lalunya,"tukas Rizal sedikit menampakan wajah teraniaya nya.

Aku justru ingin tertawa melihatnya.

" Rizal,singkirkan wajahmu itu!"

Kamipun tertawa.

Hanya saja,aku teringat satu masalah.

"Rizal.memangnya,kau bisa menghubungi mas genta?" tanyaku.

Sejak peristiwa itu,aku sama sekali tidak bisa menghubunginya.

"Untukmu,apa yang tidak bisa aku lakukan? Bahkan menghajar satu persatu orang yang pernah menindas mu,aku bisa lakukan sekarang juga.aku berjanji tidak akan membiarkan mereka yang menghinamu masih bisa mendongkak kan pandangan dengan sombong lagi padamu"."

Ku tatap Rizal dengan lekat.

Entah mengapa,setiap kata yang terucap dari bibirnya terdengar sampai membuat hatiku bergetar

Mas Genta?

Jangankan tersentuh, bertatap lama dengannya

saja,aku suka gugup dan malu.

Apa mungkin karena dia adalah dosenku?

"Asalkan kau percaya padaku,gunung sebesar merapi pun bisa aku pindahkan untukmu."

Ucap Rizal menyadarkan ku dari lamunan.

Bila bualan nya dulu membuatku kesal,kali ini terasa bagai penghiburan lara hatiku setelah di Campa kan.

Bahkan, mataku berkaca-kaca hendak tumpah saja.

"Rizal,pantas saja kau disebut playboy.kau pandai sekali membual," ucapanku mengalihkan pembicaraan.

"Kau pikir aku membual?" Rizal tampak kesal karna kata romantis yang mulai tercipta tiba-tiba ku rusak begitu saja

"ahahah,maaf.aku belum bisa membedakan kau serius atau tidak."

"Padahal,aku semalam googling cari kata romantis untuk ku sampaikan padamu.kenapa endingnya nyesek banget,sih?"

Aku tertawa mendengar penuturannya.

Begitu juga Rizal

Entah bagaimana ceritanya,pria itu menarik tubuhku untuk berbaring di sampingnya.

Tanpa kata Rizal memelukku.

Pelukannya hangat dan terasa nyaman.

Lelahku tak ingin membuat ku banyak berfikir dengan logika.

Melepaskan sejenak kegalauan hati dengan menggijin kan diriku sebentar menikmati kehangatan pria yang memelukku ini.

tidak apa 'kan?

***

Rizal menempati janji nya lebih cepat dengan menyampaikan akan mengantarku mencari tahu tentang mas Genta.

Saat ini kami sudah ad di dalam mobil untuk perjalanan ke suatu tempat.

Ku lirik pria ini diam- diam dan menilainya.sebenarnya dia seperti yang selama ini aku pikirkan tentangnya.

Bahkan semalam, ketika dia seharusnya memiliki banyak kesempatan untuk melakukan apa yang bisa dia lakukan pada wanita yang sudah sah menjadi istrinya,ternyata Rizal tidak melakukannya.

Bahkan dia bagun lebih dulu dariku dan menyiapkan sarapan pagi dengan memasak sendiri.

Aku merasa,pria ini sedikit demi sedikit membimbingku untuk terkesan padanya.

"Awas nanti kau jatuh cinta padaku lebih cepat!" tukas Rizal yang ternyata mengetahui aku sedang mencuri pandangan padanya.

Aku hanya mencebik dan melempar pandangan ke depan.sudah tidak sebal lagi klau Rizal menggodaku.

"Kita kemana, Rizal?"tanyaku padanya yang belum menyampaikan akan mengajakku ke mana.

" membantumu mencari tahu tentang pria itu.apa kau lupa?"jawab Rizal.

"Iya aku ingat,tapi kemana?"

"Ke suatu tempat!"

"Yakin sekali kau tahu dimana tempat dia?" kutoleh Rizal dengan penasaran.dari mana dia tahu informasi keberadaan Genta?

Namun dia tidak menjawab karna mobilnya sudah parkir di sebuah mall di kota ini aku menatapnya heran.

"Kau yakin dia disini,Rizal?"

"Kita mampir dulu,tidak apa 'kan?ada pesan mendadak dari teman. sepertinya urusan penting.sebentar saja kok.setelah seharian akan ku bantu kau mencari keberadaan Genta sampai ke ujung dunia sekali pun."

"Oh.baik,Riza," ujarku mengikutinya berjalan masuk.

"Apa kau mau belanja?"Rizal sepertinya ingin menemui temannya tanpa aku.dia menyodorkan kartunya agar aku bisa berbelanja sementara dia ada urusan.

" Pinnya sudah ku ubah tanggal pernikahan kita.nanti klau sudah selesai hubungi aku,ya?"berkata begitu Rizal langsung melimpir pergi.entah ada urusan apa hingga dia terburu-buru seperti itu.

"T-tapi.." aku tak sempat melanjutkan ucapanku karna pria itu sudah menghilang dengan cepat.

Ya sudah,aku juga butuh beberapa barang.

Setelah pernikahan itu aku tidak membawa banyak barang dari rumah tante.jadi,sekalian saja sekarang belanja.

Beberapa barang sudah ku pilih dan ku masukan bag belanja.dengan cepat menuju kasir karna khawatir Rizal sudah menungu.di blang hanya sebentar tadi.

Lagi pula,aku takut khilaf klau lama-lama berbelanja .akan ada banyak barang yang ku masukan hanya karna tertari.harus bisa sadar diri bahwa pria yang menjadi suamiku bukan pria kaya raya.aku belum tahu persis apa pekerjaan pastinya.aku takutnya malah menghabiskan uang yang Rizal kumpulkan dengan susah paya itu.

Saat menunggu antrian di kasir 1,ku lirik seseorang yang juga yang sedang mengantri di kasir 2.pandangan kami saling bertemu dan sepertinya aku mengenalnya.

Tunggu,,bukannya itu manta kekasih mas Genta?