NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

"Aku juga yang memberi obat perangsang pada minuman Bastian! Pada saat kamu tidak sadarkan diri, kamu dibawa oleh Bastian didalam kamar. Aku menyuruh Mira untuk mengunci kalian dari luar. Entah apa yang dilakukan Bastian kepadamu, itu semua diluar rencanaku. Aku berharap dulu, disaat Raga melihat kalian berdua didalam kamar, maka dia akan semakin membenci kalian. Tapi yang terjadi, Raga benar-benar orang baik! Dia menutup semua ini, agar persahabatanmu dengan Bastian tetap terjalin baik seperti biasanya. Aku dulu sangat mencintainya, Hafsah! Tapi beruntungnya kamu yang dijadikan istrinya, walaupun dia sendiri tahu, masa depanmu sudah hancur!" ujar Puspita yang masih menangis.

Duarrr!!!!

Sore itu, langit yang bersemu jingga, kini mendadak hitam pekat, setelah dia tahu yang sebenarnya. Tubuh Hafsah luruh diatas lantai dengan tatapan kosong lurus kedepan. Rasa salah kepada mendiang suaminya semakin besar. Namun, mengapa Raga tidak mau mengatakan yang sebenarnya? Ragantara sudah tiada. Kepergiannya membawa rahasia besar, yang terbungkus rapi oleh beberapa luka. Hafsah merasa tidak layak mendapat cinta sebesar itu dulu.

"Kenapa kamu tidak pernah mengatakan, sebelumnya?" suara Hafsah melemah hingga nyaris tidak terdengar.

"Asal kamu tahu ... Rahasia itu hanya kita berempat yang tahu? Aku, Mira, Raga, dan Bastian! Anak-anak fakultas tidak ada yang tahu tentang ini. Raga memintaku untuk menutup mulut, karena jika tidak, maka dia akan membenciku seumur hidupnya! Karena aku mencintainya, maka aku menurut apa yang dikatakan olehnya!"

Degh!!!!!

Hafsah spontan menoleh dengan tatapan terkejut. Wajahnya terlihat sembab, dengan air mata yang sudah mengering.

"Jadi, Bastian sudah tau semua ini?" ulang Hafsah kembali.

Puspita hanya mengangguk, disela isakan tangisnya.

Nasi pun sudah menjadi bubur. Ingin rasanya dia menumpahkan segala emosinya pada Puspita. Namun apa, sesuatu yang terjadi padanya diluar kendali temannya itu. Dan lagi, Puspita juga menyimpan semua masalahnya, walaupun dialah dalangnya.

Hafsah masih tidak menyangka, sahabat yang dia sangka baik, adalah pria yang paling jahat. Pria yang sudah menghancurkan masa depannya. Pria yang telah memupuk benih kehidupan, tetapi ditinggalkan begitu saja.

"kenapa kamu mau bertanggung jawab kepadaku, Raga? Kamu sudah tahu, jika ini bukan darah dagingmu!"

"Aku tidak pernah memiliki alasan yang lebih mutlak, selain aku hanya mencintaimu, Hafsah! Lukamu adalah lukaku! Jika kamu merasakan sakit, maka aku juga berdarah! Aku tidak perduli tentang masalalumu. Aku hanya ingin menjagamu dengan putri kecilmu nanti! Tolong jangan pernah mengungkit tentang masalah kehamilanmu, Hafsah! Karena itu semakin membuat aku sakit!"

Hafsah kembali menangis lagi. Dia teringat ucapan suaminya dulu. Itulah mengapa sebabnya, Hafsah tidak diperkenankan oleh Raga, untuk mengungkit masalah siapa yang telah merenggut kesuciannya dulu.

Tangisan Hafsah semakin kencang. Rasanya terlalu miris, harus menerima kenyataan seperti saat ini.

"Aku mohon maafkan aku, Hafsah! Hampir 5 tahun aku bertahan dengan rasa bersalah setiap harinya. Jika kamu tidak terima, maka laporkan saja aku Hafsah! Aku siap menerima resikonya," Puspita juga tak kalah terisak.

Mendengar adanya keributan, suami Puspita keluar dengan tatapan penuh tanya. Dia menatap Dista untuk meminta penjelasan.

"Mungkin Puspita setelah ini, dia akan menjelakan kepada Anda! Tolong beri waktu dulu kepada mereka," ucap Dista mendongak.

Suami Puspita membantu istrinya untuk bangkit. Dia lalu menengkan Puspita, membawa wanita itu kedalam pelukannya. Tidak salah! Mungkin jika dilihat, sikap suami Puspita, tidak berbeda jauh dengan sikap hangat Ragantara. Hanya saja wajah, serta usai yang membedakan.

Dista juga membantu Hafsah untuk bangkit.

"Jika istri saya ada salahnya dimasa lalu, mohon tolong maafkan! Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucap suami Puspita dengan tulus.

"Aku salah, Pah! Aku berdosa dengan Hafsah! Aku merasa tidak pantas dicintai dengan layak, jika dulu saja aku pernah membenci Hafsah, karena Raga!" sela Puspita disela isakannya.

"Iya, ya ... Kamu tenangkan dulu! Semua sudah berlalu!" suami Puspita masih mencoba menenangkan istrinya, sambil mengusap surai hitam wanita itu.

Hafsah masih terpatung kaku. Dia sama sekali tidak menyangka apa yang terjadi barusan. Jadi, mungkin surat itu ada hubungannya dengan masalah ini!

Hafsah lalu mendekat selangkah kearah Puspita, setelah suami Puspita melonggarkan dekapan istrinya.

"Aku sejujurnya ingin marah kepadamu ... Tetapi tidak ada alasan lain, selain mengatakan terimakasih untuk membalut semua itu. Setidaknya, kamu sudah mau membuatkan jembatan, agar aku sampai ketujuanku! Aku pamit dulu."

Setelah itu Hafsah pulang bersama Dista. Langkah kakinya terasa lemah. Jalanan yang ia tapak, terasa kosong seolah melayang. Setelah kehilangan arah, dia juga kehilangan kepercayaan diri. Hampir 5 tahun berharap lukanya akan mengering, walaupun Raga sudah pergi membawa penawarnya. Tapi apa, luka beberapa tahun itu kembali menganga.

Bastian ... Setelah dia pernah menoreh luka, bertemu tatap pun, wajahnya masih terlihat tenang. Hidupnya semakin membaik, walaupun ada tangisan keras dibalik kesuksesannya. Apalagi sekarang, dia sudah menggandeng wanita lainnya. Apa tidak terlintas rasa bersalah sedikitpun, setelah menorehkan luka dalam.

"Semua pasti ada jalanya, Sah! Bagaimana dengan surat itu ... Apa kamu akan tetap memberikannya pada Bastian?" tanya Dista yang kini sudah masuk, dan menjalankan kembali mobilnya. Dia menoleh sekilas, melihat derita hidup sahabatnya yang tanpa henti itu.

"Entah Dis, aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan! Bastian sudah memiliki calon istri. Aku sudah pernah bertemu dengannya sekali," jawab Hafsah merasa dilema, harus bagaimana. "Aku hanya takut, jika dia tahu kalau Ayuna darah dagingnya, dia akan membawanya pergi dari hidupku. Aku nggak mau, Dis!" air mata Hafsah luruh kembali.

Satu tangan Dista terulur untuk mengusap pundak Hafsah yang bergetar.

"Tapi Bastian harus tau semuanya, Sah! Enak saja dia dapat hidup dengan mudah, sementara kamu bertahan membalut lukamu sendiri!" geram Dista merasa tidak terima.

*

*

*

"Apa ada salah satu karyawan disini yang bernama, Hafsah?" tanya Bastian kepada satpam, yang masih berjaga didalam.

"Benar, ada Pak! Tapi para karyawan sudah pulang 2 jam lalu."

"Apa Anda tau, dimana kediaman Hafsah?"

"Oh ya, rumahnya Hafsah ada dikomplek B, jalan xxx! Ini saya tuliskan saja biar Anda tidak bingung." Satpam tadi menuliskan alamat lengkap rumah Hafsah, lalu memberikannya pada Bastian.

"Terimakasih, saya permisi dulu!"

Serasa mendapat angin segar, kini Bastian langsung masuk kedalam mobilnya, dan langsung bergegas menuju rumah Hafsah.

'Maafkan aku, Hafsah! Siapa pria itu? Siapa yang dapat memenangkan hatimu, dan mau menerima segala kekuranganmu, karena ulahku! Aku ingin berterimaksih dengannya!'

Sekeras apa hati Bastian dulu, sehingga mengucapkan kata maaf pun terasa sulit. Hidupnya terus berjalan, menyisakan luka lama yang menempel kuat pada jiwa tak bersalah.

Mobilnya sudah berhenti dikomplek rumah Hafsah. Dia tanya pada salah satu tetangga dekat rumah itu. Dan memang benar, Hafsah tinggal disana.

Dari dalam mobil, dapat Bastian lihat. Rumah minimalis itu terlihat sederhana, namun terkesan hidup. Beberapa bunga duduk ditepi teras berjejeran, seolah sedang menyambut bagi siapapun yang datang untuk singgah.

Namun bukan hal itu yang menyita perhatian Bastian. Dihalaman sempit itu, terdapat anak kecil yang sedang asik bermain diatas karpet lipat. Dan lagi, wanita tua itu ... Benar, itu Neneknya Raga! Kenapa dia bisa dirumah Hafsah? Apa yang sebenarnya terjadi?

Bastian turun membawa sejuta menyesalan, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan itu semua.

"Assalamualaikum?"

"walaikumsalam warahmatullahi, wabarakatu," jawab mbok Nah diikuti Ayuna.

Wanita tua itu bangkit dari duduknya bersama sang cucu. Kelopak mata tuannya berkedip beberapa kali, mencoba mengingat-ingat siapa pria muda didepannya kini.

"Simbok masih ingat, Saya?"

"Temannya, Raga kan? Tapi Simbok lupa namamu, Nak?"

"Bastian, Mbok! Masih lupa?"

Mbok Nah terkekeh, "Oh Bastian! Iya-iya, Simbok baru ingat! Ya ALLAH, sudah gagah seperti ini!" jawab Mbok Nah setelah Bastian mencium tanganya.

"Simbok ada disini? Kemarin saya cari Simbok di rumah Raga yang dulu. Tapi alamat ini, katanya juga rumah Hafsah? Maksudnya? Saya nggak ngerti, Mbok?" Bastian masih bingung tentang pernyataan yang dia terima saat ini.

Mbok Nah hanya tersenyum. Dia lalu mengajak Bastian untuk duduk terlebih dulu, sebelum menjelaskan semuannya. Begitu Bastian menjatuhkan tubuhnya diatas bangku anyaman itu, tatapanya spontan tertuju pada bocah kecil yang masih asik bermain disebrang tempatnya.

"Apa dia putri Hafsah, Mbok?"

Mbok Nah mengangguk. Tanpa menjawab, mbok Nah hanya dapat tersenyum iba menatap kearah Ayuna.

"Hafsah sudah menikah dengan Raga!"

Degh!!!

Bastian menelan ludah, merasa terkejut dengan pernyataan wanita tua didepannya saat ini. Jadi, Raga pria itu? Raga mau menerima segala kekurangan Hafsah? Lantas anak itu? Apa bocah kecil itu juga anak Ragantara?

Beberapa pertanyaan kini berputar hebat memenuhi isi kepalanya. Bastian kembali menatap Ayuna sekilas, lalu kembali menatap manik mata Mbok Nah. Pernyataan itu membuatnya tak bergeming sedikit pun.

"Lalu, dimana Ragantara, Mbok?" suara Bastian sudah mulai bergetar, tak kuasa menunggu pernyataan selanjutnya.

"Ragantara sudah lama meninggal, Nak! Sudah tenang diatas sana! Mungkin sekarang badanya semakin sehat, tidak merasakan sakit lagi." Mbok Nah berkata, tanpa adanya guratan kesedihan sedikit pun. Yang ada, wajahnya terlihat ikhlas menerima takdir. Mungkin dengan itu, cucunya tidak merasa lelah dengan kejamnya dunia.

Kedua bahu kokoh itu luruh spontan. Wajah Bastian menunduk, hingga terdengar suara isakan disana. Demi apa, rasanya lebih hancur, daripada kehilangan saham besarnya.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!