Scandal Si Kembar

Adorn Corp..

Seperti biasa aktivitas tetap berjalan, setiap menit dan jam terus berlangsung hingga rasanya begitu cepat berlalu akan kesibukan.

Jee mengotak-atik komputernya di ruang direktur utama bersama Luke, mereka tampak sibuk sehabis melaksanakan meeting.

"Bu Jee tolong lihat hasil evaluasi pengelolaan setiap kinerja." Ujar Luke.

"Baik."

Dengan cekatan dan teliti Jee melakukannya, setelah itu ia serahkan pada Luke.

Luke tersenyum. "Memang terbaik." Ia menyukai hasil kinerja Jee yang bukan hanya sekedar kerja keras tetapi kerja pintar juga.

Mendapati apresiasi itu Jee tersenyum kikuk. "Terimakasih, tapi itu bukan seberapa dengan anda tuan."

"Kata siapa?."

"Saya."

Luke terkekeh. "Jangan merendah bu Jee, kau pantas mendapatkan penghargaan setelah apa yang kau lakukan pada perusahaan."

Jee terkekeh juga mendengar hal itu.

"Ah iya... Soal keributan kemarin apa hubungan dengan Rakha baik-baik saja?." Tanya Luke sengaja, ia ingin menyelidiki lebih dalam.

Jee tak langsung menjawab ia diam sejenak. "Tentu baik-baik saja, dia sedikit berpikiran aneh terhadap sahabatnya mungkin karena khawatir."

Luke mengerutkan kening. "Sahabat? siapa yang sahabat? bukankah kalian sepasang kekasih?."

Jee tersadar dengan apa yang ia ucapkan. "Ah itu..."

Luke menatap penuh tanda tanya.

"Kita sudah hampir sebulan berpisah, dan memilih kembali berteman seperti dahulu lagi." Jelas Jee mau tak mau harus jujur, karena bagaimanapun juga memang hubungan mereka telah berakhir.

Luke tampak sedikit syok dan tak menyangka, tapi mereka kelihatannya seperti masih menjalin hubungan. "Mungkin ini mengarah ke hal privasi bu Jee, ada yang ingin ditanyakan.."

"Silahkan katakan saja.."

"Kenapa berpisah? sebelumnya aku sempat mendapati bu Jee bersama anak kecil, bukankah itu anak kalian?." Ujar Luke.

"Hah!???.." Jee menganga dengan tuduhan Luke, bisa-bisanya ia beranggapan kalau Noah anak Rakha. Walaupun tak salah juga karena orang lain mungkin melihat dari hubungan mereka.

Luke menggaruk kepala tak gatal. "Maaf kalau pertanyaannya mengganggu."

Jee menggelengkan kepala. "No! dia bukan anak Rakha."

"Lantas??."

Jee deg-degan dengan tatapan Luke yang seperti mengintimidasi. "Apa-apaan dia ini? apa aku harus mengaku janda? tidak tidak!!." Batin Jee ia berkeringat dingin.

"Sepertinya privasi ya, lupakan pertanyaanku bu Jee." Timpal Luke dengan kekehan.

"Iya tak masalah." Jee ikut tertawa kecil, padahal batinnya menangis. "Noah anak sahabatmu, bukankah ini begitu rumit dan lucu?." Batin Jee ingin menghilang dan lenyap saja.

..

Kediaman keluarga Bernand..

Banyak perdebatan diantara keluarga Cassie dan Rei, suasananya tegang akan keputusan Rei. Cassie tak bisa berhenti menangis di pelukan sang mama.

"Rei tak bisa seperti ini om merasa dirugikan!." Lantang Jake pada mantunya itu.

"Aku juga dirugikan makanya memilih untuk mengakhiri ini semua." Tegas Rei.

"Damian!??." Jake melirik sahabatnya untuk dapat membatalkan keputusan Rei. Namun di sini Damian hanya diam memberi signal bahwa anaknya berhak melakukan itu.

"Rei kau tak bisa seenaknya! aku sangat menyayangi dan mencintaimu kenapa tidak berperasaan sekali!??". Pekik Cassie dengan air matanya.

"Ucapkan kalimat itu pada pria simpanan mu, dia lebih layak dan aku tak butuh. Cepat tandatangani surat cerai ini!." Timpal Rei.

Semua yang ada di sana tercengang, semua mata tertuju pada Cassie.

Bibir wanita itu gemetar setelah apa yang Rei ucapkan barusan, panik dan tegang ia rasakan bagaimana bisa Rei tahu?.

"Cassie apa yang Rei ucapkan benar!?." Tanya Damian dengan sorot mata tajam.

"Tidak! Rei membual hanya karena ingin ada alasan untuk menceraikan ku pah." Bantah Cassie. "Dia bohong, tak mungkin aku melakukan itu!."

Kepala Rei nyut-nyutan mendengarnya, ia sudah muak dan tak mau berbicara lagi. Rei mengeluarkan sebuah map, ia buka dan diperlihatkan lah foto-foto Cassie bersama seorang pria dari 3 tahun yang lalu.

Deg!!

Semuanya tercengang..

"Persetan dengan membual aku tak ada waktu untuk berbohong, ini sudah cukup tuan Jake. Kita menikah karena paksaan, anakmu selama pernikahan tetap menjalin hubungan gelap dengan mantannya, jadi tandatangani lah!.."

Wajah Jake merah padam akan amarah, Merry mendapati itu syok menutup mulut, Damian terkejut akan fakta selama ini ternyata anaknya diam selama 3 tahun.

Cassie menggelengkan kepalanya berkali-kali ia bersimpuh di kaki papanya. "P-papa maafkan aku it....

PLAKK!!!

"Akh!!."

"Memalukan!!."

"Papa!." Mama Cassie langsung memeluk tubuh putrinya yang tersungkur akibat tamparan Jake.

"Kau selama ini membohongi papa? bukankah kau sudah mengakhiri hubunganmu dengan pria itu sebelum setuju menikah dengan Rei? Cassie jawab!!. Jake naik pitam.

"M-maafkan aku pah.."

Jake meremas rambutnya kuat ia frustasi, mau ditaruh dimana harga diri keluarganya di hadapan Damian?.

Suasananya benar-benar tegang memilukan, akibat paksaan menikah itu ternyata Cassie juga tak bisa lepas dari masa lalunya dan terus menjalin hubungan gelap, dan itu salah satu alasan ia belum siap mengandung anak Rei juga.

Semuanya terdiam, hanya isak tangis yang terdengar.

"Rei, Damian, Marry, maafkan aku.." Jake berat sekali mengucapkan itu.

Damian memijit pusing keningnya ia sendiri frustasi dan menyesal. "Kita di sini yang salah Jake, harusnya pernikahan ini tak harus terjadi anak-anak korbannya."

Benar, keegoisan mereka menghancurkan semuanya.

"Akhiri saja semuanya ini tidak bisa diperbaiki lagi, setelahnya kita jadikan pelajaran." Lanjut Damian.

Mau tidak mau, dengan berat hati dan dibantu tuntutan mamanya. Akhirnya Cassie menandatangani surat cerai itu dengan tangan gemetar, kini resmilah hubungan keduanya dinyatakan bercerai.

....

Tinggalkan jejaknya like, coment, dan vote ya CUS!! jangan lupa thank you readers kesayangan..🥰😍