Cinta yang terhalang restu dan rasa cinta yang amat besar pada kekasihnya membuat Alea Queenara Pradipta mau menuruti ide gila dari sang kekasih, Xander Alvaro Bagaskara. Mereka sepakat untuk melakukan hubungan suami istri di luar nikah agar Alea hamil dan orangtua mereka mau merestui hubungan mereka.
Namun di saat Alea benar-benar hamil, tiba-tiba Xander menghilang begitu saja. Bertemu lagi lima tahun kemudian, tetapi Xander telah menikah.
Lalu bagaimana nasib Alea dan anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Hanya Diam?
Alea terbelalak melihat Maudy berjalan bersama Xander dan perempuan yang merupakan istrinya. Perasaannya mulai tidak nyaman, bahkan ia hampir kehilangan kontrol. Beruntung Brian membuatnya sadar dan berniat membawanya pergi, tetapi terlambat. Maudy lebih dulu sampai bersama Xander dan wanita yang sudah menjadi istrinya.
"Dania, perempuan ini yang ingin aku kenalkan padamu," ucap Maudy pada perempuan bernama Dania yang merupakan istri Xander. "Tadi kita sempat mengobrol sedikit tentang dia," sambungnya.
Alea mengubah arah pandangannya, memberanikan diri untuk mempertemukan pandangannya dengan Xander. Akan tetapi hanya sesaat. Alea tidak bisa berlama-lama menatap mata Xander. Sedikit lebih lama lagi Alea tidak yakin bisa menahan tangisnya.
"Mau pulang?" bisik Brian dibalas anggukkan oleh Alea. Jujur Alea sendiri tidak tahu seberapa lama lagi dirinya bisa bertahan dengan kenyataan hidup yang sedang dihadapinya.
"Maaf, sepertinya kami harus pergi," ucap Brian.
"Kenapa buru-buru?" cegah Maudy. "Kalian sudah lama tidak bertemu dengan Xander, bukan? Tidak ingin mengobrol?" tanya Maudy.
"Kami bisa ngobrol lain kali. Ada hal yang lebih penting yang harus kami urus," jawab Brian.
Alea dan Brian ingin pergi, tetapi langkah mereka dicegah oleh Dania.
"Jadi ... kau Alea? Mantan kekasih suamiku?" Dania yang sebelumnya diam dan memandang Alea kini angkat bicara. "Aku Dania, istrinya Xander?" Dania mengulurkan tangannya ke arah Alea dengan menunjukkan senyumnya.
Alea menatap Dania berganti dengan uluran tangan perempuan itu. Sempat ragu untuk menyambut uluran tangan Dania, tetapi Alea mencoba untuk menerimanya. Alea mulai menggerakkan tangannya untuk menyambut uluran tangan Dania. "Alea."
"Maudy menceritakan banyak hal tentangmu dan Xander. Tadinya aku sedikit cemburu, tapi sekarang tidak." Dania merangkul lengan Xander juga merebahkan kepalanya di pundak laki-laki itu, sengaja ingin melihat reaksi Alea. "Seberapa kuat hubungan kalian dulu, tetapi pada akhirnya aku lah yang menjadi istrinya," ucapnya bangga.
JLEB
Perkataan Dania bak pisau berkarat yang menusuk jantungnya.
Rasa sangat sakit.
Alea ingin menangis detik itu juga, tetapi ia berusaha keras untuk menahannya. Tidak mungkin dirinya menangis di depan umum. Pandangannya ia arahkan ke arah Xander, laki-laki itu sedari tadi diam, hanya melihatnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Kalau begitu selamat ya," ucap Alea diikuti senyumannya. "Sayang sekali kalian menikah tanpa mengundangku."
"Iya, kami sengaja tidak mengumbar pernikahan kami dan juga tidak membuat pesta mewah. Kami hanya ingin membuat kejutan," balas Maudy.
"Dan kau berhasil. Bahkan bukan hanya kami di sini saja yang terkejut, tetapi seluruh orang di negara ini ikut terkejut dengan pernikahan kalian." Kali ini Brian angkat bicara.
"Oh iya, Xander. Apa kau tahu? Mantan kekasihmu ini dan juga sahabatmu itu diam-diam menjalin hubungan, bahkan mereka sudah memiliki anak loh? Kayaknya umurnya sudah empat tahunan deh," sambung Maudy. Suaranya sengaja ia keraskan agar orang di sekeliling mereka bisa mendengarnya.
"Benarkah?" Dania menutup mulutnya dengan tangannya, terkejut dengan ucapan Maudy. "Selamat untuk kalian."
"Wah, Alea benarkah kau dan Brian diam-diam menjalin hubungan di belakang Xander?" tanya salah satu orang yang ada di dekatnya. "Tidak menyangka ya."
"Atau jangan-jangan Xander tahu kalian berselingkuh makanya dia pergi," tebak Maudy.
"Sekarang Xander sudah menemukan perempuan baik seperti Dania, makanya dia kembali," imbuh yang lainnya.
Suasana semakin memanas membuat Alea dan Brian memilih untuk diam.
"Bersyukur sekali Xander menikah dengan Dania. Dia perempuan yang sangat baik," puji Maudy.
"Kau terlalu memuji, Maudy," balas Dania.
Alea menunduk, mendengar tuduhan semua orang. Ia kesal dan marah mendengar semua itu, tetapi hal yang membuat Alea lebih kesal lagi adalah Xander tetap diam tanpa mengatakan apapun untuk membelanya, padahal dia tahu semua kebenarannya.
"Maafkan aku, Alea. Mungkin perkataan kami membuatmu sedikit sakit hati," ucap Dania. "Sekarang apapun yang pernah terjadi di antara kau dan Xander itu hanya masa lalu. Doakan kami agar hidup bahagia dan aku juga akan mendoakan kalian bahagia."
Alea masih tertunduk dalam diam, kedua tangannya meremas ujung gaunnya menahan amarah yang sedang ia tahan sadari tadi. Ia tidak terima dengan semua tuduhan orang-orang di sekelilingnya. Beberapa saat kemudian Alea mendongak, bersiap untuk membalas semua kata-kata semua orang, tetapi tindakannya terhenti lantaran ponselnya berdering.
Buru-buru Alea membuka tas kecilnya yang mahal, mengambil benda pipih dari dalamnya. Ada nama Lena di layar ponsel itu. Tiba-tiba ia teringat pada Axelio, perasaannya pun menjadi cemas. Tidak menunggu waktu lagi Alea langsung menerima panggilan dari sang adik.
"Halo, Lena —"
"Kak, aku dan yang lainnya sedang membawa Axel ke rumah sakit. Tadi dia demam tinggi bahkan sampai kejang."
"Apa?" Alea memekik cemas membuat semua orang terkejut. "Aku akan menyusul ke sana." Setelah mengatakan kalimat itu Alea memutus sambungan telepon secara sepihak lantas memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.
"Ada apa?" tanya Brian.
"Axelio demam tinggi bahkan sempat kejang. Keluargaku sedang membawanya ke rumah sakit," jawab Alea. "Brian —"
"Ayo, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," tukas Brian.
"Tunggu, Alea!" cegah Maudy.
Alea dan Brian berhenti sebab panggilan Maudy.
"Kenapa buru-buru untuk pergi?" tanya Maudy.
"Kau tidak dengar yang kukatakan tadi? Anakku sakit," jawab Alea masih mencoba untuk tenang. "Keluargaku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit."
"Benarkah? Kasihan sekali," ucap Maudy terkesan sedang mengejeknya.
"Ayo, Alea. Kita jangan buang-buang waktu di sini," ajak Brian disambut anggukkan oleh Alea.
Keduanya kembali berbalik, namun baru satu langkah suara Maudy kembali menghentikan langkah mereka.
"Aku ingin bertanya satu hal padamu mau pun Brian, Alea. Yang kami tahu status Brian masih single. Keluarganya pun sudah mengkonfirmasi jika Brian belum menikah atau bahkan memiliki anak. Jika bocah itu bukan anak Brian, lalu anak siapa?" tanya Maudy.
Alea masih diam, sama halnya dengan Brian. Keduanya masih berdiri membelakangi Maudy juga yang lainnya. Tidak ada niatan dari mereka berdua untuk merespon pertanyaan dari Maudy. Keduanya tahu Maudy berniat untuk menjatuhkan mereka di hadapan semua orang. Maka Brian dan Alea memilih untuk tidak terpancing oleh perkataan Maudy. Namun perkataan Maudy selanjutnya seolah membuat kesabaran Alea tercabut dari raganya.
"Di antara kalian berdua tidak ada mau menjelaskan tentang hal itu?" tanya Maudy dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Atau jangan-jangan, Alea ... sebenarnya kau tidak tahu siapa ayah dari bocah itu? Apa benar rumor Kau hamil di luar nikah itu benar, Alea? Jadi ... artinya putramu itu anak haram," tebak Maudy. "Ooops, sowwy. Mulutku lost control."
Alea benar-benar kehilangan kesabarannya, ia berbalik, tanpa ragu mengayunkan langkah ke arah Maudy. Berdiri dua langkah di hadapan perempuan itu. Dan ...
PLAK
Alea mendaratkan tamparan keras di pipi Maudy membuat semua orang terkejut.
"Kau boleh menghinaku sesukamu. Tapi jangan pernah sekali kau menghina anakku," geram Alea. Tangan Alea terulur untuk mencengkram kedua sisi wajah Maudy, menatap perempuan itu dengan tatapan membunuh. "Jika kau kembali menghina anakku, maka bersiaplah untuk menerima akibatnya!" Alea melepas cengkraman tangannya dengan kasar membuat tubuh Maudy terhuyung ke belakang, menubruk meja hingga membuat minuman di atas meja itu tumpah.
"Dan satu lagi! Kau atau mungkin semua yang ada di sini akan terkejut saat mengetahui siapa ayah dari anakku!" Alea berbalik menghampiri Brian lantas mengajaknya untuk pergi. "Ayo Brian!"
"Hmm, ayo." Sebelum Brian pergi, laki-laki itu mengarahkan pandangannya ke arah Xander. Sahabatnya terlihat terus memerhatikan Alea, tetapi yang membuat Brian penasaran adalah kenapa Xander tetap diam, membiarkan Alea dihina di depan umum?
astaga kapan dapat karma dia
penasaran dengan ortu Xander saat tau ada cucu nya
pasti seru