Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Pernikahan
Agnes langsung melihat Daru, dia bingung ingin menjawab bagaimana atas pertanyaan Mama Jelita.
Daru menarik napas pelan sambil tersenyum menatap mama dan Agnes. "Daru mau menikahi Agnes bulan depan, ma. Awal tahun kami menikah sebagai awal kehidupan bahagia kami. Tapi itu tergantung Agnes, dia mau tidak. Atau Agnes punya keinginan tersendiri, aku akan mengikutinya."
Meski Daru sudah mengatakan pada Agnes kapan ingin mereka menikah, Daru tetap memberikan kebebasan pada kekasihnya untuk memilih waktu pernikahan mereka. Karena ini pernikahan pertama bagi Agnes, dan Daru yakin setiap orang punya weeding dream pernikahannya masing-masing. Berbeda dengannya yang sudah pernah mengalami pernikahan, bukan tidak tertarik lagi dengan pernikahan kali ini. Tapi Agnes adalah perempuan pilihannya dan Daru ingin mewujudkan apapun yang Agnes mau atas pernikahan mereka.
Daru dan Mama Jelita menatap Agnes, menunggu jawaban gadis ini.
"Agnes ikut keinginan Mas Daru, ma. Kalo bulan depan mau menikah, Agnes siap. Tapi Agnes punya satu pertanyaan." jawab Agnes dengan suara sedikit bergetar.
"Katakan, apa sayang?" tanya Mama Jelita tidak sabaran. Dia sudah terlanjur senang dengan jawaban Agnes di awal.
"Memang ga masalah kalo Mas Daru nikah sama Agnes? Aku bukan orang kaya seperti kalian. Takutnya akan jadi masalah atau bahan ejekan orang lain." Terkesan takut untuk menanyakan hal ini, tapi Agnes harus memastikannya. Dia tidak mau kecewa atau mereka yang kecewa dengan status Agnes yang hanya orang biasa.
Daru sudah menduga kekasihnya menanyakan hal ini. Dia merasa gemas melihat Agnes, ingin rasanya menarik gadis itu ke pelukannya lalu mengatakan jika dirinya mencintai Agnes tanpa memandang status sosial.
"Aduh Mama kira apa." kata Mama Jelita terlihat lega mendengarnya. "Ya ga masalah. Emang kenapa kalo kamu dari keluarga biasa? Emang kamu yang mau menghidupi Daru? Engga kan. Setelah menikah, yang ada Daru menafkahi kamu, mencukupi semua kebutuhan kamu. Jadi kenapa harus ada masalah? Kamu tenang aja, Mama ga memandang latar belakang kamu berasal dari keluarga berasa atau tidak. Yang penting kamu suka sama Daru, sayang sama Daru, cinta sama Daru, bisa menghargai Daru, itu udah lebih dari cukup, Agnes. Mama ga minta lebih, udah itu aja."
Agnes benar-benar terharu mendengarnya, hampir meneteskan air mata. Mama Jelita ternyata sangat baik sekali, tidak sedikitpun merendahkannya. Sangat menghargai dirinya yang hanya orang biasa dan hidup seorang diri.
"Makasih, ma. Makasih udah nerima Agnes." ucapnya tanpa sadar memeluk wanita itu.
Mama Jelita membalas pelukannya dengan senang. "Mama yang makasih. Udah mau nerima anak mama yang sebelum gagal dalam berumah tangga. Mama jamin, Daru bercerai bukan karena dia buruk dalam memperlakukan istrinya dulu. Tapi memang antara Daru dan Seina sudah benar-benar beda jalan. Jadi mama yakin, Daru juga bisa memperlakukan mu dengan baik. Membahagiakan mu dengan banyak hal."
Maman Jelita terasa mulai lega karena Daru akhirnya akan menikah dengan gadis seperti Agnes yang sopan dan sederhana. Besar harapannya untuk pernikahan Daru kali ini berjalan baik dan bahagia sampai maut memisahkan.
"Nanti atur jadwal pernikahan kalian. Urusan lainnya biar mama yang urus. Mungkin mama butuh kalian hanya untuk fitting baju pernikahan." kaga Mama Jelita menatap Daru dan Agnes yang sebentar lagi jadi menantunya.
"Pernikahan sederhana aja, ma. Cukup dihadiri keluarga serta teman-teman dekat." Agnes tidak mau merepotkan mama Daru untuk mengurus pernikahan mereka. Karena dia tahu mengurus persiapan pernikahan itu cukup melelahkan.
Mama Jelita menggelengkan kepala. "Ga bisa sayang. Pernikahan kalian ga bisa dilakukan secara sederhana, meskipun Daru itu duda tapi dia anak mama satu-satunya. Apalagi yang dinikahi seorang gadis, pasti kamu juga pengen pernikahan ini dirayakan. Mama juga ga mau nanti ada omongan, kok nikahan Daru yang sekarang digelar sederhana. Takut orang kira mama pilih kasih lagi." Jelas Mama Jelita tidak mau sampai ada gosip buruk menyerah keluarganya.
"Iya Nes, kamu ga usah mikir macem-macem. Serahin semua ke aku dan mama. Kamu cukup setor nama untuk siapa aja yang pengen kamu undang ke pernikahan kita." sahut Daru mendukung keinginan mamanya.
Agnes hanya bisa pasrah, Daru dan mamanya pasti sudah memikirkan baik buruknya untuk acara pernikahan mereka. Jadi dia menurut saja.
"Nanti H-seminggu menikah kita berkunjung ke makam orang tua dan kakek nenek Agnes. Dilanjutkan ke makam anggota keluarga kita termasuk papanya Daru. Semoga pernikahan kalian nanti berjalan lancar tanpa ada halangan apapun." ujar Mama Jelita sudah mengatur waktunya.
"Iya ma, Daru juga udah mikir gitu. Mau minat restu di depan makan orang tua Agnes. Masa mau nikahin anak gadisnya ga izin dulu ke mereka." jawab Daru membuat Agnes terharu lagi atas pemikiran laki-laki ini.
Bersama Wira, mereka dulu tidak terpikirkan untuk mengunjungi makam orang tua Agnes. Wira juga tidak membawa Agnes mengunjungi makam bapaknya. Mungkin itu juga menjadi penyebab kenapa pernikahan mereka harus gagal h-sebulan. Tidak ada tanda keseriusan di dalamnya.
"Nanti setelah menikah kamu mau tinggal dimana bilang aja. Mau tinggal disini, Mama menerima dengan tangan terbuka. Mau tinggal di rumah Daru juga ga masalah. Kalian bebas memilih." Mama Jelita tidak mau memberatkan Agnes. Tidak mau kejadian dulu dengan Seina terulang kembali.
"Daru terserah Agnes, ma. Kalo mau tinggal di rumah Daru, besok mulai renovasi ulang. Biar jadi suasana baru, dan Agnes nyaman tinggal disana." jawab Daru menyerahkan keputusan pada Agnes.
Agnes berpikir sejenak, baiknya seperti apa. Tapi dia ingat Mama Daru kesehatannya tidak baik. Apalagi beberapa bulan lalu baru menjalani operasi jantung dan sempat drop saat tahu Daru bercerai. Jadi Agnes memutuskan untuk tinggal disini saja untuk menemani dan menjaganya. Toh terlihat sekali calon mertuanya orang baik.
"Tinggal disini aja sama mama, Agnes ga masalah." jawabnya dengan yakin.
"Mama seneng dengernya. Tapi kalo nanti berubah pikiran, jangan ragu buat bilang ya. Mama ga pernah maksa kalian harus begini atau begitu." ujar Mama Jelita merasa Daru memang hebat dalam memilih calon istri.
Meski mereka baru bertemu dan mengobrol, tapi Mama Jelita yakin jika Agnes memang gadis baik. Terlihat dari sorot mata dan cara biasa gadis ini tidak terlihat sombong sama sekali dan menghargai lawan bicaranya.
"Ya udah, ma. Sekarang mama istirahat ya. Kan udah malem, harus minum obat dan tidur. Daru mau anter Agnes pulang. Besok lagi kalo mau ngobrol." kata Daru melihat jam sudah menunjukkan pukul 9. Mamanya harus istirahat dengan cukup agar kesehatannya terus membaik.
"Aduh kok cepet banget ya, padahal baru tadi kita ngobrol. Ya udah kamu anterin Agnes pulang. Mama istirahat dulu."
Mama Jelita memeluk Agnes sejenak sebelum calon menantunya ini pulang.
"Besok lagi kita ketemu, ya. Mama seneng ketemu kamu." ujarnya dengan tulus.
Agnes juga membalas pelukan itu. "Iya, ma. Agnes juga seneng ketemu mama. Istirahat ya, ma. Jaga kesehatan."
***
"Udah aku bilang, mama aku baik. Kamu sih ga percaya." ujar Daru menggenggam tangan Agnes sambil mengemudi.
Agnes tertawa kecil. "Iya mas, kan Agnes takut mama sama kayak ibunya Ilham." jawabnya jujur.
"Jangan samain mama aku sama ibu-ibu itu. Jelas mama aku terbaik." Daru mengatakan dengan bangga.
"Iya, aku tahu. Mama kamu emang terbaik. Eh iya tadi kenapa bilang kalo mau tinggal di rumah kamu besok mulai direnovasi? Emang ada masalah, bocor misalnya?" tanya Agnes, dia tidak mau Daru mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal mereka. "Aku ga masalah mas kita tinggal bareng mama. Soal renovasi nanti aja gampang setelah kita nikah."
"Rumah itu dulu tempat tinggal aku sama mantan istri. Ya kali mau di isi kamu ga mau di ubah. Aku ga mau berurusan apapun tentang dia, termasuk rumah. Jadi kalo kita tinggal di sana ya mending direnovasi ulang. Cat, tata letak dan beberapa perabotan harus baru."
"Dih ngapain gitu? Buang-buang uang ajaa... "
snjta mkan tuan namanya kl ky gt....
nmanya jg kjhtan,psti blik lg k tesngka utamanya.....
Huuffttt.....legaaa....
boooommmm.....trnyta psangannya bkn daru,tp laki2 lain.....
mngkn daru sngja sih bkin sng mntan ngrsa menang,tp akhrnya ttp jtuh jg....
btw,kmna aja kk??lma ga nongol....😁😁😁