Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
"Nak..." panggil Bu Rastanti sambil menangis saat Kinara turun dari lantai atas membawa koper. Kinara tersenyum dan memeluk ibunya. Ayahnya berdiri di samping sangat ibu juga tak kuasa menahan air matanya. Mama Clara Apalagi dari semalam dia menangis terus. Rasanya berat sekali melepaskan Kinara.
"Jangan bersedih seperti ini Bu. Nara pergi hanya sebentar, untuk menenangkan diri dan menata hati kembali. Ibu tau seperti apa Nara. Nara anak yang kuat, jadi jangan khawatir." Kinara menenangkan ibunya.
"Tapi Nak, kamu jangan pergi lama-lama..." Mama Clara kali ini yang bicara.
"Iya Ma... Jangan nangis terus. Nanti setelah disana Kinara akan hubungi kalian." jawab Kinara memeluk Mama Clara.
"Kamu sarapan dulu Nak. Walau sedikit setidaknya kamu harus sarapan." ujar Aya Fauzi mencoba tegar. Mendukung apapun keputusan anaknya. Selama ini dia selalu mendapatkan imbas dari semuanya. Sekarang waktunya Kinara bahagia dengan pilihan hidupnya dan tak perlu lagi berkorban dan berjuang untuk orang lain yang selalu menyia-nyiakan dirinya.
"Iya Ayah." jawab Kinara.
Mereka makan dalam suasana haru. Menahan air mata, tapi air mata itu bandel dan terus saja mengalir. Apalagi Mama Clara dan Bu Rastanti. Kinara terlihat sangat tegar dan berusaha tidak menangis di depan mereka. Karena ini adalah keputusan yang sudah dia ambil. Sudah dia fikirkan sebaiknya. Ini adalah keputusan yang tepat.
"Kinara pamit..." pamit Kinara. Karena mobil taxi yang dia pesan sudah datang. Kinara menolak di antarkan oleh mobil milik Papa Bastian.
"Nak..." kedua wanita memeluk dan menangis dalam pelukannya kepada Kinara.
"Kinara hanya pergi sebentar. Ibu dan Mama jangan sedih. Do'akan Kinara. Jangan marah pada Mas Bizar. Karena ini adalah keputusan Kinara dan juga takdir yang harus Kinara lalui untuk menjadi wanita yang lebih kuat lagi." jawab Kinara menghapus air mata keduanya. Kemudian pamit kepada Ayah Fauzi dan juga Papa Bastian.
"Pa, Nara minta tolong untuk segera diurus semuanya." pinta Kinara. Papa Bastian mengangguk.
"Hari ini sudah bisa di urus oleh asisten Papa. Kamu jangan khawatir." jawab Papa Bastian.
"Terimakasih Pa... " jawab Kinara.
Kepergian Kinara di iringi oleh tangisan dari Mama Clara dan juga Bu Rastanti. sedangkan Kedua pria hanya bisa menahan sedih dan marahnya kepada Abidzar. Pria itu sampai sekarang belum pulang. Bahkan dia sepertinya memang melupakan keberadaan Kinara.
"Selamat tinggal Mas Bizar..." seru Kinara sambil memandang kearah jalanan yang dia lihat dari jendela. Kinara memutuskan untuk pergi ke luar kota. Tak ada yang dia beritahu akan pergi kemana. Yang jelas ke tempat yang jauh yang bisa membuat dirinya tenang sementara. Dan akan menata hati dan hidupnya kembali. Kini dia hanya menunggu keputusan pembatalan pernikahannya dengan Abidzar.
"Cintamu yang di tunggu selama ini sudah kembali Mas. Semoga kamu bahagia bersama orang yang kamamu tunggu dan kamu nanti kehadirannya setiap waktu dan setiap saat. Beruntung aku belum terlalu mencintai suamiku terlalu dalam. Sehingga rasa sakit anyaman tak begitu terasa. Tapi tetap saja rasanya sesak. Apalagi saat melihat tatapan penuh cinta dan kerinduanku untuk wanita itu." Kinara memukul dadanya mengingat saat dia melihat bagaimana Abidzar melihat keberadaan Gladis di lobby hotel.
"Bu, maaf sudah sampai stasiun." ujar sopir taxi membuyarkan lamunan Kinara.
"Oh maaf Pak. Terimakasih."ujar Kinara kemudian turun dari dalam taxi.
Dia membawa koper dan juga tas ranselnya. Dia akan pergi ke Bandung. Semalam dia menghubungi teman lamanya dan akan tinggal di sana sementara waktu. Selama perjalanan Kinara menatap ke arah luar. Perjalanan yang tidak terlalu lama karena menggunakan kereta cepat.
"Naraaaa..." panggil Maya saat melihat keberadaan Kinara.
"Mayaaaa..."panggil Kinara sambil berlari.
"aaahhh... Senangnya bisa ketemu lagi... Sudah hampir setahun semenjak lulus gak pernah ketemu." ujar Maya sambil memeluk Kinara.
Maya adalah teman yang dekat dengan Kinara selama di bangku Kuliah. Mereka belum bertemu lagi semenjak kelulusan. Maya memutuskan pulang ke Bandung dan bekerja di salah satu perusahaan di Bandung. Sedangkan Kinara dia yang sudah bekerja di perusahaan sekarang, jadi tetap melanjutkan pekerjaannya semenjak kuliah.
"Kita langsung ke tempat kost aku apa kamu mau makan dulu?" tanya Maya.
"Langsung ke kost aja deh. Masih pagi juga, belum waktunya makan siang." jawab Kinara.
"Oke deh. Nih bawa motornya." ujar Maya.
"Ck, kebiasaan." jawab Kinara dan mereka terkekeh.
Kinara membawa motor menuju tempat kost Maya dengan sahabatnya menjadi petunjuk jalan. Mereka tiba di rumah Kost milik Maya. Rumah sederhana yang asri, tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.
"Apa kamu kamu mau kerja disini?" tanya Maya.
"Belum kepikiran May, aku kesini mau menikmati suasana dulu. Penat disana banyak banget kerjaan." jawab Kinara.
"Termasuk masalah Adisty. Kakakmu itu?" tanya Maya sambil membuat kopi untuk mereka. Kinara hanya tersenyum.
"Aku hanya ingin menenangkan fikiran saja disini sementara May, kalau ada rezeki kerja disini. Kalau gak balik lagi kesana." jawab Kinara.
"Terus kenapa juga sampai ganti nomor? Apa ada masalah berat? Cerita aja sama aku." ujar Maya yang merasa heran karena tadi saat di perjalanan Kinara membeli nomor ponsel baru. Pasti ada masalah besar yang sedang dihadapi sahabatnya itu. Karena tak biasanya Kinara akan menghindar dari masalah. Biasanya Kinara akan selalu menghadapi masalahnya.
"Nanti aku cerita May..." jawab Kinara yang belum bisa menceritakannya kepada sahabatnya itu. Maya mengangguk faham.
"Semoga saja ada jalan keluar dari masalahmu Nara. Mumpung disini kita jalan-jalan nanti sore." ujar Maya mencoba menghibur Kinara.
"Memang kamu gak kerja?" tanya Kinara.
"Aku ambil cuti hari ini. Waktu semalam kamu bilang akan kesini ya amasa aku kerja. Siapa yang jemput kamu kan." jawab Maya embuat Kinara terkekeh.
"Maaf ya, kamu malah jadi bolos deh." ujar Kinara.
"Santai aja. Kamu istirahat dulu. Nanti sore kita jalan." ujar Maya yang di angguki oleh Kinara.
Dia memang butuh istirahat karena semalaman dia tak bisa tidur. Semoga saja di tempat yang sejuk dan nyaman ini bisa tidur dengan nyenyak. Setidaknya dia memerlukan energi baru untuk menghadapi hidup barunya kedepan.
"Ah, semoga saja bisa tidur nyenyak disini. Udaranya juga segar sekali." ucap Kinara saat membuka jendela kamar yang langsung menghadap kearah perkebunan teh. Tempat Kost Maya memang berada di Are perkebunan karena Maya bekerja di salah satu perusahaan yang ada disana. Kinara mencoba merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Cukup lama hingga dia akhirnya bisa tertidur.
outhor jgn lama2 s abizar jd bedegong na,,, cepet otw bucin akut sm Kirana ya 🫰🫰🫰
salam hangat dan selalu sehat outhor ku 🫶🫶
lope sakebon batur buat outhor 🫶🫶🫶🫶
salam sehat n semangat outhor ku 🔥🔥