seorang perempuan dengan wajah yang tak begitu cantik terpaksa harus menikah dengan seorang laki laki populer dan kaya disekolah karna sebuah insiden
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Hari ini Dito dan Tiara menghabiskan waktu mereka disebuah pusat perbelanjaan, pandangan Tiara tertuju pada sebuah tas branded berwarna coklat didalam sebuah etalase.dito memperhatikan tingkah kekasihnya.
"Kamu suka ya tas itu"
"Engak kok itu pasti tasnya sangat mahal"
Dito tersenyum simpul dan menarik tangan wanita nya dengan lembut.
" Mba tolong ambilkan saya tas yang berwarna coklat itu"
"Baik tuan"
"Saya mau tas ini ya mba tolong dibungkus"
"Sayang ini harganya mahal sekali ini 25 juta loh"
Dito terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu
" Apasih yang enggak buat kamu,kalau mau mall ini juga bisa aku belikan buat kamu" ucap Dito dengan sombongnya.
Tiara vtak mampu menyembunyikan rasa bahagianya akhirnya tas yang selama ini di idam idamkan ya menjadi miliknya,ia tak menyangka jika Dito mampu membelikan untuk nya,nampaknya ia belum tau kalau Dito anak dari pengusaha sukses di Jakarta!
Tampa mereka sadari sepasang mata menatap tajam kearah mereka
" Bunda"
"Dito kamu ngapain disini"? Ucap Lydia sambil menatap perempuan yang berada disamping anaknya dengan penuh selidik.
Tiara yang mendengar Dito memangil perempuan paru baya yang duduk itu dengan sebutan bunda langsung mengulurkan tangannya.
" Hay Tante aku Tiara"
Lydia Batak bergeming dia masih menatap putranya dengan tatapan yang sulit diartikan,Tiara yang menyadari uluran tanganya tak mendapat sambutan dengan buru buru menarik tanganya kembali.
" Bunda ngapain disini" ?
ucap Dito berbalik bertanya
" Kamu ngak usah banyak tanya kamu pulang sekarang juga"! Ucap bunda Lydia darngan nada satu Okta lebih tinggi
Dito terdiam seribu bahasa,ia tak tau harus bagaimana lagi,yang ia tau pasti bunda Lydia sangat kecewa dengan dirinya.
" Bu asih tolong dorong kursi roda saya,saya ngak jadi beli bajunya mending kita pulang aja"
" Baik nyonya"
" Aku kan sudah bilang kamu ngak usah beli in aku tas ini,bunda kamu jadi marah kan"
Tiara malah mengira bunda Dito marah kepada Dito karna membelikannya tas branded untuk nya.
" Semua ini bukan gara gara aku beli tas mahal untuk kamu,nanti ada saatnya aku bakal cerita semuanya tapi kasih aku waktu dulu untuk menyelesaikan masalahku,aku janji setelah masalah aku selesai, kita akan hidup bersama dengan tenang tanpa gangguan dari siapapun"
Dito menatap mata indah itu dengan bulu matanya yang lentik kemudian ia meraih tangan Tiara dan mencium punggung tangannya hingga beberapa kali.
" Kalau kamu punya masalah cerita dong sama aku,biar kita hadapin bareng bareng"
"Belum saatnya sayang,kamu bisa pulang sendiri kan aku harus buru buru pulang"
"Ia sana kamupulang aja duluan,aku masih pengen jalan jalan"
"Ya udah kalau gitu aku pulang duluan ya,ingat jangan lupa telfon aku kalau kamu sampai dirumah"
"Ia bawel ,sana cepetan pulang"
Cupppp
Satu kecupan mendarat di pipi Tiara, hingga membuat wajahnya merah merona karna menahan malu.
"Ih malu dilihat orang"
Dito tersenyum gemas melihat tingkah kekasihnya.
*****
Dito mengendarai motornya dengan helm full face ya dia mengemudikan motornya dengan kecepatan diatas rata rata.dia takut jika bundanya tidak mau minum obat lagi seperti beberapa waktu lalu saat Lydia mengancam dirinya.
Kini Lydia berada diruang tamu sambil memijit pelipisnya karna putra semata wayangnya membuatnya sedikit pusing.
"Bagaimana bisa anak itu bersenang senang dengan perempuan lain, sementata statusnya sudah menjadi suami orang,dasar anak itu bikind pusing saja"guman Lydia berbicara dengan dirinya sendiri.
Indah yang melihat ibu mertuanya sedang tidak baik baik saja , menghampiri mertuanya yang sedang melamun.
"Bunda kenapa,kok melamun"
"Bunda tidak apa apa nak,bunda hanya kefikiran Dito tadi bunda tidak sengaja ketemu dia dengan perempuan lain dimall.
"Hmm pasti yang dilihat bunda itu Tiara,kenapa rasanya sesak sekali tuhan setiap nkali mendengar nama itu" gumamnya dalam hati.
" Sebenarnya bunda tadi kemall bersama biasih untuk membeli beberapa pakaian untuk kamu, tapi bunda tidak sengaja melihat Dito dengan perempuan itu, bunda tidak tau harus bagaimana lagi Kediri nak,bunda sudah ngancam dia dengan segala macam cara tapi tetap saja diabtak mau menerima pernikahan ini".
Indah menghelai nafas kasarnya.
"Bunda boleh aku minta sesuatu"?
"Kamu mau minta apa nak"?
"Aku hanya mau bunda stop memaksa Dito untuk menerima aku,karna itu tak akan mungkin terjadi,aku sadar diri kok bunda,jangan sampai gara gara aku hubungan bunda dan anak bunda jadi tidak baik aku tidak mau itu sampai terjadi"
Indah memeluk Lydia dengan begitu erat seakan ingin menyembunyikan air matanya yang hampir saja terjatuh didepan Lydia.
Lydia membalas pelukan menantunya.lalu Lydia menatap indah dengan tatapan penuh arti.
"Apakah kamu tau tentang wanita yang bersama Dito"? Tanya Lydia penuh selidik.
Indah mengangguk mengiyakan pertanyaan Lydia.
"Namanya Tiara bunda, selain cantik dia juga wanita yang baik, dikampus aku satu ruangan dengan dia"
" Ya Tuhan"
Lydia kembali diterpa rasa bersalah kepada indah karena perbuatan anaknya.
"Apakah wanita itu tau kalau kamu adalah istrinya Dito"
"Tidak bunda, dikampus hanya aku dan sahabat aku yang tau tentang aku dan Dito selebihnya tidak ada yang tau kalau kami ini sepasang suami istri"
"Ya ampun maaffin anaknya bunda ya nak"
" Jangan minta maaf bunda untuk kesalahan yang bunda tidak perbuat, pokoknya aku minta sama bunda jangan bkekang Dito lagi untuk menerima pernikahan ini,aku sudah ikhlas kok bunda dengan takdir aku, biarkan Dito memilih jalannya sendiri"
"Baik mulai sekarang bunda tidak akan ikut campur pernikahan kamu nak"
Indah tersenyum ada sedikit rasa lega didalam hatinya.
"Makasih ya bunda sudah sayang sama aku"
Dito yang baru pulang kerumah menautkan alisnya saat melihat bunda dan istrinya sedang berpelukan diruang tamu.
Menyadari kehadiran putranya Lydia langsung melepaskan pelukannya.
"Bunda aku mau bicara"ucap Dito dengan datar namun jelas.
"Hmm bicaralah bunda akan dengarkan"
"Bunda aku mohon jangan seperti ini,jangan persulit aku bunda, semua ini sudah cukup sulit buat aku"
"Semua sulit karna kamu yang membuat nya sulit"
Kini Dito bersimpuh dihadapan bundanya, dengan kedua tangan diletakkannya diatas paha.
" Dia Tiara bunda dan aku sangat mencintainya" ucap Dito suaranya parau dengan sedikit bulir air mata yang mengembung dipelupuk matanya.
Dia meremas jari jemarinya,ia tertunduk begitu rapuh dan akhirnya air mata suci itu lolos juga membasahi pipinya.
Ada sedikit rasa tak percaya dalam hati Lydia anak yang selama ini begitu cuekk yang cenderung menutup diri dari semua orang bahakan dengan lawan jenis sekalipun kini dengan rela bertekuk lutut untuk wanita yang dicintainya.
Melihat kesungguhan cinta dari suami tapi bukan untuknya,indah memejamkan matanya,hatinya bagai ditusuk pisau tajam, hatinya menjerit menangis tapi berusaha agar dia terlihat baik baik saja, sungguh itu jauh lebih sakit!!!
"Kamu itu sudah punya istri, bagaimana mungkin bunda menyetujui hubungan kamu dengan perempuan lain"ucap Lydia dengan nada yang tinggi dan penuh penekanan agar anaknya bisa mengerti"
" Aku tau bunda,tapi aku tak sedikit pun mencintai indah, tolong bunda mengerti"
" Ini bukan masalah kamu mencintai siapa,tapi ini masalah tanggung jawab kamu dan janji kamu saat mengucapkan ijab kabul atas nama indah tapi kamu mengikarinya dengan alasan cinta"
"Aku tau bunda tapi keadaan ini membuat aku tersiksa,bunda tau aku,ini baru pertama kalinya ada wanita yang bisa membuat ku jatuh cinta dan aku mohon Bunda jangan ancam ancam aku lagi dengan kesehatan bunda"
Lydia mengusap wajahnya kasar, dia tak tau lagi bagaimana caranya agar putranya itu mengubur dalam dalam perasaan cintanya, toh juga ia sudah berjanji dengan indah untuk tidak ikut campur dengan pernikahan mereka.
" Baik kalau itu yang kamu mau bunda tidak akan memaksa kamu dan ikut campur lagi dengan pernikahanmu"
Dito mendongakkan kepalanya menatap Lydia dengan sorot mata yang sulit diartikan, senyuman mereka diwajahnya ibarat seorang anak kecil yang permintaannya baru saja dikabulkan.
Dito memeluk bundanya dengan erat, sedangkan indah tak sanggup lagi membendung air matanya yang rasanya ingin tumpah sekarang juga, dengan cepat ia melakahkahn kakinya menjauh dari ibu dan anak itu,indah masuk ke kamarnya ia menutup pintu kamarnya dengan pelan dan meringkuk sambil memegangi kedua lututnya.
"Hiks hiks rasanya sesak sekali ya ALLAH,aku sudah berusaha mengendalikan perasaan ini,agar tidak jatuh cinta dengan ya,apakah memang benar ya Allah orang jelek seperti ku tak pantas jatuh cinta,kenapa ya Allah dunia ini tidak pernah adil kepadaku,bahkan ibu kandung ku pun malu dengan fisikku" ujarnya lirih.akhirnya semua perasaan yang selama ia pendam yang membelenggu dihatinya ditumpahkan dalam tangis tanpa suara.
Berbeda dengan indah yang galau merana,Dito tampak bahagia kaarna Lydia taman lagi mengancamnya untuk ntidak meminum obat kalau dia tak menganggap indah sebagai istrinya.
Matanya terasa ngantuk karna terlalu nlama menangis,ia memejamkan matanya sampai akhirnya terlelap dalam tidurnya.
" indah dimana ya bi" tanya Lydia
" Oh non indah lagi tidur nyonya dikamarnya , tidur nya kelihatan lelap sekali ,bibi tak tega membangunkannya nyonya"
" Ia biarkan saja ia beristirahat bi, jangan diganggu dulu"
" Baik nyonya"
" Kasihan anak itu mungkin dia perlu waktu untuk menenangkan diri" human Lydia dalam hati.
Yuk, mampir di ceritaku
Dosen Licik terobsesi padaku ᐛ