"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke penginapan...
Aisyah terbangun dari tidurnya yang lelap, perlahan-lahan ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kearah jendela karavan, ia menyingkap tirai berwarna cerah yang menutupi jendela karavan yang berukuran lebar.
Sinar matahari bersinar lembut menerpa wajahnya, ia menghirup udara segar di pagi hari.
"Hmm..., segar sekali udara pagi ini !?", kata Aisyah seraya mengangkat tangannya keatas.
Semburat sinar terang membiaskan indahnya batu pirus disekeliling gelang emas yang mengkilat berbentuk bintang.
"Ini sangat cantik sekali !", kata Aisyah bergumam pelan.
"Apakah nona menyukainya ?", ucap jam antik kuno yang muncul secara tiba-tiba disampingnya berdiri.
"Iya..., aku sangat menyukainya wahai jam antik kuno, aku baru pertama mendapatkan hadiah secantik ini !", kata Aisyah tersenyum.
"Siapakah pria muda berambut perak yang kita temui kemarin nona ?", tanya jam antik kuno.
"Tumben kamu bangun sepagi ini ? Apa karena ingin menanyakan perihal pria asing yang aku jumpai itu ?", kata Aisyah tertawa kecil.
Jam antik kuno itu hanya terdiam sambil melayang didekat Aisyah lalu ia berkata, "Hamba hanya penasaran kenapa ia bisa melihat anda didalam Karavan Sara ini padahal hamba telah mengelilingi karavan ini dengan sihir yang sangat kuat tanpa pria itu merusaknya sedikitpun ?"
"Aku juga heran kenapa ia bisa muncul dan terbang melompat dari bawah karavan ke atas dengan ketinggian seperti ini ?", kata Aisyah.
"Hamba juga penasaran nona, bagaimana dia bisa mempunyai Bintang Roh yang sangat langka dan yang hamba ketahui Bintang Roh sangat sulit untuk mendapatkannya ?", ucap jam antik kuno.
"Oh, iya...?", kata Aisyah.
"Informasi itu yang sekarang ini hamba dapatkan nona, mengenai Bintang Roh ! Benda ajaib itu hanya dimiliki oleh kalangan tertentu dan tidak sembarangan mendapatkannya karena harus melewati beberapa rintangan level ujian yang sulit !", sahut jam antik kuno.
"Namanya Aidl, ia seorang astronom yang datang dari masa depan kemari karena ia tersesat dalam pusaran waktu astronomi kemasa lalu", kata Aisyah.
"Hmm..., benarkah ? Tapi kenapa ia bisa sehebat itu ?", kata jam antik kuno heran.
"Aku juga tidak tahu tapi ia memintaku untuk membantunya agar bisa pulang kembali ke masa depan !?", kata Aisyah.
"Apakah ia tidak cukup melihat petunjuk untuk kembali pulang ke masa depan dinegeri Persia ini ? Apakah pria asing itu tidak menemukan jalan keluar ?", ucap jam antik kuno.
"Entahlah wahai jam antik kuno !? Apakah kamu tahu alasan Aidl memberikanku Bintang Roh ini ?", kata Aisyah lalu berjalan kembali kedalam kamar.
"Untuk apa nona jika hamba boleh tahu !?", ucap jam antik kuno.
"Ia memberikan hadiah Bintang Roh ini padaku sebagai imbalan karena aku mau membantunya kembali ke masa depan !", kata Aisyah.
"Tetapi..., kenapa pria asing itu begitu mudahnya memberikan Bintang Roh tersebut pada anda nona ?", ucap jam antik kuno penasaran.
Aisyah hanya menjawab pertanyaan dari jam antik kuno dengan menggelengkan kepalanya pelan.
Aisyah menutup pintu kamar rapat dan pergi mengganti pakaiannya, ia kembali mengenakan Kaftan Persia yang indah. Ia tidak lagi mengenakan pakaian yang di berikan oleh jam antik kuno pada perayaan hari baru.
"Sepertinya aku lebih baik memakai pakaian ini saja untuk menandai perubahan hari di negeri antah berantah ini !", kata Aisyah.
Suasana menyambut hari baru masih terasa sampai hari ini karena acara Festival Nowruz masih berlangsung selama tiga belas hari kedepan.
Karavan Sara masih merayakan perayaan menyambut musim semi dan itu terlihat diseluruh tempat ini. Hiasan bunga segar yang selalu diganti jika layu serta lampu-lampu hias yang masih tergantung diseluruh tempat di karavan ini masih tertata rapi dan cantik.
Aisyah menuruni satu demi satu anak tangga karavan, ia berjalan mendekat ke arah meja kayu panjang.
"Kemana gerangan wanita muda bercadar tipis itu ? Kenapa aku tidak melihatnya disini ?", kata Aisyah.
Suara keras seorang wanita terdengar dari arah luar karavan yang tengah memanggil nama seseorang, wanita itu masuk kedalam Karavan Sara ini seperti sedang mencari-cari sesuatu ditempat ini.
"Talayeh ! Talayeh ! Dimana kamu ?", panggil wanita yang baru masuk kedalam karavan.
"A...da..a..pa...Sarvenaz ?", kata wanita muda bercadar tipis itu tergesa-gesa membawa bunga segar ditangannya.
"Lihatlah diluar sana Talayeh !", kata wanita bernama Sarvenaz panik.
"Ada apa diluar karavan ? Aku tidak melihat apa-apa disini ?", kata Talayeh kebingungan.
"Bukan..., bukan...disini tapi diluar gerbang Karavan Sara, disana !", kata Sarvenaz sambil menunjuk ke arah luar karavan.
"Baiklah ! Mari kita lihat kesana Sarvenaz !", sahut Talayeh, wanita muda bercadar tipis.
"Ayo cepatlah ! Kita tidak punya banyak waktu !", kata wanita muda bernama Sarvenaz terburu-buru sambil menarik tangan kawan wanitanya.
"Baik..., baik..., jangan menarikku seperti itu ! Kita bisa terjatuh !", kata wanita bercadar tipis itu gugup.
Mereka berdua tampak sebaya dan terlihat akrab satu sama lainnya, keduanya saling bergandengan tangan erat menuju keluar halaman Karavan Sara sambil berlari kecil.
Aisyah melihat mereka berdua dari kejauhan, dirinya tidak dapat berbuat apa-apa selain diam ditempat tanpa bisa melangkah keluar ke halaman Karavan Sara karena jika ia melangkahkan kakinya keluar ke halaman maka sihir yang melingkupi karavan akan lenyap dan mengakibatkan kerusakan pada dimensi waktu. Ia menundukkan kepalanya sendu serta berbalik arah hendak menuju ke lantai atas karavan.
"Cepatlah Talayeh ! Ini sangat berat sekali ! Aku sudah tidak kuat menahannya !", kata Sarvenaz mengeluh.
"Iya ! Iya ! Tapi bukankah ini karena ide darimu yang menyuruhku membawa masuk kedalam karavan ini ?", kata Talayeh.
"Lalu kenapa ikut menyetujuinya ?", kata Sarvenaz.
"Sudahlah ! Jangan berdebat lagi, cepat kita bawa orang ini kedalam !", kata wanita bercadar tipis itu.
Mata Aisyah langsung terbelalak kaget ketika melihat kearah kedua wanita muda yang berjalan dihalaman Karavan Sara ini, kedua wanita muda itu sedang memapah seorang pria yang tengah terluka parah. Mulut Aisyah mendadak kelu ketika melihat kearah pria tersebut lalu ia langsung pergi menghilang secepatnya dari hadapan mereka semua.
Aisyah segera berpindah tempat kedalam ruangan kamar tidurnya lalu memanggil jam antik kuno.
"Wahai jam antik kuno ! Keluarlah cepat !", kata Aisyah.
Hening...
Suasana diruangan kamar terasa sangat hening sekali dan ia melihat jika dirinya tengah sendirian tanpa hadirnya jam antik kuno disisinya.
Aisyah bertambah bingung kenapa jam antik kuno itu tidak merespon panggilan darinya. Ia memanggil kembali jam antik kuno tapi masih tetap tidak ada jawaban darinya, akhir-akhir ini Aisyah perhatikan jika jam antik sering menghilang.
"Hmph...!? Ada apa sebenarnya yang terjadi dengan jam antik kuno itu !?", pikir Aisyah.
Aisyah kembali memanggil jam antik kuno untuk hadir dihadapannya tapi tetap sama tidak ada respon dari jam saku antik tersebut.
"Lebih baik aku segera bersembunyi didalam kamar ini dan mengunci rapat-rapat kamar tidur !", kata Aisyah, ia benar-benar sangat gelisah.
Bagaimanapun Aisyah melindungi dirinya tetapi ia menyadari jika orang yang sedang ia hadapi mempunyai kekuatan yang sangat besar dan ia tidak mampu menandinginya meskipun tuan itu tengah terluka tapi Aisyah masih bisa merasakan kekuatannya yang hebat.
"BOOM !!!", terdengar suara dari arah belakang Aisyah.
Aisyah dengan cepat membalikkan badannya menghadap kearah suara tersebut. Ia melihat jam antik kuno itu berputar-putar tiada hentinya.
"Ada apa denganmu wahai jam antik kuno !?", kata Aisyah seraya meraih jam antik kuno itu kedalam genggaman tangannya.
Jam antik kuno itu tetap berputar-putar tanpa hentinya, Aisyah semakin menggenggam erat jam antik kuno itu ditangannya. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi pada jam antik kuno ini !? Apakah karena tuan agung itu tengah terluka !?", kata Aisyah dalam hatinya bingung.
Lama jam antik kuno berputar-putar seperti itu lalu terdiam tanpa bergerak sedikitpun. Aisyah semakin ketakutan serta kebingungan harus berbuat apa untuk menghadapi ini semuanya.
"Ya Ampuuun...!? Dia malah terdiam tanpa bergerak sedikitpun !? Dia semakin membuatku mati ketakutan !!!", kata Aisyah.
Aisyah hanya bisa terduduk dilantai tak berdaya sembari menggenggam jam antik kuno ditangannya erat.
"Bagaimana ini !? Apa yang harus aku lakukan selanjutnya tanpa jam antik kuno ini !? Apakah dia telah berubah menjadi sebuah benda mati tak berguna !?", kata Aisyah seraya menengadahkan kepalanya kearah atas.
Aisyah lama terdiam tak bereaksi dan hampir menyerah dengan ini semuanya, lalu ia teringat dengan bola cermin ajaib milik jam antik kuno. Sekarang ia berpikir bagaimana cara untuk mengeluarkan bola cermin ajaib.
"Apakah aku harus mengetuk-ketuk jam antik kuno ini agar tersadar kembali !?", kata Aisyah seorang diri.
Aisyah semakin kebingungan ketika ia tidak menemukan titik terang dari masalah yang kini ia hadapi sekarang. Ia mencoba kembali mengetuk jam antik kuno itu pelan-pelan tapi tidak ada reaksi sama sekali.
"Wahai jam antik kuno bangunlah ! Aku perintahkan padamu untuk segera bangun !", kata Aisyah pelan.
Jam antik kuno itu tetap tidak merespon bahkan semakin terdiam bergeming ditelapak tangan Aisyah. Kini jam antik kuno itu seperti sebuah benda mati tak berguna sama sekali.
Keheningan ini sangatlah mencekam, Aisyah benar-benar tidak tahu harus berbuat apa untuk membangunkan jam antik kuno yang terdiam.
"Sepertinya aku harus memeriksa sendiri keadaan tuan agung itu karena aku tidak bisa melihat dari bola cermin ajaib milik jam antik kuno !", kata Aisyah.
Aisyah lalu berdiri dan berpindah tempat dengan cepat keluar dari kamarnya untuk melihat keadaaan tuan agung di Karavan Sara ini.
Sayup-sayup terdengar suara wanita sedang bercakap-cakap dilantai bawah Karavan Sara ini. Aisyah segera menghampiri mereka yang sedang berdiri didepan tuan agung yang tengah terluka.
"Apa yang harus kita lakukan ?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Aku juga tidak mengerti Talayeh !", sahut wanita disampingnya.
"Bagaimana jika kamu panggilkan Salar kemari !?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Untuk apa kamu memanggilnya ? Bukankah dia hanya seorang pawang kuda ?", tanya Sarvenaz keheranan.
"Salar memang ahli kuda tapi dia mampu merawat kuda dengan baik dan mungkin saja Salar bisa membantu tuan ini untuk memberinya sebuah pertolongan pertama !", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Kenapa kita tidak memanggil tabib saja ?", tanya wanita disamping Talayeh semakin bingung.
"Jika kita memanggil tabib akan membuang waktu lama Sarvenaz ! Tabib adanya dikota dan perjalanan kesana butuh waktu yang sangat lama kawanku !?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Baiklah aku mengerti dan aku akan segera membawa Salar kemari !", sahut wanita bernama Sarvenaz.
"Iya cepatlah ! Salar sekarang ada di kandang kuda Karavan Sara !", kata Talayeh.
Wanita bernama Sarvenaz bergegas pergi dan setengah berlari menuju kearah luar karavan.