Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 24 Kekhawatiran Bu Laila
Pemilik Hati (24)
" Ibu ingin berbicara berdua denganmu. Bagaimana, Syifa?"
Flower ingin mengetahui lebih banyak tentang Syifa. Sosok menantu pilihan David yang sangat berbeda dengan para mantan kekasih David yang ia tahu selama ini sekalipun tidak mengenalnya secara langsung.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Ma, apa mama tahu siapa calon suami Syifa?," Farhan bertanya pada ibunya karena ia penasaran.
Kemarin, ia melihat Syifa bersama dengan sosok yang ia kenal. Sebagai sesama pengusaha tentu ia tahu. Hanya saja, jika laki-laki itu adalah calon suami Syifa, rasanya Farhan takkan rela.
" Namanya Andra. Mama juga pernah bertemu saat mengunjungi Syifa dulu." Laila, ibunda Farhan memang kerap kali mengunjungi Syifa. Namun, tanpa sepengetahuan Farhan. Karena ia tak inginFarhan tahu kemana Syifa pergi.
" Jadi, benar Syifa akan menikah dengan Pak Andra?,"
" Kamu kenal nak Andra?," tanya Bu Laila melihat cara Farhan memanggil calon suami Syifa.
" Dia sesama pengusaha seperti aku. Apa tidak salah, Ma?,"
" Memangnya apa yang salah? Andra orangnya baik. Sopan juga," kesan pertama yang Andra tunjukkan memang membuat Bu Laila langsung setuju saat Syifa meminta pendapatnya.
Andra yang sangat pandai menempatkan diri dan membaca situasi, bersikap sesuai yang ia butuhkan. Agar misinya tercapai. Menikahi Syifa.
Sementara Syifa dan Bu Laila, dua orang baik yang tidak pernah berfikir negatif pada orang lain menjadi sasaran empuk untuk di bo_dohi.
Apalagi keduanya tidak pernah bersinggungan dengan bisnis atau perusahaan. Sehingga tidak tahu seperti apa dia sebenarnya.
" Mama tak tahu siapa dia dan seperti apa dia orangnya?." Farhan
" Memangnya seperti apa? Dia baik." jawab Bu Laila berfikir mungkin Farhan cemburu karena Syifa akan menikah sehingga menunjukkan penolakan terhadap calon suami Syifa.
Farhan pun menceritakan semua yang ia tahu tentang Andra. Laki-laki yang sangat berambisi ketika menargetkan sesuatu. Juga tentang ia yang akan melakukan berbagai cara sekalipun cara yang bertentangan dengan hukum.
" Kamu serius?," tanya Bu Laila mulai khawatir. Mulai mencemaskan pernikahan Syifa kelak jika terjadi. Haruskah perempuan yang sudah ia anggap sebagai anak itu tidak kembali bahagia dalam pernikahannya?
Perasaan seorang ibu yang benar-benar mengkhawatirkan anak perempuannya. Karena di pernikahan sebelumnya Syifa tak bahagia.
" Aku serius, Ma." Laila melihat ke arah Farhan.
" Bukan karena cemburu?,"
Farhan mende_sah. Ternyata alasan ibunya tidak percaya karena menganggap Farhan cemburu dan berusaha menggagalkan rencana pernikahan Syifa.
" Aku memang cemburu. Tapi, apa yang aku katakan benar adanya,"
Farhan akui ia cemburu saat Syifa akan menikah. Apalagi saat ia melihat Syifa yang tak lagi memandangnya dengan tatapan cinta. Rasanya menyakitkan.
Farhan menyesal. Benar-benar menyesal telah melukai Syifa. Awalnya ia berharap memiliki kesempatan untuk menebus semua kesalahannya. Namun, itu hanya harapan Farhan saja.
Bu Laila yang khawatir akhirnya memutuskan menelpon Syifa untuk memintanya bertemu dan membicarakan apa yang di katakan Farhan padanya. Soal caranya, ia akan pikirkan nanti.
Walaupun ia khawatir Syifa menganggapnya ingin menggagalkan pernikahan Syifa dan menjodohkan kembali dengan Farhan, Bu Laila tak peduli. Yang ia pedulikan hanyalah Nasih pernikahan Syifa jika Andra benar seperti yang di katakan Farhan.
Bu Laila memilih kembali ke kamar dan menghubungi Syifa di kamarnya. Agar Syifa lebih nyaman dan Farhan tidak mencuri dengar pembicaraan keduanya.
Setelah menetralkan debaran jantungnya Bu Laila langsung menghubungi Syifa. Walaupun sudah malam.
Dua kali tak di angkat, Bu Laila memutuskan untuk menelpon sekali lagi.
" Assalamu'alaikum. Ma"
Akhirnya panggilan di angkat. Bu Laila senang apalagi saat melihat wajah Syifa.
" Wa'alaikumussalam, sayang. Maaf menganggu malam-malam." Sebenarnya Bu Laila pun tak enak namun rasa khawatirnya lebih dominan.
" Tidak apa-apa, Ma." Syifa tersenyum. "Ada apa? Pasti ada hal yang penting ya?,"
"Soal pernikahan kamu yang tinggal sebentar lagi."
Terdengar helaan nafas berat.
" Apa ada masalah?," awalnya Bu Laila akan menceritakan semua yang ia dengar dari Farhan. Tapi, sepertinya Syifa sendiri ada masalah tentang pernikahannya.
" Aku dan Mas Andra tidak jadi menikah, Ma. Dia tak sebaik yang ku kira selama ini."
" Ternyata benar Andra itu tidak sebaik yang ia tunjukkan pada kita? Memangnya apa yang sudah dia lakukan?,"
" Mama tahu? Dari siapa?,"
" Sebenarnya, Farhan menceritakan tentang Andra. Awalnya Mama pikir dia hanya berusaha menggagalkan pernikahanmu dengan menjelek-jelekkan Andra. Tapi, ternyata benar." Bu Laila diam sejenak.
" Jadi, apa yang sudah Andra lakukan sehingga kalian tidak jadi menikah?,"
" Dia menghamili perempuan lain yang ternyata adalah rekan guruku disini. Bahkan ternyata dia suka 'jajan sembarangan' dan melakukannya di hotel kapanpun yang ia inginkan."
" Ya Allah, Mama tak menyangka dia seperti itu."
" Iya, Ma. Aku bersyukur aku tahu lebih awal. Jika tidak, sudah bisa di pastikan pernikahanku akan seperti apa."
" Maaf soal pernikahanmu sebelumnya, sayang. Kalau saja Mama tidak memaksa...."
" Sudah lupakan, Ma. Itu hanya masa lalu. Yang pasti aku sudah bahagia sekarang,"
" Kamu ini aneh, gagal menikah malah bahagia," Keduanya tertawa.
" Aku minta maaf, Ma. Sebenarnya aku sudah menikah dengan orang lain kemarin malam."
"Menikah?,"
Syifa mengangguk. "Karena sesuatu aku menikah mendadak dengan seseorang."
" Kenapa bisa? Siapa orang itu?,"
" Ceritanya panjang. Nanti aku akan ceritakan langsung sekaligus memperkenalkan suamiku."
Sementara orang yang sedang dibicarakan sedang merebahkan diri, kepalanya ia ada di pangkuan Syifa. Memeluk pinggang Syifa dan sesekali menciumi perutnya.
Benar-benar menganggu konsentrasi Syifa yang sedang menelpon. Namun, ia berusaha agar tidak membuat Bu Laila mengetahui apa yang sedang di lakukan suaminya.
" Kamu serius sudah menikah?,"
" Maaf."
" Jangan minta maaf, mama tak apa-apa. Tapi, dia baik kan?,"
Syifa merasa terharu karena mendapatkan perhatian dari Bu Laila. Bu Laila benar-benar menganggapnya anak.
" Mama tidak perlu khawatir. Suamiku sangat baik. Keluarganya menerimaku dengan baik sekalipun pernikahan kami mendadak bahkan tanpa kehadiran keluarga suamiku juga."
Bu Laila tersenyum lega. "Walaupun Mama penasaran, tapi mama akan menunggumu untuk bercerita. Kapan kamu mau ke sini?,"
Syifa melihat ke arah suaminya sekilas yang mengatakan 'besok' tanpa suara karena tidak ingin ketahuan berada di sana.
" Insya Allah besok, Ma,"
" Baiklah Mama tunggu. Semoga pernikahanmu yang sekarang sakinah wa Rahmah mawaddah."
" Aamiin. Terimakasih, Ma."
" Sama-sama, sayang,"
Setelah sambungan terputus, David langsung mengambil ponsel Syifa dan meletakkannya di atas nakas. Ia pun membantu Syifa membuka kerudungnya dan mengajaknya berbaring.
" Kenapa mas tidak mau berbicara dan memperkenalkan diri pada Mama?,"
" Hmm tidak apa-apa. Besok saja," jawabnya sambil mengeratkan pelukannya. Alasannya? Hanya David yang tahu.
Rasanya David tak ingin berjauhan sedikit pun dengan Syifa.
" Aku kan sudah bilang akan membuatmu istirahat malam ini. Kenapa memakai pakaian begini?," tanya David berharap bisa segera tidur namun yang lain malah bangun karena pakaian yang di kenakan istrinya.
Tadi, Syifa memang hanya mengenakan kerudungnya saja. Dan memposisikan kamera ponsel hanya mengarah ke arah wajahnya. Karena ia hanya mengenakan pakaian tidur yang kurang bahan.
" Yang ada di lemari hanya pakaian tidur dengan model begini semua. Lalu aku harus pakai apa?"
David menepuk jidatnya. Ini pasti ulah ibunya. Tadi, ia yang akan memesan pakaian untuk Syifa, namun di larang oleh ibunya.
" Ini ulah ibu..." David menepuk jidatnya.
" Jadi, aku harus pakai apa? Pinjam baju mas saja?," tanya Syifa
Mendapatkan perlakuan yang baik dari suaminya membuatnya ia lebih menerima bahwa kini statusnya adalah seorang istri. Sehingga, ia tidak menolak apapun yang di lakukan oleh David seperti saat ini.
" Mas ...."
" Jangan pakai apapun.." David menyeringai.
" Eh ..."
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤