Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH
Hari dimana Gita dan Ezan menikah pun tiba. Gita menatap cermin yang menampilkan wajah nya yang sudah selesai dirias oleh team MUA yang sudah di booking oleh pihak Ezan.
Ceklek..
Suara pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki yang gagah masuk ke dalam kamar itu. Gita menatap lurus ke dalam cermin yang menampakkan sosok Bara yang saat ini berdiri di belakang nya yang masih duduk di kursi meja riasnya.
"Cantik sekali keponakan Om ini, sudah siap?" Bara menatap wajah Gita dari cermin.
Gita memutar tubuhnya dan kini duduk di depan Bara. Dia beranjak dari tempat duduknya dan menatap wajah tegas Bara.
"Om...
Gita tiba-tiba memeluk tubuh laki-laki yang sudah merawat dirinya semenjak kedua orang tuanya tiada. Keluarga satu-satunya yang dia punya.
Gita teringat akan obrolan Bara dan Ezan yang tanpa sengaja Gita dengar. "Kenapa harus aku Bar, dia bahkan sudah punya pacar."
"Karena hanya kamu yang aku percaya Zan, tentang pacar Gita yang anak mami itu, tidak akan pernah aku ijinkan dia menikahi Gita. Walaupun kamu dan Gita tidak berjodoh, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa menerima Alex menjadi pendamping Gita."
"Tapi tidak dengan membohongi dia soal malam itu Bar, aku tidak ingin dia merasa tidak berharga lagi."
"Mau gimana lagi, dengan cara baik-baik, dia menolakmu.Jadilah aku memilih jalan ini."
"Terimakasih om, karena kebaikan Om selama ini yang buat Gita menjadi seperti sekarang. Apapun yang om lakukan , Gita yakin om sudah memikirkan nya dengan matang."
Bara mengernyitkan dahinya mendengar penuturan Gita. Lalu Bara pun melerai pelukan mereka. Lalu dia pun mengecup kening ponakannya itu.
"Jadilah istri yang baik untuk Ezan, walaupun kamu belum mencintai nya, hargailah dia sebagai pasanganmu. Dia sebagai ganti Om untuk menjagamu. Apapun yang kamu anggap sulit, bicarakan baik-baik dengan Ezan, İnsyaallah dia akan selalu ada untuk kamu." Gita pun mengangguk paham dengan apa yang di katakan Bara.
"Kamu pasti bisa menghadapi tantangan yang ada di depan nanti, kalau kamu tidak bisa mengatasi nya sendiri, biarkan Ezan yang membereskan nya. Kamu mengerti?" lagi-lagi Gita mengangguk mengiyakan.
"Semuanya sudah siap kan, yuk ...kita keluar. Ezan dan keluarga nya sudah sampai." Gita mengangguk dan mengaitkan tangan nya ke lengan Bara.
Sementara di ruang tamu yang sederhana itu pun sudah berkumpul seperti penghulu dan juga Ezan beserta kedua orangtuanya dan juga sang kakek. Sedangkan dari pihak Bara ada Sandi dan Mario sahabat nya.
Gita duduk di samping Ezan, dibantu oleh Fani sebagai ibu mertuanya.
"Terimakasih Tante.." dengan nada lirih Gita mengucapkan terimakasih pada calon ibu mertuanya itu.
Fani yang mendengar ucapan Gita tersenyum lebar. Dia berharap Gita akan menjadi istri juga sebagai ibu dari pewaris tahta Ezan.
"Bismillahirrahmanirrahim.."
"Ananda Ezan Narendra Hutama bin Bayu Radika Hutama saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan keponakan saya Gita Kirana binti alm Galang Satya Nugraha dengan mas kawinnya emas seberat 100gr dan uang tunai 5M rupiah di bayar tunai...
"Saya terima nikah dan kawinnya Gita Kirana binti alm Galang Satya Nugraha dengan mas kawinnya tersebut di bayar tunai...
"Bagaimana saksi, Sah?
"Sah..
"Sah...
Setelah mendengar jawaban dari para saksi yang mengesahkan pernikahan Ezan dan Gita, mereka pun langsung berdoa untuk kebaikan atas pernikahan Gita dan Ezan.
Ezan memejamkan matanya sejenak mengingat mendiang istrinya yang sudah tiada.
"Maafkan aku sayang, aku harus menikah lagi. Bukan karena aku tidak mencintaimu lagi, tapi...semua ini adalah kehidupan yang harus terus aku jalani. Namamu akan selalu abadi dalam hatiku.."
Sedangkan Gita yang mendengar kata SAH dari saksi , jantungnya berdetak semakin kencang. Bahkan moment ini tidak pernah terbayang oleh pikirannya. Sekarang dia sudah berstatus sebagai istri Ezan, sahabat om nya sendiri.
"Nak Gita, cium tangan suaminya!"
Ucapan penghulu membuat lamunan Gita pun buyar seketika. Gita yang selama acara tertunduk, dia pun mendongakan kepalanya memberanikan diri untuk menatap wajah Ezan yang sudah menjadi suaminya.
Deg..
Keduanya sama-sama terpaku dengan apa yang mereka lihat saat ini. Ezan terlihat begitu tampan dengan balutan jas berwarna putih senada dengan kebaya modern milik Gita.Sedangkan Ezan begitu terpesona dengan penampilan Gita yang nampak berbeda.
Kecantikan Gita berkali-kali lipat saat ini.
Perlahan Gita mengulurkan tangannya yang terlihat gemetar. Ezan melihat tangan kecil milik Gita, sudah menggantung di udara. Dia pun akhirnya mengulurkan tangannya dan segera di raih oleh Gita dan dia pun mencium nya dengan takzim.
Lalu perlahan tangan kiri Ezan pun menyentuh ubun-ubun Gita dan sembari membacakan doa untuk istrinya itu.
Gita yang melihat perlakuan Ezan itu, merasa tersentuh dan terharu. Rasanya dia ingin meneteskan airmata. Namun sekuat mungkin dia berusaha untuk tidak menangis.
Setelah selesai membacakan doa, Ezan pun mencium pucuk kepala Gita dengan penuh rasa.
Walaupun acara pernikahan mereka yang begitu sederhana, namun tidak menghilangkan suasana sakralnya.
"Selamat ya nak, semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah."
"amiin.." kedua mempelai itu pun mengamini doa Rahma ( Ibu Ezan mulai sekarang kita sebut Rahma ya, biar nggak bingung)
Rahma pun memeluk putranya lalu beralih ke Gita. Dia memeluk erat tubuh kecil Gita. Rasanya begitu nyaman saat Gita merasakan pelukan seorang ibu yang sudah lama dia tidak merasakan nya.
"Andai ada bunda ..
Suara lirih Gita terdengar di telinga Rahma, dia pun langsung merespon perkataan Gita. "Mulai hari ini, mama adalah mama kamu Gita, kalau perlu apapun kamu bisa hubungi mama atau temui mama di mansion."
Perkataan Rahma membuat kesejukan di hati Gita. Rasanya dia menemukan sosok perempuan yang
menjadi pengganti peran bundanya.
" Terimakasih ma.." mendengar ucapan Gita, Rahma pun tersenyum lebar. Dia merasa punya anak perempuan yang begitu dia dambakan.
"Selamat bro, aku titip Gita. Jaga dia baik-baik, bimbinglah dia semampu kamu. Maaf jika nanti sifat nya masih seperti anak kecil, dia tidak pernah ada di posisi ini, dia hanya butuh sandaran dalam hidupnya. Perlahan bukalah hati kamu, aku tahu kamu tidak akan mudah untuk mengambil keputusan ini. Thanks, kamu sudah menjadi keponakan ku sekarang..hahaha.."
"Sial kamu, apapun itu..kamu nggak usah khawatir, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Jaga diri mu di sana baik-baik. Jangan lupa pulang, kami akan selalu menunggu kamu. Berjuanglah semampu kamu, tapi jangan biarkan...Gita kembali merasakan kehilangan keluarganya untuk kesekian kalinya."
Bara mengangguk samar dan mereka pun berpelukan dalam moment yang begitu haru.
To be continued