Menikah dengan ketua preman bagaimana bisa?
Ayunda Putri hanya berniat berteduh saat hujan disebuah pos ronda sepi sepulang kerja.
Tapi diwaktu bersamaan seorang pria berpenampilan preman tiba tiba datang ketempat itu dengan mengaku sedang dikejar oleh seseorang padanya dan memintanya untuk diam agar si pengejar tidak bisa menemukan sipria.
Awalnya semua baik baik saja sampai kejadian tidak terduga terjadi dengan mereka berdua yang membuat mereka harus dinikahkan paksa malam itu juga oleh penduduk kampung setempat..
Nasib sial atau malah keberuntungan bagi Ayunda karena harus menjadi istri dadakan Sulaiman Yazid seorang ketua preman yang sangat ditakuti oleh banyak orang?
Penasaran cus silahkan baca ya reader🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34.Makan Siang Berdua.
"Abang!",Panggil Ayunda begitu dia melihat sosok Iman yang berdiri di dekat pintu masuk Mall Senopati.
Iman menoleh lalu tersenyum begitu melihat Ayunda berjalan menghampirinya.
"Maaf lama",ucapnya lagi setelah berdiri disamping Iman.
"Nggak papa,gue juga baru turun dari ojek kok tadi waktu nelpon Lo",terang Iman dengan meraih tangan Ayunda untuk menautkan jari mereka membuat Ayunda tertunduk malu Iman melakukan itu ditempat umum tapi tidak menolak nya.
"Ayo kita makan sekarang",ajak Iman dengan mengajak Ayunda berjalan meninggalkan tempat itu.
"Kita akan makan disini?",tanya Ayunda karena Iman mengajaknya masuk kedalam Mall bukannya kearah luar tempat para pedagang kaki lima berjualan.
"Iya gue lagi pengen makan disini Lo nggak suka?",tanya Iman yang dijawab gelengan oleh Ayunda.
"Ya udah ayo".
Iman mengajak Ayunda ke salah satu restoran yang ada didalam Mall itu tapi begitu sampai didepan pintu Restoran dan melihat orang orang yang masuk kedalam sana seperti para golongan sosialintah seperti istilah Widia tadi Ayunda menjadi ragu.
Meski saat itu dia tidak memakai seragam kerja seperti biasanya karena sejak menjadi cleaning servis dilantai 4 dia memang dibolehkan memakai baju bebas yang penting sopan begitu pesan pak Samsul, karena dia bilang kalau manajer baru mereka itu berasal dari keluarga yang religius dan Ayunda tidak keberatan untuk surat itu karena dia juga selama ini tidak pernah pakai baju terbuka meski tidak mengenakan kerudung.
"Kenapa?",tanya Iman karena Ayunda berhenti.
"E...kita pindah tempat aja ya bang",pintanya dengan menatap kearah Iman.
"Lo nggak suka makan ditempat sepeti ini?", tanya Iman yang dijawab gelengan oleh Ayunda
"Kenapa?",tanya Iman dengan kening berkerut.
"E...aku malu bang",jawabnya dengan wajah tertunduk takut Iman mengatakan sesuatu yang kasar padanya tapi ternyata dia salah bukannya bicara kasar Iman malah menariknya pergi dari tempat itu.
"Kita makan ditempat biasa aja kalau gitu sekarang",ajak Iman dengan tidak melepaskan genggaman tangan Ayunda yang terasa dingin digenggamannya yang menandakan kalau gadis itu tadi benar benar merasa tidak nyaman saat dia berniat mengajaknya masuk kedalam restoran Mall yang memang sengaja dilakukannya karena saat berniat menjemput Ayunda didepan lift lantai dasar dia melihat Ayunda bicara sangat akrab dengan seorang pria yang....tidak ingin ditemuinya lagi,hingga tanpa sadar membuatnya melakukan ini pada Ayunda karena dia tadi juga sempat mendengar pria itu berniat mengajak Ayunda untuk makan siang bersamanya yang Iman tau kalau Ayunda makan dengan pria itu dia pasti akan mengajak Ayunda makan direstoran bukan diwarung pinggir jalan seperti biasa mereka makan.
"Kamu mau makan apa Yun?",tanya Iman begitu mereka berdua sampai diwarung langganan mereka.
"Nasi rawon aja bang",pinta Ayunda yang diangguki oleh Iman dengan mendekat ke meja kasir untuk mengatakan pesanan mereka.
"Nasi rawon 2 sama es jeruknya 2 plus telur asin 2,berapa Bu?",tanya Iman dengan mengeluarkan dompet nya berniat untuk membayar pesanan yang akan mereka makan , karena diwarung itu memang harus bayar lebih dulu saat memesan makanan.
Ibu penjaga kasir menyebutkan jumlah yang harus dibayar Iman, lalu Iman menyerahkan selembar uang berwarna merah pada ibu kasir yang langsung memberikan kembaliannya pada Iman.
"Udah?",tanya Ayunda yang dijawab anggukan oleh Iman.
"Abang tadi nggak kerja?".
"Kerja. Aku keluar karena ada urusan lalu saat ingat sudah masuk waktu istirahatmu.Aku sengaja nelpon buat ngajak kamu makan bareng karena tadi pagi kan kamu kesiangan bangun jadi nggak sempat sarapan?".
"Itu kan gara gara Abang ",celetuk Ayunda dengan wajah cemberut pada Iman.
"Kok jadi aku yang disalahkan kan aku nggak ngapa ngapain aku cuma....".
Iman menghentikan ucapannya dengan sengaja tersenyum smrik kearah Ayunda membuat wajah Ayunda menjadi merah padam karenanya.
"Jangan ngomong lagi,awas kalau diteruskan!",ancam Ayunda dengan memasang wajah pura pura kesal pada Iman yang dibalas Iman dengan menaikkan kedua alisnya dan obrolan mereka sedikit terhenti karena pelayan datang mengantarkan pesanan makanan mereka.
"Silahkan mas",ucap sipelayan yang masih muda itu dengan menatap kearah wajah Iman yang dibalas Iman dengan tersenyum ramah sebagai ucapan terimakasih.
"Dasar genit",celetuk Ayunda dengan menuang kecap dan sambel kedalam mangkuknya.
Iman yang sedang menyuapkan nasi kedalam mulutnya langsung menatap kearah Ayunda.
"Siapa?", tanyanya bingung.
"Siapa lagi tentu aja Abang",jawab Ayunda dengan menyuapkan makanan kedalam mulutnya tanpa menatap Iman.
"Gue?",tanya Iman dengan menunjuk dirinya yang diangguki oleh Ayunda.
"Iya emang disini ada siapa lagi selain kita berdua".
" Genit gimana sih Yun gue cuma bilang makasih sama mbak pelayan tadi kok Lo nuduh gue genit?"ucapnya merasa bingung.
"Abang tadi nggak bilang makasih tapi memberikan senyuman maut pada sipelayan tadi!",celetuk Ayunda.
Mendengar istilah yang dikatakan Ayunda Iman tidak bisa menahan tawanya bahkan sampai membuatnya tersedak karenanya.
"Abang pelan",celetuk Ayunda dengan memberikan air minum untuk Iman.
"Lo juga sih nuduh aku kaya gitu, emang Lo sendiri nggak",balas Iman dengan mengambil air minum yang tadi diberikan Ayunda padanya.
"Kok jadi gantian nuduh aku sih.Yang senyum senyum sama tu cewek tadi....".
"Gue lihat Lo sama tu laki tadi didepan lift",ucap Iman dengan menatap Ayunda tajam yang membuat Ayunda langsung tersedak lebih keras dari Iman tadi saat mendengar ucapan Iman.
"Nih minum".
Ayunda segera mengambil gelas dari tangan Iman dan meminum air es jeruk itu sampai habis lalu meletakkannya diatas meja kayu warung itu dengan sedikit keras.
"Jadi...Abang sekarang menuduhku selingkuh begitu?!",tanyanya dengan menatap kearah Iman yang juga menatapnya.
"Lo mau menjelaskan",saran Iman yang langsung diangguki oleh Ayunda dengan yakin.
"Iya supaya Abang nggak nuduh aku sembarang lagi kaya ini nantinya!",tegasnya yang diangguki oleh Iman.
"Sekarang bicara yang sebenarnya kalau begitu".
Ayunda mengangguk.
"Dia..pria itu sebelum tadi, beberapa hari yang lalu aku nggak sengaja bertabrakan sama dia dilorong Mall.Lalu dia ngajak aku kenalan dan memberi kartu namanya minta aku menghubungi nya kalau karena tabrakan itu ternyata aku terluka".
"Lalu".
"Lalu tadi kami nggak sengaja ketemu didepan lift dan aku hampir menabraknya lagi karena buru buru mau keluar dari lift buat nemuin Abang dibawah".
"Yakin cuma itu?",tanya Iman yang dijawab Ayunda dengan anggukan.
"Kayanya ada yang lain",celetuk Iman yang langsung membuat Ayunda ingat kalau dia sempat menjanjikan akan menerima ajakan makan pria bernama Hafiz itu lain kali karena tadi tidak bisa.
"Oh soal ajakannya makan siang.E....itu aku nggak akan melakukannya kalau nanti aku ketemu lagi akan langsung aku tolak kok bang",jawab Ayunda dengan menundukan wajahnya merasa bersalah tadi sudah mengatakan itu pada Hafiz.
"Kamu yakin akan menolaknya?".
Ayunda mengangguk"Yakin Abang tenang aja aku pasti nggak akan makan siang sama dia kok".
Iman tidak bertanya atau mengatakan apa apa lagi setelah mendengar jawaban terakhir Ayunda.
kekuatan juga balik
tq
Hafiz yg sudah merebut Aisyah.
akan merebut juga Ayunda....
Hajar aja Man......
pala pucing ya..... kacian....