Kecelakaan yang menimpa Nasya bersama dengan calon suaminya yang menghancurkan sekejap kebahagiaanya.
Kehilangan pria yang akan menikah dengan dirinya setelah 90% pernikahan telah disiapkan. Bukan hanya kehilangan pria yang dia cintai. Nasya juga kehilangan suaranya dan tidak bisa berjalan.
Dokter mengatakan memang hanya lumpuh sementara, tetapi kejadian naas itu mampu merenggut semua kebahagiaannya.
Merasa benci dengan pria yang telah membuat dia dan kekasihnya kecelakaan. Nathan sebagai tersangka karena bertabrakan dengan Nasya dan Radit.
Nathan harus bertanggung jawab dengan menikahi Nasya.
Nasya menyetujui pernikahan itu karena ingin membalas Nathan. Hidup Nasya yang sudah sepenuhnya hancur dan juga tidak menginginkan Nathan bisa bahagia begitu saja yang harus benar-benar mengabdikan dirinya untuk Nasya.
Bagaimana Nathan dan Nasya menjalani pernikahan mereka tanpa cinta?
Lalu apakah setelah Nasya sembuh dari kelumpuhan. Masih akan melanjutkan pernikahan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Kembalinya Dia.
"Hanya membuat mie dan juga membuat kopi bukanlah hal yang harus dikerjakan berdua," ucap Nasya.
"Tapi tetap saja aku ingin melakukannya berdua dengan kamu," jawab Nathan yang mau nempel-nempel terus dengan sang istri.
"Kamu sebaiknya mandi dan nanti aku akan mengantar ke kamar kopi dan juga mie untuk kamu," tegas Nathan.
"Kenapa menyuruhku cepat-cepat mandi. Hmmmmm apa jangan-jangan kamu sudah tidak sabaran," goda Adrian yang menatap penuh curiga.
"Isssss apaan sih. Siapa juga yang tidak sabaran dan apa yang membuat kebidanan. Sudah-sudah. Kamu pikirannya jangan kemana-mana dan sekarang sebaiknya kamu menunggu saja aku menyelesaikan membuat kopi dan mie!" tegasnya lagi dengan penuh penekanan.
Nathan menggelengkan kepala yang tetap saja bersih keras untuk menemani sang istri.
"Baiklah!" Nasya yang tidak punya pilihan lain yang harus menuruti kemauan Nathan.
Tingnong.
Saat mereka berdua berjalan ke dapur yang tiba-tiba saja bel rumah berbunyi dan hal itu terus berbunyi yang sepertinya tidak ada yang membuka pintu.
"Sana buka pintu. Biar aku yang melakukan sendiri. Kamu hanya membuat recok saja!" tegas Nasya.
"Aku tetap ingin menemani kamu," ucap Nathan dengan keras kepala.
"Sana buruan buka pintu! telinga kamu tidak sakit mendengar suara yang sangat berisik!" Nasya yang harus merapatkan giginya agar suaminya itu bisa mendengarnya. Nathan menyergah nafas yang mau tidak mau harus melakukan hal itu.
"Kenapa malam ini dia begitu sangat aneh, clingi terus kepadaku," ucapnya dengan geleng-geleng kepala.
Nasya yang melanjutkan ke dapur dan langsung menghidupkan kompor dengan membuat air di panci sedikit yang pertama kali dia harus merebus air untuk mie.
"Dia benar-benar sangat manis. Aku terus saja jantungan. Jika dia sudah menatapku seperti itu. Ya. Allah aku tidak percaya jika pernikahan ini begitu sangat nikmat," batin Nasya dengan tersenyum yang pasti sangat menyukai tingkah Nathan dan dia kerap kali bersyukur dengan kebahagiaan yang dia dapatkan.
Nasya yang membuka lemari untuk mengambil mie instan. Ternyata sangat banyak sekali jenis mie instan yang membuat Nasya bingung.
"Aku lupa bertanya dia ingin rasa apa? Aku tanyakan saja dulu," ucap Nasya yang meninggalkan dapur yang menyusul suaminya membuka pintu.
Nathan yang baru saja membuka pintu yang masih saja tersenyum yang sangat suka menggoda Nasya.
"Supraise!" betapa terkejutnya Nathan saat melihat tamu tersebut yang ternyata Fiony dengan wajahnya yang tersenyum lebar itu langsung hilang seketika dengan wajah yang schok dan jantung berdebar dengan kencang. Bola mata Nathan hampir jatuh karena melihat kehadiran wanita yang tak lain adalah kekasihnya yang tersenyum lebar menatapnya.
"Kamu kaget bukan?" tanya Fiony dan Nathan yang masih berdiri mematung tanpa merespon apapun.
"Aku sangat merindukanmu sayang," Fiony yang langsung memeluk Nathan yang tetap kaku terdiam.
Nasya yang akhirnya sampai ke depan pintu yang ingin mempertanyakan rasa mie apa yang ingin dibuatkan pada sang suami.
"I love you," Fiony mencium pipi Nathan dan bersamaan dengan Nasya yang melihat sangat jelas hal tersebut yang membuat Nasya terkejut dengan mata terbuka lebar.
Fiony juga melihat Nasya dengan heran dan sementara Nathan yang belum menyadari keberadaan istrinya yang masih tetap diam seperti patung.
"Siapa dia?" tanya Fiony
Nathan melihat ke belakang dan sungguh sangat terkejut ketika melihat kehadiran sang istri yang tidak tahu sejak kapan berada di sana.
Nasya dan Nathan yang saling melihat dengan dengan mata Nasya berkaca-kaca dan tubuhnya tampak bergetar yang masih melihat bagaimana wanita itu yang nempel-nempel pada Nathan.
"Nasya....." lirih Nathan dengan menelan salivanya. Dia juga seolah tidak mampu bertindak yang masih sangat schok dengan kedatangan Fiony dan sekarang ditambah lagi dengan Nasya yang melihat dirinya seperti itu.
"Sayang kamu kenapa diam? Lihat aku dan katakan siapa wanita itu?" tanya Fiony dengan mengalihkan pipi Nathan yang sejak tadi melihat ke arah Nasya yang membuat kembali melihat ke arahnya.
"Fiony!" tiba-tiba Santi datang yang terlihat begitu senang sekali dan langsung berjalan sangat buru-buru menghampiri Fiony dan bahkan sampai menyenggol Nasya yang mengabaikan Nasya begitu saja.
"Tante!" sahut Fiony yang kembali tersenyum lebar dan memeluk Santi begitu erat
"Ya. Ampun Fiony akhirnya kamu kembali juga. Tante benar-benar sangat kangen sama kamu. Bagaimana keadaanmu kamu sayang?" tanya Santi yang sudah melonggarkan pelukan itu dan melihat Fiony dari atas sampai bawah.
"Tante bisa lihat sendiri bahwa Fiony baik-baik saja," jawab Fiony yang tersenyum begitu ceria.
"Kamu semakin cantik sayang," puji Santi memegang pipi Fiony.
"Tante juga semakin cantik," sahut Fiony yang tidak kalah membalas pujian itu.
"Oh. Iya. Ini Fiony membawa kue kesukaan Tante dan tidak lupa juga untuk membawakan pada Nathan," ucap Fiony yang memberikan paper bag tersebut.
"Ya. Ampun kamu baik sekali Fiony," sahut Santi yang terlihat begitu sangat bahagia dan bahkan mereka mengabaikan Nasya yang masih terdiam mematung yang berusaha untuk mengerti situasi yang sekarang dihadapi.
"Ayo masuk sayang!" ajak Santi yang langsung merangkul Fiony berjalan membawa ke ruang tamu dan lagi-lagi Santi bahkan menyenggol Nasya yang membuat Nasya hampir saja jatuh dengan posisi berdirinya yang sedikit bergeser.
Nathan melihat kearah Nasya yang ingin berbicara dengan Nasya dan tetapi belum sempat Fiony yang langsung menarik tangan Nathan.
"Ayo sayang. Kenapa kamu bengong sejak tadi. Kamu masih tidak percaya melihat kepulanganku!" ajak Fiony yang begitu kuat menarik lengan Nathan dan sampai lengan itu tertarik yang meninggalkan Nasya berdiri.
Nasya tidak mampu berkata-kata dengan tatapan mata yang sudah melihat ke ruang tamu dan melihat bagaimana Santi yang begitu sangat welcome sekali dengan Fiony dan Fiony yang sejak tadi terus saja banyak bicara dengan senyum yang lebar.
Perlahan kaki Nasya melangkah yang tidak sanggup melihat situasi itu yang berjalan meninggalkan ruang tamu yang menaiki anak tangga. Nathan yang yang berdiri dari tempat duduknya dan ingin menyusul Nasya.
"Nathan kamu mau kemana? Kamu tidak lihat Fiony baru saja pulang dan dia sangat bahagia sekali. Ayo duduk dan jangan kemana-mana!" tegas Santi dan Nathan yang seperti tidak bisa tenang yang sangat bingung dengan matanya yang terus melihat ke arah Nasya yang sudah menaiki anak tangga.
Tetapi mata Nasya masih saja melihat ke arah ruang tamu dan sekarang Fiony yang kembali memaksa Nathan untuk duduk.
"Sayang kamu coba kue yang aku bawa. Ini adalah kue permintaan kamu sebelum aku pergi ke Luar Negri," Fiony yang sangat semangat sekali yang sudah mengambilkan sedikit kue tersebut yang mengarahkan ke mulut Nathan. Nathan tampak terpaksa melakukan hal itu membuka mulutnya menerima suapan dari Fiony.
Nasya merasa hal itu sudah tidak wajar lagi yang langsung mempercepat langkahnya menaiki anak tangga meninggalkan apa yang telah dia lihat. Hatinya sangat tidak tahan dan lebih dari kata cemburu.
Santi terlihat tersenyum miring yang sepertinya sangat suka melihat Nasya seperti itu dan sengaja membuat Nasya kepanasan. Dia seolah ingin menunjukkan kepada Nasya bahwa Nathan memilki wanita lain dan mereka lebih menginginkan wanita itu di bandingkan Nasya.
"Apa yang terjadi kenapa jadi seperti ini? Apa yang harus aku lakukan," batin Nathan yang benar-benar sangat resah.
"Tante. Siapa wanita tadi?" tanya Fiony yang ternyata masih sangat menunggu jawaban yang belum di berikan Nathan.
"Hanya kerabat saja," jawab Santi dengan santai yang membuat Nathan melihat serius ke arah ibunya itu dan Santi terlihat mengalihkan pandangannya yang tahu jika Nathan tidak menyukai jawaban itu.
"Lalu kenapa tidak memperkenalkannya kepada Fiony dan dia malah pergi begitu saja?" tanya Fiony.
"Sudahlah hal itu sangat tidak penting yang terpenting sekarang kamu sudah pulang dan Tante sangat senang, jadi jangan membalas orang lain," tegas Santi yang benar-benar tidak memperdulikan bagaimana perasaan Nasya.
Bersambung...