Mom For ARCHIE

"Setelah kamu keluar dari, sini. Maka kata - kata kamu tidak akan bisa ditarik lagi." Ucap shean memperingatkan.

Pria itu menatap tegas gadis didepannya. Diatas meja sudah tersedia map berisi Kontrak Perjanjian Pernikahan.

Risha mengangguk. Inilah akhir dari kisah masa remajanya yang tak ada manisnya. Bahkan pernikahan yang akan dijalaninya pun sama. Kedudukannya tak lebih menjadi 'Pengasuh anak'. Demi nyawa ibunya, risha akan melakukan apapun.

Risha mengangguk. Buat apa lagi ditarik? Keselamatan ibunya lebih penting dari masa depannya. Toh, pernikahan mereka hanya berlangsung kurang lebih 2 tahun. Setidaknya sampai Archie lumayan besar dan tidak rewel dari sekarang.

"Perhatikan kontraknya lagi, dan setelah itu tanda tangani." Pria itu menunjukkan sisi arogannya.

Risha mengambil kontrak diatas meja dan membukanya.

Isi Kontrak.

SURAT KONTRAK & PERJANJIAN PERNIKAHAN

Pihak Pertama : Tuan Shean Elza Winara.

Pihak kedua : Nona Arisha Camelia.

Poin 1.

Menjalin pernikahan layaknya pasangan pada umumnya. (ketika berada ditempat umum).

Poin 2.

Pihak kedua dilarang mencampuri urusan pihak pertama, jika itu privasi pihak pertama. (Begitu juga sebaliknya).

Poin 3.

Tidak ada batasan ketika Menyangkut tentang Archie. Apapun yang dilakukan pihak kedua terhadap Archie, itu harus demi kebaikannya.

Poin 4.

Selama masa dalam perjanjian, kedua belah pihak dilarang menjalin hubungan terlarang dengan orang lain.

Poin 5.

Pernikahan akan berjalan Kurang lebih, selama 2 tahun. Setelah Kontrak habis, kedua belah pihak atau pihak kedua bisa mengajukan gugatan perceraian. Dan pihak kedua tidak akan bisa bertemu Archie.

Poin 6.

Pihak kedua akan mendapatkan kompensasi sebesar 5Miliar rupiah.

Surat ini resmi, apabila pihak kedua mengingkari kontrak sebelum masanya habis. Maka akan dikenakan denda 10 kali lipat dari uang kompensasi. Begitu pula pihak pertama.

Ttd. Ttd.

(Arisha Camelia) (Shean Elza winara)

*

*

*

"Pernikahan akan dilaksanakan Minggu depan. Setelah itu saya akan membiayai pengobatan ibumu."

Ucapan shean menghentikan gerakan tangan nadira yang hendak membubuhkan tanda tangan diatas materai.

Gadis itu menatap pria didepannya. "Saya tidak keberatan dengan pernikahannya tuan. Tapi saya mohon, biaya operasi ibu saya dilunasi dalam waktu tiga hari." Jawab risha.

"Tidak bisa. Bagaimana jika setelah saya membiayainya, kamu akan ingkar janji? kamu jangan main-main dengan saya." Shean menatap gadis itu tajam.

"Saya mohon, tuan. Ibu saya harus dioperasi dalam waktu 3 hari. Saya janji tidak akan mengingkari janji, saya." Risha mengantupkan kedua tangannya. Matanya berkaca-kaca.

Shean mengepalkan tangannya ketika melihat mata coklat itu mulai mengembun.

Brak.

Suara meja yang digebrak membuat risha terlonjak kaget. Shean mengeluarkan sisi kemarahannya, membuat gadis itu takut seketika.

Shean menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya. Sialan memang, pria itu bisa luluh melihat mata coklat bersinar itu.

"Saya pegang janji, kamu. Tapi ingat, jangan main-main dengan saya." Ucap shean akhirnya.

Arisha membenarkan pendengarannya. Raut wajahnya yang sempat ketakutan kini berubah cerah. Senyum manis terukir dibibir ranumnya. Sepersekian detik, senyuman itu melumpuhkan pandangan shean. Namun hanya sejenak, setelah kenyataan menamparnya untuk tidak terjerat dalam pesona gadis itu.

"Saya bukan orang yang ingkar tuan. Terima kasih."

"Tanda tangani."

"Tuan tidak akan mengingkari janji kan?" Tanya risha ragu.

Shean mendecak.

Pria itu lantas menelpon Asisten Elvio Za yang baru kembali dari tugas negaranya, untuk masuk kedalam ruangan Shean.

Tanpa menunggu lama, Asisten Elvio pun langsung masuk setelah mendapat izin dari bos besarnya.

"Vio, pergilah kerumah sakit. Bayar semua tagihan atas nama, Nyonya Anita Camelia." Ujar shean kepada Asisten vio. Matanya melirik sebentar kearah gadis didepannya.

Asisten vio mengangguk pasrah. "Sesuai perintah anda, tuan. Kalau gitu saya saya permisi." Pria berusia 28 tahun itu lantas membungkuk sebentar setelah itu melangkah pergi.

Arisha hanya menatap tak percaya pria didepannya. Semudah itu orang kaya bertindak. Mereka bisa melakukan apapun yang diinginkan. Nasib tak beruntung pada risha dan angga, mereka yang dulu hidup serba ada, harus berubah total lantaran ayahnya yang mendua.

"Cepat tanda tangani." Suara tegas itu membuyarkan lamunan risha.

Risha memejamkan matanya sejenak dan menghembuskan nafasnya. Tangannya bergetar ketika menyentuh Bolpoin warna hitam.

Inilah awal kehidupan yang sesungguhnya. Setelah ini, dirinya akan terkurung dalam Tahanan duda yang menjeratnya dalam permainan takdir. Pria yang ditinggal istrinya demi kesenangan lain yang hanya sementara, Meninggalkan bekas mendalam bagi diri seorang shean Elza. Untuk menutupi luka yang mendalam, pria itu harus pura-pura tak peduli pada mantan istrinya. Archie, adalah segalanya bagi diri shean.

Risha menundukkan kepalanya dan tangannya ditekuk diatas paha. Berkali-kali meyakinkan dirinya bahwa semua akan berjalan lancar. 2 tahun, ya hanya 2 tahun. Setelah itu Dia akan bebas, ibunya sembuh. Kehidupan normal akan dijalaninya, dan mungkin nanti dia akan pindah kenegara tempat seharusnya dia berada.

"Pernikahan akan dilaksanakan secara sederhana. Hanya keluarga inti dan terdekat saja yang diundang. Terserah kamu mau ngundang siapa. Tempat, Baju pengantin, dan semua acaranya, nanti Asistenku yang akan mengurus. Kau terima beres saja." Ucap shean setelah membubuhkan tanda tangannya juga disurat perjanjian.

Risha hanya mengangguk pasrah. Menikah kontrak? Tak pernah terlintas sedikitpun, bahwa kisah-kisah dalam novel koleksinya yang sering dibaca, kini pun akan dijalaninya secara Realita. Bagaimana akhir kisahnya nanti? Apakah sama persis dengan yang dinovel? Apakah Tokoh prianya akan mencintai tokoh wanita dan mereka hidup bahagia? Atau kontrak perjanjian akan benar berakhir dalam jangka waktu 2tahun? atau?Atau?atau? Atau apa? Banyak pertanyaan tanpa jawaban muncul dalam benak risha.

"Jangan pernah lupa, bahwa tugas utamamu adalah Archie. Berikan kasih sayang yang tulus untuknya. Tenang saja, Saya akan membiayai pendidikan adikmu sampai lulus kuliah. Kamu tidak perlu bekerja, cukup dirumah jadi ibu rumah tangga."

Risha hendak menolak. Namun melihat tatapan tajam pria itu membuat nyalinya menciut dan akhirnya hanya mengangguk pasrah dan menunduk lagi. Shean menyeringai, rupanya gadis itu takut padanya.

"Oh ya, satu lagi. Kamu masih punya wali nikah kan?" Ucap shean walau sebenarnya dia sudah tau dari informasi yang didapat, gadis itu masih punya Ayah biologis. Dan hubungan mereka tidak baik-baik saja.

Risha memutar ingatannya. Bisa-bisanya lupa, bahwa nikah juga butuh wali yang sah. Meminta tuan arga menjadi wali, rasanya tidak mungkin. Pria itu, apakah bersedia?

"Kalau masih ada, nanti saya akan meminta restu langsung kepadanya."

"Emm, iy-iya tuan. Saya masih punya, ayah."

"Yasudah. Besok saya akan mendatangi ayahmu, dan untuk pernikahan, kita bicarakan lagi setalah ibu kamu selesai menjalani operasi."

*

*

*

*

*

Shean benar menepati janjinya. Saat risha sampai dirumah sakit, seorang suster langsung memberitahukan bahwa operasi ibu anita sudah dijadwalkan besok pagi.

Risha bernafas lega ketika mendengar ibunya akan sembuh. Namun percayalah, hatinya benar-benar Resah. Antara operasi ibunya besok dan pernikahan kontraknya nanti.

Risha langsung berjalan menuju ruang rawat ibunya. Ketika hampir sampai, matanya menangkap sesosok pria yang dihindari, ternyata masih berada didepan ruang rawat ibunya. Ada angga, lisa dan wanita yang menghancurkan keluarganya.

"Kak risha, dari mana?" Tanya angga setelah kakaknya berada diantara mereka.

"Ada urusan sebentar. Kamu baik-baik saja kan?"

Angga mengangguk.

Remaja itu bukan tak membenci ayah dan ibu tirinya. Namun sebagai anak laki-laki, angga berusaha membuat kakaknya untuk menerima semua yang telah terjadi. Jujur saja dalam hatinya ada kemarahan untuk ayahnya dan membenci ibu tirinya.

"Saya ingin bicara berdua." Risha menatap tuan arga.

Sebenarnya ada yang ingin dibicarakan juga oleh tuan arga. Pas, anak gadisnya sendiri yang mengajaknya.

Tuan arga mengangguk dan berdiri. Setelah menyuruh istrinya menunggu didepan ruang rawat bu nita, tuan arga pun lantas mengikuti langkah Arisha yang mendahuluinya.

Taman rumah sakit, risha duduk dikursi putih panjang yang kebetulan kosong. Tuan arga duduk disebelah yang masih kosong. Risha sedikit menggeser posisinya untuk menjaga jarak dengan ayahnya.

"Saya ingin anda menjadi wali nikah saya, seminggu lagi.."

*

*

*

Bersambung...