NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Kakak Pacarku

Terpaksa Menikahi Kakak Pacarku

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:724.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rena Risma

Cerita untuk 17+ ya..

Chika terpaksa harus menerima sebuah perjodohan dari orangtuanya. Perjodohan yang membuat Chika menolaknya mentah-mentah, bagaimana tidak? Dia harus menerima pernikahan tanpa cinta dari kakak pacarnya sendiri.

Kok bisa? Chika berpacaran dengan Ardi tapi dinikahkan dengan kakaknya Ardi yang bernama Bara. Seperti apa kelanjutan pernikahan tanpa cinta dari perjodohan ini? Mampukah Bara menakhlukan hati Chika? Lanjut baca Kak..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rena Risma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35

Keesokan harinya setelah kejadian itu, aku menatap wajah Bara. Masih terlihat jelas beberapa luka pukulan yang belum hilang di wajahnya. Semua itu gara-gara aku! Aku benar-benar merasa bersalah pada suamiku.

Bara tersenyum menatapku, lalu menarik tanganku lembut. Bara memeluk tubuhku, lalu mengajakku kearah keranjang bayi Alghi. Aku dan Bara menatap wajah Alghi yang sedang tidur. Rasanya begitu menggemaskan, namun tak rela jika melihatnya terusik dalam tidurnya.

Wajahnya sangat lucu, bagaimana bisa aku tidak menyayanginya. Bara tertawa tanpa suara, lalu menciumi pipiku.

"Kapan kau akan membuatkan adik untuk Alghi?" tanya Bara yang membuatku terkejut.

Bagaimana harus ku jelaskan pada Bara, kalau aku dan dia, tidak mungkin memiliki keturunan. Rasanya, belum diucapkan saja sudah sangat membuatku sedih. Apalagi jika Bara tahu, kalau dia yang tidak bisa memiliki keturunan.

"Kenapa diam? Apa kau belum siap untuk hamil lagi? Kita lakukan program kehamilan, siapa tahu saja, kita segera memiliki momongan," bisik Bara.

Aku masih diam mematung, mataku menatap wajah Bara. Aku mengusap lembut wajah suamiku, lalu memeluknya erat.

"Apa kau kecewa padaku? Aku sampai detik ini belum bisa memberikanmu keturunan. Maafkan aku ya!" ucapku.

"Kenapa minta maaf? Aku tidak menyalahkan mu! Mungkin memang belum waktunya kita memiliki keturunan. Tapi aku percaya suatu saat kita akan memiliki keturunan." Ucap Bara.

"Kita punya Alghi kan! Apa kau tidak menyayanginya?" kataku.

"Iya sayang. Aku sangat menyayangi Alghi, tapi aku ingin bayi yang lahir dari rahimmu!" kata Bara.

"Kenapa? Apa kau kecewa padaku? Aku tidak bisa memberikanmu keturunan sampai detik ini. Pasti kau sangat kecewa!" ucapku.

"Tidak. Aku tidak kecewa, aku hanya ingin kita berdua berusaha untuk memilikinya. Salah satunya, aku mau kau melakukan program kehamilan," ucap Bara.

"Tapi..." Aku tidak melanjutkan kata-kataku karena baby Alghi menangis. Aku langsung menggendongnya, ternyata setelah digendong baby Alghi berhenti menangis.

Bara tertawa keras, dia mengambil alih baby Alghi dari tanganku. Memeluk dan mencium baby Al seperti anaknya sendiri. Andai saja Tuhan mengizinkan aku mengandung anak Bara, mungkin aku akan sangat bahagia.

"Anak Ayah mau digendong ya!" tawa Bara sambil mencium Alghi.

"Cepat besar sayang! Ayah akan berikan yang terbaik untuk anak Ayah," ucap Bara.

Bara masih bermain bersama Alghi, sementara aku membuatkan susu untuk baby Alghi. Aku menatap pemandangan ini penuh rasa haru, Bara ingin sekali memiliki anak dari rahimku, tapi bagaimana bisa?

Aku menghampiri mereka, lalu memberikan susu formula itu untuk Alghi. Aku diam, tiba-tiba Bara mencium pipiku.

"Jangan dipikirkan! Kalau kau belum siap memiliki anak dariku, itu tidak masalah. Kita punya Alghi kan!" ucapnya.

"Terimakasih, untuk pengertiannya!" kataku.

Bara dan aku keluar dari kamar menuju meja makan. Alesha sudah ada disana bersama pelayan baru itu. Saat kami sampai, aku menatap wanita itu yang terlihat antusias menatap wajah suamiku. Apa harus seperti itu melihat wajah Bara?

"Sayang, tolong ambilkan aku telur dadar," ucap Bara.

Aku baru berdiri, tapi dengan sigap Marisa memberikan telur itu ke piring Bara. Aku melotot tak percaya. Ini masih pagi, apa aku harus kesal dan cemburu sepagi ini?

"Tuan mau apa lagi? Biar ku sendok kan! Atau mau, aku menyuapi mu?" tawanya.

"Tidak usah. Kau gendong saja anakku, aku bisa makan sendiri," ucap Bara sambil memberikan Alghi pada Marisa.

Marisa mendekatkan wajahnya kearah wajah Bara, sontak membuat semakin geram.

"Aku mau cari udara segar, selera makanku tiba-tiba saja hilang!" ucapku sambil keluar dari rumah.

Bara yang tahu aku marah, langsung mengejar ku keluar rumah. Bara menarik tanganku lembut, membawaku kedalam pelukannya. Mata kami kini saling beradu.

Deg! Deg!

Kenapa jantungku berdebar kencang? Apa yang terjadi padaku? Bukankah ini hanya sebuah pelukan? Tapi kenapa hatiku merasa debaran yang berbeda.

"Kau cemburu lagi?" bisiknya.

Aku tidak menjawab, tapi aku memeluk Bara semakin erat. Apa aku harus menjelaskan isi hatiku, apa suamiku ini tidak bisa membaca sendiri raut wajahku?

"Maafkan aku!" ucap Bara sambil menatap kearah ku. Kecupan singkat mendarat di bibirku. Bibir manis Bara yang menggoda, selalu saja membuatku tak berdaya menolaknya.

"Lagi ya..." ucap Bara sambil kembali mengecup bibirku.

"Nakal..." ucapku sambil tertawa.

"Aku ini suamimu, aku bisa berbuat nakal padamu sesuka hatiku," katanya. Bara kembali mengecup bibirku.

"Mas, nanti bagaimana jika ada yang lihat?"

"Kenapa? Biarkan saja, aku tidak perduli dengan itu!" ucapnya sambil mendekatkan bibirnya ke bibirku.

Ciuman maut itu pun terjadi dihalaman rumah kami. Entahlah, mungkin kami berdua ini sudah gila karena cinta. Kami sudah lupa, apa itu rasa malu, haha...

Lidah Bara menerobos masuk kedalam mulutku, menyelusuri rongga mulutku, lalu menggigit lembut bibirku. Ah, bukankah ini masih pagi! Kenapa Bara melakukan ini? Apa dia tidak ingat, jika kami berada diluar rumah?

Ciuman panas itu berlangsung cukup lama, aku mencoba melepaskan diri dari bibir Bara yang terus melanjutkan aksinya. Tapi semakin aku melepaskan, Bara semakin mempererat pelukannya. Sampai tiba-tiba,...

"Ah, kami mau juga..." ucap dua wanita yang menatap kami dari luar gerbang rumah. Aku dan Bara buru-buru melepaskan ciuman itu. Kami menatap kearah sumber suara, dengan wajah cukup malu, karena kepergok melakukan hal seperti ini oleh tetangga.

"Kenapa? Ayo lanjutkan lagi, kami mau lihat!" tawa Viva bersama beberapa tetangga yang ada disana.

Aku dan Bara tertawa, lalu kami masuk kembali kedalam rumah. Bagaimana bisa kami bertemu para tetangga setelah kejadian ini! Malu sekali!

"Ini semua ulah mu, Mas!" bisikku.

"Kenapa aku? Kau yang memancingku tadi. Aku tidak tahan jika melihat kau marah dan kesal padaku. Rasanya aku ingin sekali menggigit bibirmu saat itu," tawanya.

Aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalaku, tak percaya mendengar ucapan Bara. Rasanya aku geli sekali mendengarnya.

Bara menarik ku masuk kedalam kamar, dia kembali menciumi bibirku tanpa kendali. Bara ini masih pagi, tapi kau sudah menebar panas pada sekujur tubuhku. Tangannya mulai meraba seluruh tubuhku. Tak terasa, aku sudah kehilangan bajuku dari tubuhku.

"Mas, ini sudah siang! Nanti kau bisa telat pergi kekantor," bisikku.

Bara bahkan tidak mau mendengarkan, dia masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Aku hanya menggigit bibirku, saat sesuatu masuk menerobos pertahanan ku. Bara menciumi tubuhku, membuatku semakin panas.

Sekujur tubuhku menegang, antara sakit dan menikmati. Aku tidak bisa menolak semua hal yang dilakukan Bara padaku. Tak lama, Bara selesai dengan hasrat birahinya padaku.

Aku menutupi tubuhku dengan selimut, sementara Bara langsung masuk kedalam kamar mandi, untuk bersiap pergi ke kantor.

Tak lama Bara keluar, sudah dengan baju kantornya. Bara menatapku yang masih berbaring ditempat tidur. Bara mendarat beberapa kecupan di bibirku. Lalu mengusap rambutku lembut.

"Aku berangkat ke kantor ya! Jaga dirimu baik-baik," bisiknya.

"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu!" ucapku.

"Tidak apa! Bukankah ini semua ulahku juga," tawanya.

Bara beranjak dari duduknya, lalu melambaikan tangan seraya keluar dari kamar kami. Aku beristirahat cukup lama di kamar, lalu setelah cukup kuat, aku berjalan ke arah kamar mandi. Aku mandi dan memakai baju dress berwarna cokelat. Lalu keluar dari kamar. Aku menemui Marisa yang sedang bermain dengan Alghi, lalu menggendong Alghi dalam pelukanku.

"Mbak, Alghi sudah bisa duduk!" ucap Marisa.

"Benarkah? Wah, hebatnya anak Ibu," senyumku sambil menimang bayi Alghi.

"Mbak, aku mau tanya sesuatu," ucap Marisa.

"Apa?"

"Alghi benar-benar anak kalian? Kenapa wajahnya tidak mirip dengan mu ataupun dengan Pak Bara. Apa dia ini anak angkat kalian?" tanya Marisa yang membuatku terkejut.

"Selesaikan saja pekerjaan mu, aku mau mengajak Alghi bermain di halaman rumah," ucapku.

Aku tidak mau terus melanjutkan perbincangan bersama Marisa. Aku tidak mau Marisa tahu kalau Alghi adalah anak adopsi kami. Untuk apa dia tahu, bukankah itu tidak penting!

****

Sore harinya Bara sudah pulang dari kantor, mendekat kearah ku dengan senyum menggoda. Kecupan singkat beberapa kali didaratkan Bara di bibirku.

"Mas, sudah!" ucapku sambil mendorong lembut tubuh Bara.

"Aku merindukanmu," bisiknya.

"Benarkah? Bagaimana jika sekarang kau mandi dulu. Biar ku siapkan air hangat untukmu mandi," ucapku.

Bara hanya mengangguk, lalu Bara berjalan menuju dapur untuk mengambil air dingin di kulkas. Setelah selesai menyiapkan air panas, aku mencari keberadaan suamiku. Aku melihat Bara ada di dapur bersama pelayan wanita itu. Jelas aku marah melihatnya.

Aku menarik tangan Bara menjauh dari pelayan wanita itu. Tapi Bara malah tertawa melihat reaksiku.

"Kenapa dengan wajahmu sayang?" tanya Bara.

"Kau sedang apa dengan pelayan itu? Apa kau suka dengannya? Apa kau mulai menaruh hati padanya?" teriakku kesal.

"Kau mulai lagi ya! Aku tadi sedang mengajak Alghi bicara. Kebetulan Alghi sedang digendong oleh pelayan itu."

Aku diam, masih menatap kesal pada Bara. Sebenarnya aku malu. Kenapa aku bisa berpikir kalau Bara selingkuh dengan Marisa? Ya Tuhan, mana mungkin Bara tega melakukan itu padaku. Sepertinya aku kurang piknik, aku selalu merasa cemburu dan curiga pada pelayan itu.

"Kenapa? Sepertinya, kau butuh dinner romantis malam ini. Aku akan mengajakmu makan malam berdua malam ini. Aku tidak ingin kau terus mencurigai ku," bisik Bara.

Aku tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Bara masuk kedalam kamar mandi, tak lama dia keluar memakai baju tidurnya. Aku berjalan pelan kearah Bara, tapi tiba-tiba kepalaku sakit dan aku jatuh pingsan.

****

Aku sadar dari pingsan, aku menatap Bara yang berada disampingku. Terlihat jelas wajah panik Bara, melihat kondisiku saat ini.

"Kau tidak apa-apa sayang? Apa yang sakit?" tanya Bara cemas.

"Aku tidak apa-apa," ucapku pelan.

Tubuhku lemas, kepalaku sakit, entah apa yang terjadi padaku saat ini. Bara memegang keningku.

"Apa kita ke rumah sakit saja."

"Tidak usah. Aku tidak apa-apa," ucapku pelan.

"Ya sudah, kau istirahat saja. Biar aku memeluk dan menjagamu malam ini," ucap Bara sambil berbaring disampingku.

Bara memeluk tubuhku erat, aku menenggelamkan wajahku di dada Bara. Rasanya sakit ku sedikit berkurang, bila berada dalam pelukan hangat yang diberikan Bara padaku. Aku pun terlelap dalam tidurku.

Sebenarnya kenapa ya, Chika bisa sampai pingsan? Hayo tebak Kak..🤔🤔

Tetap tunggu kelanjutan cerita Chika dan Bara ya. Beri dukungan, Like dan Vote untuk penulis. Terimakasih.💕💕

1
Ita Lestari
sumpah ini cerita model apa si baru x baca novel begini ya x bercinta dengan kakak dan adiknya jg kesel bgt
Ita Lestari
Cemen bgt jd bini lawan dong segitu doang nyalinya apa masih berharap sama masa lalu
Kamti Rohali
udah tak kasih hadiahnya ya kak voters (❁´◡`❁)(❁´◡`❁)
0316 Toiyibah,S,Pd.
tak ada yg tak mungkin kalau allah berkehendak
Anonymous
Kesel ama tingkah Chika dia merelakan dipeluk dicium dan selingkuh ama Ardi tp ga pernah bsa menerima bara salah sedikitpun.
Rhojak Jhi
ko ceritanya menguras emosi dan air mata,cikako gitu plimplan
Rika Maksum
aaah pingin yg ky bara😍😍
jihan silvia
disini janggal bgt ceritanya. tau fia mandul. tau utu jebakan tp kena tipu juga kan tingal.minta test DNA
Dian Lestari
setres saya bacanya ada yg pembantu yg cara bicaranya kurang sopan sama majikan
Dania
💜💜💜💛💛💛💚💚♥️💕💕💕💝🖤🖤🖤❤️❤️💙💗💗🌷💖💖🖤🖤❤️❤️💙🖤🖤💗💗🌷💖🖤🖤🖤♥️♥️💛🖤🖤🖤🖤🖤💜💛💛💚💚🖤🖤🖤🖤🖤🖤❤️💙💙🖤🖤🖤🖤💖💖🌷🌷💗🌷💖💖🖤🖤🖤
Dania
💜💜💜💜🖤🖤🖤🖤🖤💛💛💛💛❤️❤️❤️❤️💙💙💙💙💝💝💝💚💚💚♥️♥️💕💕🌷🌷🌷🌷💖💖💖💗💗🖤🖤💛💛💛💛💖💖💖🌷🌷💗💗💗💗💜🖤💛💙💙💝💝❤️❤️💛💛🖤🖤💚💚♥️♥️♥️💕💕💝💙❤️🖤🖤🖤❤️💙
Dania
🖤🖤🖤💜💕💛💛❤️❤️💙💝💝♥️♥️💚💚♥️♥️💝💙❤️💛💕💜🖤🌷💖💗💗💚♥️💝💙❤️🖤🖤🖤💜💕💕💛❤️♥️♥️♥️💚💚💝💙❤️💛💛🖤🖤🖤💜
Dania
💜💜💜💜💕💕💕💛💛💛💕🖤🖤🖤🖤❤️💙💙❤️💗💖💖🌷🖤🖤🖤💝💝💚💚🖤🖤🖤♥️♥️💝🖤🖤🖤❤️💙💙❤️🖤🖤💛💛💕💜🖤🖤🖤🖤
Dania
Aku juga ga mau dijodohin
Pokoknya aku ga mau .............................

Tapi Kalo Ganteng, Baik, keren 👍👍👍 Aku mau 😂😂😂
Rena Karisma: 🤭🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Ndung
d tunggu season 2,
Farsdik Wind
Baperrr
Farsdik Wind
Gmn klo hamil anak ardi
Farsdik Wind
Reaksi bara liat istrinya dgtuin m adiknya kq gt
Farsdik Wind
Bara kq gt tega ninggalin istri dg sekretaris gila
Farsdik Wind
Istrinya ud dilecehkan tp kq reaksinya gt aj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!