“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Empat.
Bandara.
"Ya udah Mas, Bella berangkat dulu ya?" ujar Bela saat melihat para krunya sudah menunggunya di luar Mobil, lalu bergegas ingin membuka pintu Mobilnya untuk keluar.
Belum sempat Bella keluar, suaminya seketika langsung menarik pinggangnya dan membawa tubuh seksinya itu ke hadapannya. Aris benar-benar tak tahan saat melihat penampilan seksi istrinya itu, lalu langsung memajukan wajahnya dan mencium bibir merah istrinya yang sudah ter oles dengan lipstik berwarna Merah terang tersebut saat itu juga. Sampai-sampai langsung membuat lipstik istrinya menjadi luntur akibat aksi nakalnya itu.
Sementara itu, Ana yang tengah duduk persis di kursi belakang mereka pun, langsung memelototkan matanya karena kaget, saat melihat aksi Aris yang benar-benar bermuka tembok dan tak punya malu itu, malah dengan santainya bercumbu di hadapannya, seolah-olah dia memang sengaja memperlihatkan aksi liarnya itu kepadanya. Walaupun dia tahu betul kalau saat ini di dalam mobil tak hanya ada mereka berdua.
Setelah itu Ana pun langsung membuang pandangannya ke arah lain karena kesal.
"Dasar cowok Mesum, otaknya ngeres melulu gak ada yang lain apa di otaknya selain bercinta, bercinta dan bercinta, nyesel gue jadi pembantunya dia, Andaikan aja gue bisa punya majikan baru, dah angkat kaki gue dari rumahnya." Bisik hati kecil Ana, karena sebal dengan tingkah Aris yang menurutnya keterlaluan itu.
"Ya udah Mas, mas kebiasaan mesum di sembarangan tempat, Bela kan malu mas di lihatin sama orang lain," Ujar Bela dengan wajah semerah Tomat karena benar-benar merasa malu kepada pembantunya yang tengah duduk di kursi belakang mobilnya itu.
Aris hanya tersenyum nakal ke arah Istrinya lalu ingin melanjutkan aksinya kembali. Namun Bella keburu mehanan wajah suaminya agar tidak melanjutkan kegiatan liarnya itu kembali.
"Udah Mas, Bella mau berangkat dulu, udah di tungguin tu dari tadi sama rekan-rekannya Bella, nanti Bella bisa-bisa ketinggalan pesawat lagi, gara-gara ulah Mas," Ujar Bela seraya memperbaiki baju dan penampilannya yang terlihat berantakan karena ulah suaminya itu.
"Ya udah, cium aja lagi sebentar?" Rengek Aris seraya memajukan bibirnya ke arah istrinya itu.
Tapi Bella langsung cepat-cepat menahan bibir suaminya dengan satu jari.
Lalu membuka pintu Mobilnya untuk menghampiri rekan-rekannya yang sudah terlihat menekuk kan wajahnya karena kesal terus menunggunya.
"Gila Bel, laki lho mesum amat, sampe lipstik lho aja luntur tu gegara di ***** ama dia!" Ujar rekan perempuannya yang langsung peka saat melihat lipstik Bella yang keluar dari area Bibirnya itu.
"Biasa, gegara bininya jarang pulang ke rumah, Jadi gatelnya udah makin nambah tingkat langit!" Ujar teman lelakinya menyindir.
Sementara Bella, hanya bisa terkekeh saat mendengar ucapan rekan-rekannya itu.
"Kamu!"
panggil Aris seraya menoleh kebelakang.
"Ke depan duduk di sebelahku!" Titah Aris pada pembantunya itu.
"Duduk di depan, siapa yang mau berdekatan dengan pria seperti anda," Bisik hati Ana.
Ana sengaja pura-pura tak mendengar ucapan majikannya itu, matanya tengah sibuk melihat keluar kaca Mobil demi memperhatikan Mobil orang-orang yang terus berdatangan, mulai memenuhi tempat parkir Halaman Bandara tersebut.
Karena Ana tak juga menggubris ucapannya. Aris pun langsung bertindak sendiri, lalu membopong tubuh Ana dan mendudukannya di Kursi depan, persis di sebelahannya.
"Bapak apa-apa an sih! boleh gak, gak langsung gendong orang gitu aja, saya kan punya kaki sendiri buat jalan, dan lagi pula kenapa saya harus duduk di depan bersebelahan sama bapak, saya kan bukan Istrinya bapak!"
Ana benar-benar tak habis pikir, mengapa bisa pria itu seenaknya bertindak tanpa persetujuannya.
"Ingat! aku di sini sebagai majikan! kalau kau duduk di belakang, seolah-olah aku yang begitu tampan dan Mapan ini, bak seorang supir Taxi!" Sahut Aris datar lalu melajukan Mobilnya meninggalkan halaman Bandara.
"Cih alesan!" Ujar Ana kesal karena kelakuan Majikannya yang begitu di luar akal pikirannya itu, seakan-akan urat malunya itu sudah terputus, dia benar-benar kesal karena Aris memperlakukan dirinya seenak jidatnya.
Sementara itu, Aris hanya acuh mendengar gerutuan yang keluar dari mulut gadis itu.