Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Perbincangan di Dalam Kereta Besi Hitam.
Di dalam kereta.
Reaksi Heian Bai dan Dalu Rong yang melihat sosok Luo Zhao palsu yang di rantai dengan wajah lebam, begitu masam. Mereka berdua bahkan tanpa ragu menunjukkan ketidaksenanganya.
" Na Mu, Bing Wu. Apakah Seperti ini cara kalian memperlakukan tawanan!" ucap Heian Bai sambil menghampiri sosok Luo Zhao palsu yang langsung dihentikan oleh kedua prajurit.
" Jangan halangi aku, atau kalian akan kehilangan nyawa!" dengan tatapan tajam.
" Saudara Heian Bai, Dalu Rong, duduklah," ucap Qing Ruo sambil mengeluarkan guci kecil arak rumput kristal. Membuat Heian Bai yang merasa kehadirannya diremehkan itu semakin murka.
" Plak...plak..." tamparan kerasnya melempar kedua prajurit yang menghalanginya.
Namun saat dirinya akan menampar Bing Wu, tiba-tiba aroma arak yang keluar dari guci kecil itu menyentuh hidungnya.
" Ini...." ucap Heian Bai dan Dalu Rong saling berpandangan lalu menatap kearah Qing Ruo yang duduk dengan Santai dengan lekat.
" Saudara, duduklah..."
" Saudara? sudah aku katakan. Jangan pernah memanggilku dengan cara demikian!" ucapny kesal.
" Duduklah," ucap Qing Ruo santai sambil menuangkan minuman pada gelas yang tersedia.
Tanpa ragu mereka berdua meraih gelas itu, dan memeriksanya.
" Ini benar, Ini arak rumput krtistal," ucapnya bersamaan. Menatap Qing Ruo yang kini mulai menyesap minumannya.
Di sudut ruangan. Tampak Na Mu dan Bing Wu ingin berbicara, namun tiba-tiba kedua prajurit yang terlempar sebelumnya berdiri, lalu bergerak dan menghajarnya.
Sontak saja tindakan prajurit itu mengejutkan Heian Bai dan Dalu Rong. Mereka bahkan hampir tidak mempercayai penglihatannya.
" Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Dalu Rong berbicara melalui telepati pada Heian Bai.
" Saudara, aku bahkan tidak bisa memahami hal ini. Bagaimana seorang Bing Wu yang merupakan seorang komandan pasukan dihajar oleh prajurit tingkat rendah..."
" Saudara Heian Bai, Dalu Rong, duduklah," ucap Qing Ruo membuyarkan percakapan mereka.
" Mana janji saudara berdua yang ingin minum bersama denganku," ucap Qing Ruo sambil menyesap minumannya.
Kata-kata yang baru saja dilontarkan oleh Qing Ruo mengejutkan mereka berdua.
" Na Mu cukup! aku bahkan tidak pernah mengatakan hal seperti itu padamu." Hean Bai yang kini sudah hampir tidak bisa menahan diri, membuat Qing Ruo tertawa kecil.
" Saat berada di samudera kehampaan abadi. Apakah kalian sudah melupakannya?" tanya Qing Ruo membuat terdiam,.
Cukup lama mereka berdua mencerna kata-kata itu. Hingga akhirnya Dalu Rong tiba-tiba meneguk minuman yang ada di tangannya.
" Saudara Qing Ruo, ternyata kamu berhasil masuk ke daratan ilahi," ucapnya memeluk Qing Ruo dengan gembira.
Tiba-tiba mereka bertiga tertawa lepas dan saling berpandangan.
" Swhus..." Qing Ruo mengubah tampilan wajahnya.
" Saudara Ruo, maaf kami tidak mengenali pemyamaranmu. Sungguh memalukan," ucap Dalu Rong sambil meraih guci yang ada di tangan Qing Ruo, lalu menuangkannya pada gelas yang masih ada di tangannya.
" Saudara Ruo, aku bahkan tidak melihat kebocoran aura sama sekali. Lalu saudara, siapa sosok prajurit Luo Zhao itu, lalu di mana sosoknya yang asli?" tanya Heian Bai penasaran.
" Saudara, dia adalah Na Mu yang aku ubah wajahnya," ucap Qing Ruo santai.
" Apa! Bagaimana bisa?" tanya Dalu Rong sambil duduk pada kursi, menatap Qing Ruo dengan lekat.
" Ini adalah teknik rahasia..." jawab Qing Ruo santai.
" Lalu dimana prajurit Luo Zhao?" tanya Heian Bai.
" Saudara berdua tenanglah, saudaraku Luo Zhao saat ini berada di tempat yang aman."
" Saudara Ruo, jujur saja pada saat berada di gunung emas gerbang langit, aku begitu heran, karena bagaimana seorang Luo Zhao bahkan membiarkan dirinya menyerap kekuatan spritual emas gunung gerbang langit," ucap Heian Bai.
" Aku memang berhasil menyamar, tetapi aku tidak memahami aturan," ucap Qing Ruo tertawa kecil.
" Saudara, sekarang kita telah bersama. Tenanglah, Aku akan memandu saudara mengenali daratan ilahi ini," ucap Dalu Rong dengan penuh semangat, terus berbincang-bincang santai.
Di sudut ruangan.
Na Mu dan Bing Wu serta kedua prajurit yang mendengar perbincangan Qing Ruo dan rombongannya begitu terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka jika sosok yang menyamar sebagai Luo Zhao itu adalah Qing Ruo, seseorang yang berasal dari luar daratan ilahi.
Namun yang membuat mereka semakin heran adalah, sikap seorang Heian Bai dan Dalu Rong yang merupakan seorang jenderal, begitu menghormati Qing Ruo.
Tidak lama kemudian, Na Mu dan Bing Wu dikejutkan dengan kereta besi hitam yang tiba-tiba bergerak dengan perlahan lalu berhenti.
" Saudara, kita sudah tiba.." ucap Heian Bai.
" Baik," jawab Qing Ruo kembali mengubah tampilan wajahnya dengan menggunakan tampilan wajah Na Mu.
" Prajurit, Bing Wu. Bawa tawanan..." sambil keluar dari kereta besi hitam bersama Heian Bai dan Dalu Rong.
" Baik," jawab mereka tanpa ragu menyeret Na Mu dengan kasar.
Qing Ruo terdiam sesaat sambil mengedarkan pandangannya, menatap pemandangan yang ada di hadapannya. Sebuah gerbang hitam dengan dua pilar emas, berdiri tegak di puncak gunung Api raksasa yang terus bergolak.
Di depan gerbang raksasa itu, berjaga ribuan prajurit jubah emas dengan senjaga lengkap.
" Jenderal Heian Bai, Dalu Rong. Komandan Na Mu, Bing Wu..." seorang jenderal keluar dari dalam pos penjagaan menghampiri Qing Ruo dan rombongannya.
" Jenderal Jianyu, kami membawa tawanan. Sesuai dengan perintah, masukan dia ke dalam penjara tingkat tiga!" ucap Heian Bai.
" Apa? Tidak-tidak. Aku tidak mau. Jenderal Jianyu, kalian telah di tipu..." teriak Na Mu meronta-ronta, namun dengan segera beberapa prajurit langsung membekuk dan membuatnya terdiam.
" Di tipu? Apa maksudmu?" tanya Jianyu.
" Jenderal, mereka...." tiba-tiba Na Mu terdiam saat merasakan sesuatu menusuk jantung dan mencekik lehernya.
" Jenderal Jianyu, Aku sedikit kecewa dengan tindakan Anda seperti ini!" ucap Dalu Rong menunjukkan wajah kesal.
" Jenderal, maaf aku tidak bermaksud demikian..." ucap Jianyu..
" Tidak bermaksud demikian? Lalu apa yang jenderal lakukan sebelumnya?" dengan pandangan tidak suka.
" Jenderal, aku bersalah. Tidak seharusnya aku menanyakan dan mendengarkan keterangan dari tawanan yang telah ditetapkan, namun aku..." menatap sosok Luo Zhoa palsu itu dengan sedih.
" Prajurit bawa dia...!" ucapnya pelan.
" Baik jenderal," jawab prajurit tersebut sambil menyeret Na Mu dengan paksa.
" Sepertinya jenderal Jianyu ini memiliki hubungan dengan Luo Zhao, namun aku tidak mendapatkan informasi dari pengetahuan Luo Zhoa sebelumnya." Qing Ruo membatin kesal.
" Lalu apakah ada lagi jenderal?" tanya Jianyu.
" Masukkan ke empat prajurit ini di penjara tingkat dua." ucap Dalu Rong.
" Oh tidak," ucap mereka berempat berusaha melarikan diri namun tiba-tiba berapa prajurit jubah emas muncul dan menangkap mereka.
" Jenderal Dalu Rong, mohon penjelasannya," ucap Jianyu sambil menatap keempat prajurit yang kini mulai menangis, memohon untuk di lepaskan.
" Jenderal Jianyu. Prajurit Luo Zhao memang seorang tahanan, tetapi dia adalah pahlawan perang. Dan keempat prajurit ini tidak menghormati pahlawan, bahkan mereka menyiksanya."
" Jenderal, aku mengerti. Prajurit masukkan mereka ke dalam penjara api tingkat dua!"
" Baik jenderal." Sambil menyeret ke empat prajurit yang meronta-ronta tersebut dengan paksa.
" Baik, karena tidak ada urusan lagi maka kami akan segera kembali. Jenderal Jianyu, terima kasih," ucap Dalu Rong sambil menangkupkan tangannya dengan hormat yang ikuti Qing Ruo dan yang lainnya.
" Baik jenderal," ucap Jianyu sambil menangkupkan tangannya dengan hormat, menatap kepergian kelompok itu dengan heran, terutama pada sosok Dalu Rong dan Heian Bai.
" Bukankah Dalu Rong dan Heian Bai adalah orang-orang kepercayaan Jenderal besar Luo Xing, tapi mengapa mereka seolah tidak membela Luo Zhao, apa mungkin karena kehadiran komandan Na Mu dan Bing Wu yang merupakan orang-orang kepercayaan Boyang Ran...?" membatin lalu meninggalkan tempat itu.