Kamu Diantara Kita

"Aku butuh minumanku, Cepat!!" Issa selalu melarikan diri dengan botol minuman keras. Ada begitu banyak jenis minuman yang tersedia di dalam ruangan pribadinya. Dan hanya Nayla, asisten pribadinya yang tahu itu semua.

Nayla sebenarnya adalah dokter psikologi yang ia rekrut menjadi asisten pribadi. Namun Nayla tak lagi bisa menahan keinginannya akan alkohol. Satu-satunya cara hanya membatasi pemakaiannya dan tetap mengontrol kejiwaannya agar tidak semakin memburuk.

"Aku masih teringat masa itu Nayla. Saat mereka mengambil satu putraku dan meminta ku pergi. Aku masih ingat tangisnya, bagaimana tangan mungilnya menggenggam ku begitu erat, hiks." Issa menangis tersedu-sedu di dalam walk in closet dengan ditemani oleh Nayla, yang juga sudah seperti sahabat untuknya.

"Andai aku tidak egois dan memilih karirku, apa aku masih bisa membesarkan keduanya?" tatapnya penuh harap kepada sang sahabat.

"Apa aku bisa membesarkan Argan dan Khaizan bersama. Apa mereka akan tumbuh bahagia bersama, meski tanpa kemewahan ini?" tangannya terulur dan menggenggam tangan Nayla penuh harap. Berharap bahwa jawaban yanh sangat ingin ia dengar akan keluar dari bibir wanita itu.

"Mereka membutuhkan ibunya, bukan harta. Tapi aku yakin kalau suatu saat nanti mereka akan memahami mu. Bahwa kau melakukan ini demi mereka Issa." Ia mendekap tubuh Issabella dengan begitu erat. Mencoba menyalurkan setidaknya sebagian saja rasa sakit dari dalam diri wanita itu kepadanya.

"Argan Claerence. Aku bahkan memberikan nama keluarga ku kepadanya. Apa ia masih menyimpan kalung itu? Kalung yang sama dengan milik Khaizan. Hanya itu yang bisa membantuku mengenalinya."

...----------------...

Dua puluh tiga tahun yang lalu, Keluarga Edgarda dibuat heboh karena menantu mereka satu-satunya Ny. Emilia Empanda divonis tidak bisa mengandung dan memiliki anak.

Para tetua pun mengadakan sayembara tertutup bagi para gadis di kalangan elite untuk bisa melahirkan mereka seorang pewaris atas nama Emilia.

di saat itulah, orang tua Issa maju dan ikut menyerahkan putri mereka. Seorang gadis perawan dan memiliki latar belakang pendidikan yang bagus.

Issa melahirkan dua orang putra kembar, yaitu Khaizan Edgarda dan juga Argan Clearence. Pasangan kembar tidak identik yang memiliki paras yang rupawan.

Emilia dan Austin sangat menyayangi keduanya dan menganggapnya sebagai putra mereka sendiri.

Namun sayang, karena keinginannya untuk berkarir di bidang modeling dan mengekspose wajahnya ke media membuat Issa harus di depak dari mansion utama.

"Kau lupa, jika kau harus menyembunyikan wajahmu? Tidak ada yang boleh tahu kalau Keluarga Edgarda memiliki dua menantu." hardik Emilia kepadanya.

Ia pun diusir, tanpa hak istimewa apapun. Bahkan kedua putranya di renggut. Namun dengan keberaniannya, ia pun berhasil mendapatkan seorang dari mereka lewat bantuan Nayla. Anak itu adalah Khaizan. Anak yang ia rawat dan besarkan dengan tangannya sendiri.

"Aku merasa sesak disana Nayla. Aku tidak bisa bernafas." keinginan Issa untuk pergi benar-benar sudah bulat.

"Kai bisa pergi diam-diam. Tapi ingat, Argan adalah putraku. Dia begitu dekat denganku, aku menyayangi nya. Kau bisa bawa putramu, tapi tidak dengan putraku." Ny Emilia terisak sambil memeluk tubuh Argan yang terlelap di dalam pelukannya.

Ia turut membantu pelarian Issa. Ia bahkan memberinya uang dalam nilai yang cukup besar. Tapi ia meminta satu hal, bahwa Issa tak boleh membawa anak kesayangannya, Argan.

Saat itu, usia si kembar masih menginjak angka satu setengah tahun. Dan sesuatu hal buruk terjadi di Keluarga Empanda, yang berakhir dengan merenggut kakak Emilia satu-satunya.

Di saat itulah ia membawa Zavian masuk ke dalam Keluarga Edgarda dan membesarkannya sebagai putranya.

Namun bukan itu, alasan kenapa ia bersikap keras kepada Argan atau yang kita kenal sebagai Jaryan. Ia bersikap keras karena ingin Jaryan tumbuh menjadi seorang yang kuat dan tidak lemah apalagi licik seperti Zavian yang bisa menghalalkan segala cara.

Didikannya berhasil. Jaryan selalu unggul dalam hal apapun yang ia lakukan. Bahkan para tetua juga sangat bangga kepadanya dan memberinya Hak Waris istimewa. Namun Zavian, kedengkiannya memang tak pernah berakhir. Hingga ia selalu bersaing dengan Adrian dalam berbagai hal.

Di sisi lain, tepat di usia para putranya menginjak angka lima tahun. Issa mendengar tentang berita pernikahan putranya dengan salah satu keluarga ternama.

Ia tidak tahu identitas keluarga itu, ia hanya tahu bahwa putranya diperalat demi kekuasaan.

Karena itulah ia bernegosiasi dengan Keluarga besar lainnya dengan bantuan Nayla. Memberikan seorang putra bagi keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki.

Perjanjian yang mirip dengan yang pernah ia lakukan dengan Keluarga Edgarda sebelumnya. 'Alberto', perusahaan besar yang hanya dikaruniai dua orang anak perempuan. Ia bahkan diakui sebagai menantu di keluarga mereka dan diizinkan utnuk untuk tetap meneruskan mimpinya.

Hari-hari yang berat seolah telah berlalu. namun begitu semua kenangan tentang putra sulungnya yang tumbuh tanpa mengenal dirinya, membuat luka itu kembali naik ke permukaan.

"Ibumu sudah tidur." Nayla mencampur obat tidur di dalam minuman Issa, lalu membaringkannya di atas tempat tidur dengan bantuan Khaizan.

Pemuda itu tidak pergi, ia hanya mematung di depan pintu setelah pertengkarannya dengan sang ibunda selesai.

"Ini tidak mudah untuknya. Ibu mana yang siap kehilangan putranya?"

"Apa bibi menemukan petunjuk tentang siapa dia, dan dimana keberadaannya?" Nayla menggeleng.

"Saat ibumu masuk ke dalam keluarga itu, semuanya begitu dirahasiakan. Ia bahkan tinggal dan terkurung di dalam mansion utama. Selain foto mereka ketika masih muda, kami tak memiliki petunjuk lain."

"Nama keluarga mereka pun, kami tidak pernah tahu. Sulit untuk melacaknya, mengingat ibumu dulu hanya di tempatkan di paviliun belakang. Ia hanya pernah melihat wajah ayah kalian satu kali. Proses pembuahan dilakukan dengan prosedur medis, dan Nyonya besar rumah itu juga selalu menemui kami dengan menggunakan topeng."

Kehidupan Keluarga Edgarda memang rumit. Untuk bisa masuk kesana pun juga tidak mudah.

Bahkan wajah Jaryan dan Zavian hanya diketahui oleh para Keluarga Upper Class Amadya. Selebihnya, mereka hanya mengenali nya sebagai anak konglomerat biasa.

"Apa tidak ada petunjuk lain Bi, selain kaling itu?" Nayla kembali menggeleng.

"Kami hanya tahu bahwa mereka keluarga nomor satu. Tapi itu puluhan tahun lalu. Jika keluarga mereka masih sama berkuasanya, maka pilihan ada di tiga keluarga teratas. 'Alberto', 'Edgarda', 'Quincy' dan 'Vince', 'Otway'.

"Kalau dari nama-nama itu, maka kemungkinannya ada pada Jaryan, Adrian, Zavian, Jishan. Tapi amBang Zavi dan Bang Ian lebih tua dariku Bi. Apa kita harus menggeser kemungkinannya?"

"Tidak, karena mereka bisa saja memalsukan identitas demi kepentingan mereka. Mereka keluarga besar Khaizan. Itu adalah hal mudah bagi mereka."

"Tetap catat kemungkinan lain, karena bisa jadi juga kalau keluarga mereka masih belum terekspose sampai sekarang. Mengingat betapa misteriusnya mereka dulu, kemungkinan itu selalu ada."