NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Suatu kebetulan ataukah takdir ...

Close yang kini sudah tiba di club' malam langsung menghampiri meja bartender lalu menyapa temannya yang sejak tadi sudah berada di tempat itu.

"Close," sapa Mizan.

"Hmm ... sudah lama?"

"Lumayanlah, cuci mata dulu lihat yang bening-bening," sahutnya lalu terkekeh. "Ada apa? kelihatannya wajahmu kusut banget."

"Nggak apa-apa. Yang jelas seharian ini aku sial banget," lirihnya lalu memberi isyarat pada bartender.

"Why?" tanya Mizan lalu menyesap rokoknya.

"Yoga, resign dari kantorku?"

"What?!!" pekik Mizan. "Tapi kenapa Close," tanya Mizan.

"Dia ingin fokus bekerja di rumah sakit. Aku nggak menyangka jika Yoga ternyata seorang psikolog," jelas Close lalu meneguk minuman yang baru saja dituang ke dalam gelasnya.

"Hanya itu? Yakin nggak ada yang lain?" selidik temannya itu lagi.

Close bergeming dan tampak sedang membakar rokoknya. Sehingga membuat Mizan terkekeh setelah tak sengaja, ekor matanya terarah ke cincin kawin pria blasteran itu yang kini kembali melingkar di jari manisnya.

"Waaah ... sejak kapan cincin itu kembali melingkar di jari mu?" ledek Mizan. "Apa kamu sudah sadar dan menerima Azzura?" cecar Mizan lagi dengan nada menyindir.

"Cih! Bukan urusanmu," decihnya dengan kesal dan kembali meneguk minumannya.

Tak lama berselang, tampak Laura dan teman-temannya memasuki club malam itu. Dengan santainya ia menghampiri Close lalu memeluknya dari belakang.

"Sayang ... rupanya kamu di sini," bisiknya. "Kenapa kamu nggak menjawab panggilan dariku?" cecarnya lalu duduk di sampingnya.

"Aku di rumah momy tadi," bohongnya dan kembali meneguk minumannya. Merasa Laura terus merabanya seketika hasratnya menggebu.

Merasa Close merespon, Laura tersenyum penuh arti. "Mau bercinta di kamar club' ini atau seperti biasa di rumahmu," bisiknya dengan nada sensual.

Namun seketika Close teringat ucapan Azzura siang tadi. Ia menatap lekat wajah Laura lalu mengulas senyum seraya mengelus pipinya.

"Sepertinya nggak untuk malam ini, soalnya aku masih capek, Sayang," balasnya.

Sial!!! Rencanaku gagal malam ini.

Laura membatin kesal lalu tersenyum dengan terpaksa.

"Baiklah, aku nggak akan memaksa. Tapi malam ini menginaplah di apartemenku," tawar Laura.

"Sayang, lain kali saja. Soalnya aku sudah janji pada momy jika aku akan menginap di rumah mereka dengan Azzura," bohongnya. Padahal saat ini ia merasa gundah memikirkan istri dan keberadaan sang mertua yang entah sedang di rawat di rumah sakit mana.

Laura mendesah kecewa dengan tangan terkepal ketika Close menyebut nama Azzura dan bukan gadis barista. Seketika ia langsung merasa getir.

Aku nggak akan membiarkanmu jatuh cinta pada gadis barista itu! Ia kembali membatin.

*

*

*

Apartemen Yoga ...

Ia tampak sedang berada di ruang kerjanya sambil menatap kertas-kertas yang memperlihatkan bekas-bekas KDRT dari Close di tubuh Azzura.

"Zu ... kenapa kamu masih bertahan dengan pria brengsek itu?" lirihnya lalu kembali meletakkan kertas itu di tas meja kerjanya lalu memijat pangkal hidungnya.

"Ibu, walaupun aku hanya suami bohongan, namun aku akan melindunginya dan sebisa mungkin membuatnya kembali ceria seperti dulu."

Yoga menghela nafasnya lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Namun tiba-tiba saja ia teringat akan ucapan Azzura.

"Oh ya, aku masih ingat beberapa tahun yang lalu saat paman Pras ke sini, beliau sempat mengutarakan niatnya untuk menjodohkanku degan putranya."

"Apa waktu itu, gadis yang ayah maksud adalah Azzura?" desisnya. "Saat itu ayah memang sempat ingin menjodohkanku dengan putri dari sahabat ayah namun aku menolak. Akh ... bodohnya diriku saat itu jika gadis yang ayah maksud adalah Azzura," sesalnya.

"Ya Allah ... Azzura benar, apa ini suatu kebetulan ataukah takdir. Dosakah diriku jika berharap Azzura benar-benar berpisah dari suami brengseknya itu?" lirihnya.

Ia terus larut dengan pikirannya, berandai-andai dan benar-benar berharap jika gadis berhijab itu akan berpisah dari suaminya.

Namun ada yang sedikit membuatnya gusar, ketika kembali mengingat ucapan Azzura yang ingin pergi sejauh mungkin membawa ibunya setelah wanita paruh baya itu sembuh nantinya.

*

*

*

Kembali ke club ...

Malam semakin larut bahkan club' malam itu semakin ramai di kunjungi para kawula muda mudi dan juga beberapa rekan bisnisnya.

Karena sudah merasakan kepalanya mulai sakit karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol.

Akhirnya Close memilih meninggalkan tempat itu setelah berpamitan pada Mizan dan Laura juga beberapa teman bisnisnya.

Sesaat setelah berada di parkiran, Ia langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Sssssttttt ... sial!!! Kepalaku sakit banget," keluhnya sambil bersandar sejenak lalu memijat kepalanya.

Setelah itu, ia pun menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan kendaraannya menuju kediamannya.

Di sepanjang perjalanan pulang, benaknya kembali dipenuhi oleh wajah istrinya. Tatapan benci, nada bicara yang ketus dan jangan lupakan mata indahnya yang sering menatap jijik padanya, bahkan ingin menyentuh jemarinya saja ia langsung menepis tangannya.

"Azzura ..." lirihnya. Rentetan kekerasan yang sering ia lakukan seketika membuatnya bersalah apalagi saat ia mengatakan istrinya itu mandul di hadapan kedua orang tuanya kemarin.

Ia kembali teringat enam bulan yang lalu, saat dengan kejinya ia menuduh bahkan menginjak perut Azzura tanpa belas kasihan. Mengancam akan membunuh janin yang ada di rahimnya jika benar istrinya itu hamil.

Karena merasa pikirannya sedikit kacau, ia menepikan sejenak mobilnya di bahu jalan sambil merenung.

Selang beberapa menit berlalu setelah merasa sedikit tenang, ia kembali melanjutkan perjalanannya hingga tiba di rumahnya.

Saat melewati motor Azzura ia sempat berhenti sejenak dan menatap kendaraan istrinya itu dan berinisiatif untuk membelinya mobil.

"Jika aku membelikannya mobil, apa dia akan menerima? Anggaplah sebagai hadiah pernikahan dariku dan sekaligus permintaan maafku padanya," desisnya. "Tapi bagaimana caranya? Sedangkan uang dan kartu yang aku taruh di atas meja saja, nggak pernah tersentuh olehnya," gumamnya lagi.

Ia pun menghampiri pintu lalu menekan password kemudian membukanya. Begitu ia melangkah dan akan menaiki anak tangga, langkahnya terhenti sejenak lalu menautkan alisnya.

"Azzura," lirihnya lalu membalikkan badannya kemudian menghampiri istrinya itu yang terlihat sedang tertidur lelap.

"Sejak kapan dia tidur di sini?" lirihnya sambil menatap lekat wajah sendu istrinya. Perlahan ia berjongkok lalu mengelus kepalanya yang tertutup hijab.

Karena Azzura sangat peka dengan suatu sentuhan, mau senyenyak apapun tidurnya, ia akan tersadar karena merasa terusik.

Merasa kepalanya seperti ada yang menyentuh, dengan perlahan ia membuka matanya. Saat tahu Close pelakunya, sontak saja ia langsung mendudukkan dirinya dan menggeser posisinya menjauh dari suaminya dengan tatapan benci.

Di tambah lagi dengan bau minuman yang menyeruak dari tubuhnya membuat Azzura langsung merasa mual.

"Mau apa kamu?! ketusnya lalu berdiri namun dengan cepat Close memeluknya. "Lepasin!!! Rontanya lalu menyikut perut suaminya dengan keras.

"Arrghh ... Zu!!! " geramnya lalu dengan spontan melepas Azzura.

"Jangan pernah berbuat melebihi batasmu, meski kita berstatus suami istri. Aku sudah katakan padamu telah jatuh talak satu atas diriku karena ucapanmu saat itu. Dan itu artinya kamu tidak boleh menyentuhku meski kamu memaksa," tegas Zu dengan perasaan geram. "Pria menjijikkan sepertimu pantasnya memang dengan wanita menjijikkan seperti kekasihmu itu," sinisnya lalu kembali melangkah meninggalkannya.

"Azzura!!!!" Suara baritonnya seketika menggema memenuhi ruangan itu di tengah malam.

Namun Azzura tak memperdulikannya dan malah mempercepat langkahnya menuju kamarnya. Ia pun merogoh tasnya untuk mengambil kunci kamar namun kunci kamarnya tidak ada di dalam tasnya.

Ia lupa jika kunci kamarnya masih tertancap di handle pintu. "Mana sih?!" desisnya merasa getir karena tak menemukan kuncinya.

Close yang terlihat sedang menghampirinya, tersenyum penuh arti. "Kenapa? Apa kamu melupakan sesuatu?" tanya Close dengan rahang mengetat.

Azzura langsung mengarahkan pandangannya ke depan. "Mau apa kamu?!!" balas Zu lalu dan spontan memutar handle pintunya.

Seketika ia terkejut sekaligus tertolong, dengan cepat ia masuk ke kamarnya lalu menutup pintu kamar dengan cepat.

Setelah melihat kunci kamarnya yang masih tertancap ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan dengan langsung mengunci pintunya dengan cepat.

"Azzura buka pintunya!!!" bentak Close sambil menggedor-gedor pintu itu namun Azzura hanya diam dan membekap mulutnya dengan kedua tangannya.

...🍂****************🍂...

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya 🙏 Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!