NovelToon NovelToon
Om Bule, Kawin, Yuk!

Om Bule, Kawin, Yuk!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / One Night Stand / Konflik etika / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Penyelamat
Popularitas:55.9k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

John Ailil, pria bule yang pernah mengalami trauma mendalam dalam hubungan asmara, mendapati dirinya terjerat dalam hubungan tak terduga dengan seorang gadis muda yang polos. Pada malam yang tak terkendali, Nadira dalam pengaruh obat, mendatangi John yang berada di bawah pengaruh alkohol. Mereka terlibat one night stand.

Sejak kejadian itu, Nadira terus memburu dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengan John, sedangkan John tak ingin berkomitmen menjalin hubungan romantis, apalagi menikah. Saat Nadira berhenti mengejar, menjauh darinya dan membuka hati untuk pria lain, John malah tak terima dan bertekad memiliki Nadira.

Namun, kenyataan mengejutkan terungkap, ternyata Nadira adalah putri dari pria yang pernah hampir menghancurkan perusahaan John. Situasi semakin rumit ketika diketahui bahwa Nadira sedang mengandung anak John.

Bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka? Akankah mereka tetap bersama atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Saran Sahabat

Sesaat, Zion, Ello, Angga, dan Rian saling bertukar pandang, seolah-olah tengah berdiskusi tanpa kata-kata melalui tatapan mata mereka.

John menatap para sahabatnya satu per satu, bersiap mendengarkan pendapat mereka dengan serius. Zion, yang paling tenang dan penuh wibawa, membuka diskusi. "Maaf, John. Tapi kau harus mendengar ini. Kau bukan remaja lagi. Kalau kau benar-benar mencintai Nadira dan tak ingin kehilangannya, menikahlah dengannya. Dengan begitu, kau bisa memastikan bahwa dia hanya milikmu, untuk selamanya."

Zion menatap John dengan tegas sebelum melanjutkan, "Kau sudah bertahun-tahun tidak pernah tertarik pada wanita mana pun, apalagi berpikir untuk berkomitmen. Tapi sekarang, kau tertarik pada Nadira. Itu menandakan dia adalah gadis yang istimewa bagimu, meskipun aku belum pernah bertemu dengannya."

Ello mengangguk setuju. "Aku setuju dengan Kakak ipar. Cinta itu akan tumbuh semakin kuat jika diikat dengan pernikahan dan dipupuk dengan perhatian. Kau bilang kau takut terluka, 'kan? Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tapi juga keberanian untuk saling menjaga, bahkan saat semuanya terasa sulit."

Angga ikut menyuarakan pendapatnya. "Benar. Kau tahu, awalnya Dona juga tidak mencintaiku. Tapi aku serius menunjukkan ketulusanku dengan melamarnya. Aku sabar dan terus mencoba membuatnya merasa nyaman. Sekarang? Kami bahagia, dan dia mencintaiku dengan tulus."

Rian, yang biasanya paling suka bercanda, kali ini berbicara dengan nada lebih serius. "John, aku paham budaya di negara asalmu berbeda dari di sini. Tapi coba pikirkan. Nadira sudah menjalin hubungan sejauh ini denganmu tanpa ikatan pernikahan. Kau yakin dia tidak merasa beban mental? Dia mungkin tersenyum dan terlihat baik-baik saja, tapi di dalam hatinya, dia pasti memikirkan banyak hal."

John terdiam, mencerna semua yang mereka katakan. Rian melanjutkan, "Pacaran dalam ikatan suci itu jauh lebih menyenangkan daripada hubungan yang tidak pasti. Kau tahu dia mencintaimu. Kau juga mencintainya. Apa lagi yang kau tunggu?"

Angga menimpali. "Benar apa kata Rian. Pacaran setelah menikah lebih asyik dan seru, nggak ada batas dan beban moral. Aku dan Dona mengalaminya."

"Aku setuju." Ello angkat bicara. "Aku juga pacaran setelah menikah. Pacaran setelah menikah dapat memperkuat hubungan suami istri dan mengurangi perasaan galau. Hal ini menciptakan ruang untuk keintiman emosional, komunikasi yang sehat, dan kedekatan yang mendalam."

Angga menepuk bahu John dengan senyum jahil. "Ayo, Bung. Jangan sampai kami harus datang ke rumahmu dan melamar Nadira untukmu. Itu akan sangat memalukan."

Suasana menjadi sedikit lebih santai setelah komentar Angga, tapi inti dari pembicaraan mereka tetap jelas. Semua sepakat bahwa John harus mengambil langkah besar itu. Zion menambahkan, "Kalau kau memutuskan menikahinya, kami semua akan mendukungmu. Tapi keputusan itu tetap ada di tanganmu, John."

John menghela napas panjang, merasa lebih bingung tapi sekaligus lebih yakin. "Terima kasih, kalian semua. Aku perlu waktu untuk memikirkan ini."

***

Setelah kembali dari restoran, John membuka pintu apartemennya dan mendapati Nadira duduk di ruang tamu dengan laptop baru yang ia belikan tadi siang. Gadis itu tampak sibuk mengetik sesuatu, namun begitu melihat John masuk, senyuman cerah langsung terlukis di wajahnya.

"Om John! Sudah pulang?" sapanya dengan nada ceria, matanya berbinar penuh semangat.

John hanya tersenyum tipis, namun di dalam hatinya ia merasakan kehangatan yang sulit dijelaskan. Melihat wajah Nadira yang begitu ceria menyambutnya, ia tak bisa menahan perasaan nyaman yang perlahan memenuhi dadanya.

"Sudah selesai kerjaannya?" tanya John lembut sambil menutup pintu dan berjalan menuju sofa.

"Belum semua, tapi aku sedang mencoba fitur baru di laptop ini," jawab Nadira sambil tersenyum lebih lebar, memperlihatkan kebahagiaannya yang tulus.

John duduk di sofa seberang dan mengangguk kecil, membiarkan dirinya menikmati suasana hangat yang jarang ia rasakan selama ini.

John memperhatikan Nadira yang tampak asyik dengan laptopnya. "Kalau ada yang tidak dimengerti, tanya saja padaku," ucapnya santai.

Mata Nadira langsung berbinar mendengar tawaran itu, dan tanpa ragu ia berdiri dengan semangat. "Kebetulan banget, Om! Aku ada yang perlu dibantu," katanya antusias.

Sebelum John sempat bereaksi, Nadira sudah menarik tangannya dengan lembut dan membawanya ke sofa panjang tempat ia duduk sebelumnya. John hanya bisa menurut, membiarkan Nadira membimbingnya untuk duduk di sebelahnya.

Setelah mereka duduk, Nadira membuka beberapa dokumen di layar laptopnya dan memiringkan kepala, menatap John dengan senyum penuh harap. "Om John, aku nggak ngerti bagian ini. Tolong jelasin, ya?" Nadira menunjuk sesuatu di layar, matanya masih berbinar penuh semangat.

John melirik ke layar laptop dan mulai membaca dengan teliti. "Baik, sini aku lihat dulu," ujarnya sambil menyesuaikan posisi duduknya agar lebih dekat dengan layar. Nadira menunggu dengan ekspresi antusias, membuat John tersenyum kecil tanpa sadar. Ada sesuatu tentang Nadira yang membuat suasana menjadi lebih hidup.

Tak lama setelah selesai membantu Nadira dengan laptopnya, mereka berdua masuk ke kamar. Nadira, seperti biasa, bergegas mengambilkan pakaian ganti untuk John. Ia menyerahkan pakaian itu dengan senyuman manis sebelum kembali duduk di tepi ranjang, menunggu John mengganti pakaian di kamar mandi.

Saat John keluar, wajah Nadira langsung cerah menyambutnya. Senyuman gadis itu membuat John merasa hangat meski ia tidak menunjukkannya secara langsung. Ia berjalan ke sisi lain ranjang dan duduk perlahan. Suasana terasa hening, hanya suara napas mereka yang terdengar di antara ruangan.

John akhirnya membuka suara, nada bicaranya tenang namun serius. "Nadira," panggilnya, membuat gadis itu menoleh dengan tatapan penasaran.

"Apa kau benar-benar mencintaiku?" tanyanya pelan, namun nadanya penuh ketegasan. Ia ingin memastikan segalanya sebelum mengambil keputusan.

Nadira tampak terkejut sejenak, tidak menduga pertanyaan seperti itu keluar dari mulut John. Namun, hanya sesaat. Ia menatap John dengan mata jernih, lalu mengangguk perlahan. "Iya, Om John. Aku benar-benar mencintaimu," jawabnya dengan nada yang tulus, tanpa ragu sedikit pun.

Jawaban itu membuat dada John terasa sesak oleh emosi yang bercampur aduk. Namun, ia hanya menatap Nadira dalam diam, mencoba memahami perasaannya sendiri.

John menghela napas berat, seolah mencoba menenangkan pikirannya yang dipenuhi keraguan. Ia menatap Nadira, yang duduk dengan tenang namun jelas menunggu kelanjutan dari pembicaraan mereka.

"Apa kau sadar, Nadira?" tanyanya, nadanya serius. "Ada banyak perbedaan di antara kita. Bukan hanya soal umur, tapi juga suku bangsa dan budaya. Kau tahu itu, 'kan?"

Nadira mengangguk perlahan, tanpa sedikit pun keraguan di wajahnya. "Aku tahu, Om John," jawabnya lembut. "Tapi aku tidak pernah melihat itu sebagai masalah. Aku tidak peduli soal perbedaan umur, suku bangsa, atau budaya. Yang penting bagiku adalah perasaan kita."

John menatapnya lebih dalam, seolah mencari kebenaran dalam mata gadis itu. "Usiaku tidak muda lagi, Nadira. Kau tidak takut atau malu bersanding dengan pria sepertiku?"

Nadira menggeleng cepat, hampir seketika setelah pertanyaan itu selesai diucapkan. "Tidak, aku tidak malu, Om John," katanya tegas. "Asal aku tidak harus merebutmu dari wanita lain, asal aku bukan seorang pelakor, aku tidak akan pernah merasa malu. Lagi pula, aku tidak peduli apa yang orang lain katakan. Selama aku bahagia dan tidak merugikan siapa pun, itu sudah cukup untukku."

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Anitha Ramto
ooh sudah End...happy ending
iroh hotijah
tamat /Sweat/ kutunggu karya selanjutnya thx kk moga ttp semangat berkarya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ditunggu karya selanjutnya kak💪😊
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jadi kisah ini sudah tamat? padahal masih belum rela... 😔😔😁😁
belum tau juga anak nadira laki atau perempuan.
Danang sulistyo: sama sependapat 😊😊
total 1 replies
Danang sulistyo
alhamdulillah....selesai...sukses sllu thor ditunggu up terbarunya
kaylla salsabella
terimakasih atas karya " kal Nana sehat selalu dan di murah kan Rizky nya🥰🥰
𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒: Aamiin 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
akhirnya hancur mereka 😁😁
abimasta
akhirnya beno ditangkap
Anitha Ramto
akhirnya si Beno tertangkap juga...tinggal dua ular tuh yg lg di Villa blm tertsngkap
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semoga beno, Sandra, Sasha mendapat hukuman yg seadil-adilnya. bukan hanya 6,5 thn.
Anitha Ramto
Tegaang...kamulah yang akan kalah Beno...yg akan tertawa terakhir..

Tinggal tunggu kehancuran si Beno..dan akan menjadi gembel
kaylla salsabella
wah kira" bukti" udah di musnahkan belum ya
Dwi Winarni Wina
Siap2 aja beno tunggu aja kehancuranmu dan dijebloskan kepenjara biar jera dan kapok,,,

John yg skrg lbh kuat dan tanggung tidak mudah dihancurkan seperti dulu lagi beno....
sebentar lg jatuh miskin dan jd gembel dijalanan...

Lanjut thor......
Kadek Sri
lanjut
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semua berlomba dengan waktu. bersiaplah kalah. beno.
Mira Hastati
ayo beno siapkan diri untuk karma yang sedang menantimu
kaylla salsabella
wah bentar lagi kamu bakal hancur beno
Dwi Winarni Wina
Nadira mendukung john menghancurkan beno dan rebut harta warisan ibunya yg dikuasai beno...

Siap2 beno akan mengalami kehancuran dan kebusukan akan terbongkar...
Beno dan duo ulet bulu sandra dan sasa akan jatuh miskin dan jd gembel dijalanan selama ini menikmati harta warisan ibunya nadira...
Anitha Ramto
semoga berhasil misinya Nadira,,dan Timnya untuk merebut kembali milik Nadira dan Ibuny
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ya. itulah langkah pembalasan terbaik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!