Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 : KESULITAN BENTENG AGIRO
"Aku tahu apa yang kalian semua khawatirkan!", kata Lune tersenyum percaya diri "Jumlah pasukan Benteng Agiro dua kali lipat dari kita, ada jendral veteran yang memimpin penjagaan benteng, terdapat seribu kavaleri elit yang menjaganya, musuh berada di posisi bertahan yang menguntungkan karena mempunyai bantuan tembok benteng, serta waktu kita cuma seminggu. Padahal Kerajaan Veniar dulu mempunyai waktu sebulan lebih serta pasikan tiga kali lipat lebih banyak tapi tetap kalah, bagaimana cara kita menang di situasi yang terlihat begitu putus asa?".
Suasana di seluruh ruangan menjadi semakin berat sebab perkataan Lune tak bisa dibantah, bahkan Torpan yang pemarah menjadi diam. Ia ingin berteriak marah menolak menerima keadaan seperti yang selalu dia lakukan, namun dia tahu perkataan Lune tadi bukan sesuati yang bisa dia sanggah.
"Lune, kau mengatakan semua itu sambil tersenyum percaya diri. Sebagai ahli strategi kita yang terkenal, kau pasti mempunyai rencana bagus bukan?", kata Tusen.
"Entah, siapa yang tahu?", kata Lune berpura-pura bodoh "Aku belum selesai menceritakan situasi putus asa kita, jangan lupa ada dua benteng yang lain kecuali Benteng Agiro bukan? Setiap benteng dijaga sekitar dua ribu pasukan. Ketika mereka mendengar Benteng Agiro terdesak, mereka pasti mengirimkan bantuan minimal setia benteng seribu pasukan. Karena alasan tersebut, kita harus mempersiapkan tindakan pencegahan. Tidak berhenti sampai di situ, ingat bahwa bangsawan atau pejabat disini belum tentu merupakan sekutu mereka. Terutama mereka yang memihak pangeran lain, mereka mungkin akan mempersulit kita".
Ares berkata dengan wajah suram "Bukankah situasi kita benar-benar putus asa tanpa harapan menang?".
Bukan cuma Ares yang keadaan mereka terlalu menyedihkan, semua orang yang lain bahkan Myro ikut menjadi khawatir, seluruh ruangan yang tadinya percaya diri berubah menjadi begitu suram.
"Jangan begitu pesimis, apa yang aku sebutkan tasi adalah kemungkinan terburuknya", kata Lune "Saat akan berperang, kita harus selalu memikirkan kemungkinan terburuk supaya kita siap terhadap semua kondisi! Selain itu, walaupun berada di kemungkinan terburuk, tetap ada cara mencapai kemenangan, aku tentunya telah mempersiapkan rencana".
"Jadi, apa rencanamu?", tanya Myro penasaran. Bagaimanapun di tengah keadaan yang terlihat begitu putus asa, bagaimana solusi menyelesaikannya?
Lune menutup buku yang dia buka dari tadi "Tuan, ayo mengadakan pesta! Sejak kita datang kesini, kita belum berkenalan bersama para penguasa disini bukan?".
...----------------...
5 hari setelah sebulan sejak kedatangan Myro di Markas Bandit Darah Emas.
Hari ini, pegunungan tempat lokasi markasnya berada yang selalu sepi cukup ramai di datangi orang-orang.
Bahkan para bangsawan yang sombong naik ke atas gunung tanpa ragu. Untungnya selama sebulan tinggal disini, Myro mulai memperbaiki jalan ke atas pegunungan menuju ke arah benteng mereka meskipun Myro tetap membiarkan tembok alami hutan serta jalan pegunungan yang menanjak sebagai pertahanan benteng.
Selain itu di sepanjang jalan menuju benteng, Myro membentuk lima pos pengamanan yang masing-masing posnya dijaga oleh lima puluh pasukan. Secara total ada dua ratus lima puluh penjaga sepanjang jalan dimana setiap pos juga mempunyai penembak asap. Selama terjadi bahaya, mereka cukup menembakkan penembak asap ke langit, mengirim satu orang ke benteng untuk menyampaikan pesan, setelahnya menahan pasukan musuh di pos.
Selain itu di setiap pos dilengkapi oleh bangunan batu serta tembok-tembok sehingga mampu menjadi penghalang dari serangan musuh.
"Ayah, kenapa kita repot-repot datang ke hutan begini? Apalagi si Myro itu merupakan musuh kita bukan? Apakah ayah berencana mengkhianati keponakan ayah sendiri?", tanya seorang pria muda berusia sekitar 25 tahun di sebuah kereta kuda yang menuju pegunungan wilayah benteng Myro.
"Jaga bicaramu, Ando! Aku adalah Count Farzo, paman dari pangeran keempat. Bagaimana mungkin aku mengkhianati keponakanku sendiri?", kata pria tua berusia sekitar 50 tahun berambut hitam pendek. Di seluruh tubuhnya terdapat aura prajurit yang cukup kuat, lebih tepatnya dia merupakan Count Farzo, sosok bangsawan terhormat di wilayah utara.
Alasannya menjadi seorang Count bukan karena mewarisi gelar dari ayahnya, bukan juga karena dia merupakan paman dari pangeran, melainkan dia telah bergabung ke militer sejak muda dan membuat beberapa jasa di medan perang.
Sekalipun jasanya tak begitu besar, memakai bantuan dari ayahnya yang seorang bangsawan besar, dia mampu menerima hadiah lebih dari jasanya hingga menjadi Count seperti sekarang.
Karena alasan tersebut, sisa aura prajurit tetap melekat pada dirinya.
"Kalau begitu, kenapa ayah menerima undangan pesta Pangeran Myro hingga jauh-jauh pergi ke pegunungan? Sepupuku pun mengirim surat kepada ayah sebulan yang lalu agar membunuh Pangeran Myro, namun ayah belum bertindak sampai sekarang. Kalau bukan berkhianat, sebenarnya apa yang ayah lakukan?", tanya Ando, putra tertua Count Farzo.
Count Farzo menggelengkan kepalanya "Kau selalu tinggal di rumah setiap hari tanpa pernah mencoba belajar, setiap hari tahunya cuma menyombongkan diri di depan teman-temanmu, karena alasan tersebut kau menjadi begitu bodoh, kau seharusnya mencontoh adikmu. Myro mampu mengalahkan lima ribu bandit menggunakan seribu pasukan, apakah kau pikir itu mudah? Orang lain mungkin tak tahu, tapi sebagai orang yang pernah mengirim pasukan secara langsung melawan para bandit, aku menerima laporan dari bawahanku bahwa pasukan Bandit Darah Emas cukup kuat. Mereka memang tak mempunyai disiplin militer, namun kekuatan setiap Individunya cukup kuat".
"Kemenangan Pangeran Myro bukan kebetulan melainkan memang kemampuan dia. Jadi, kita jangan bertindak gegabah mencoba membunuhnya atau orang yang akan mati adalah kita. Alasan itu yang menyebabkan aku terus diam selama sebulan terakhir. Sedangkan kenapa aku menerima undangan dia, bukankah sudah jelas? Selama kita datang ke pesta di markasnya, kita mampu menilai kekuatan dia. Saat semua kekuatannya selesai dianalisis maka kita akan mengetahui, bagaimana tindakan kita mengatasinya".
Mata Ando bersinar mendengar penjelasan ayahnya "Seperti yang diharapkan dari ayah, anda memang berpikir jauh ke depan".
Count Farzo tersenyum bangga terhadap pujian anaknya, dia melihat ke arah bagian atas pegunungan dimana benteng Myro berada dari jendela di kereta kuda "Ayo kita lihat, seberapa ajaib anak satu itu hingga sanggup membunuh banyak bandit yang bahkan kesulitan dibersihkan oleh pata bangsawan".
...----------------...
Benteng Myro sedang ramai dikunjungi oleh orang-orang, ada sekitar seribu bandit yang baru dilatih berjaga sekitar benteng. Selain seribu dua ratus lima puluh pasukan yang berjaga di sekitar, hampir empat ribu pasukan Myro tak terlihat sedikitpun di sepanjang gunung seakan-akan pasukannya miliknya hanya segini.
Ruang pesta menggunakan aula utama di benteng, bukan ruang pertemuan yang sering digunakan.
Meskipun Myro bukan pangeran terkenal, lokasi tempat pesta jauh di dalam pegunungan, tapi tetap banyak orang yang datang. Terutama pejabat setia kerajaan, mereka hadir sebagai bentuk hormat mereka kepada Raja Veniar IV, bukan memihak Myro.
Ada sekitar empat puluh orang yang telah hadir di ruang pesta, sebagian besar dari mereka cuma pejabat atau bangsawan kecil. Mereka yang mempunyai posisi paling kuat yaitu seorang bangsawan bergelar Baron.
Sosok Myro sebagai tuan rumah belum terlihat, orang yang melakukan penyambutan di depan ruang pesta yaitu Tusen sebagai kepala pelayan Myro bersama para pelayan yang lain.
Saat orang-orang berpikir pesta Myro kemungkinan besar berakhir gagal akibat tak ada pejabat dan bangsawan besar yang datang, teriakan prajurit di depan pintu ruang pesta bergema "Gubernur Provinsi Unthem, Tuan Lovuin Portar telah tiba!".
Seluruh ruang pesta yang tadinya tenang cukup gentar, banyak orang sadar bahwa tebakan mereka salah, sepertinya akan ada banyak sosok tak terduga yang datang ke pesta.