NovelToon NovelToon
Love Story

Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Romansa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cindy Heni Windasari

"Astaga Keira!!" suara melengking itu membuat kedua insan yang terlelap dengan balutan selimut tebal pun terbangun. Pria itu terkejut bukan main saat melihat banyak orang dikamar itu. Keira juga terkejut akan hal itu, ia memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia sangat terkejut lagi saat melihat pria yang duduk disebelahnya dengan tanda tanya. Ia menatap sang suami yang berdiri tegak dengan tatapan yang terkejut bukan main.

"Apa-apaan ini Keira... Salah apa anak saya sama kamu sampai hati kamu berselingkuh." ucap Sinta histeris. Keira masih mencerna ucapan Sinta dan kenapa dirinya di ruangan ini bersama dengan pria asing.

"Aku tidak menyangka kamu berkhianat seperti ini keira. Kamu jahat... Jahat sekali... Berbuat Zina seperti ini."

"Mas... Aku nggak tau kenapa ini bisa terjadi, dengerin aku dulu mas..." ucap Keira panik. setelah beberapa saat paham kenapa situasinya seperti ini Keira berubah menjadi panik.

"Keira Evangelista binti Rozali mulai detik ini saya talak kamu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Heni Windasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Keira memanggil semuanya karena makanannya sudah siap. Mereka semua segera pergi ruang makan. Untungnya meja makan di rumah Daniel besar dengan delapan kursi. Jadi mereka semua kebagian tempat duduk.

"Wahhhh.... Nasi liwet.." ucap Agus. Mereka semua segera duduk, Keira mengambilkan makanan untuk Daniel, Liam dan tentunya dirinya sendiri. Ia juga menawarkan pada anak-anak apakah ingin diambilkan, namun mereka menolak dan mengatakan bahwa mereka akan mengambil sendiri.

"Udah lama nih nggak makan sesederhana ini tapi enak banget." ucap Bara yang kini mulai melahap makanan itu. Semua memuji masakan Keira, Namun Keira mengatakan dirinya hanya membantu Nia dan Tika. Mereka makan dengan sesekali mengobrol riang. Suasana di ruang makan itu hangat sekali, Keira merasa rindu dengan panti asuhan dimana dulu dirinya juga sering makan bersama seperti ini. Berkumpul dengan ramai-ramai tak peduli makanan sesederhana apa yang mereka makan jika bersama akan terasa lebih nikmat.

Merasakan tangannya di genggam, ia menoleh menatap Daniel yang seolah bertanya ada apa. Keira tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Mas mau nambah lagi?" tanya Keira.

"Boleh, sedikit saja Bun." ucap Daniel.

"Abang mau nambah?" Liam menggelengkan kepalanya dirinya sudah nambah tiga kali. Semua nya juga beberapa kali nambah dan sekarang mereka semua kekenyangan.

"Alhamdulillah.." ucap Bara dengan mengelus perutnya yang terasa kenyang.

"Duduk di sofa gih.." ucap Keira, Liam dan yang lainnya beranjak termasuk bara. Sedangkan Daniel baru nambah dua kali, bukan tak enak tapi porsi nya banyak tidak seperti yang lain.

"Mas nanti kekantor lagi?" tanya Keira.

"Iya Bun. Masih ada meeting jam dua." Keira hanya mengangguk saja. Ia segera membereskan piring kotor dengan Nia dan Tika yang membantunya.

"Nia dan Tika udah makan?" tanya Daniel.

"Sudah Tuan, kami makan dibelakang tadi." Daniel mengangguk saja. Ia menyerahkan piring kotor pada Keira, Kemudian ia meneguk air mineralnya.

...----------------...

Malam harinya...

Keira menemani Leon yang tengah membuat kerajinan tangan menggunakan biji-bijian. Meskipun besok hari Minggu tapi Leon di biasakan jika ada PR harus langsung dikerjakan.

"Adek nggak mau lihat Abang?" tanya Keira lembut.

"Leon takut Bun, nggak papa kok Abang nggak suka sama Leon." ucap Leon dengan pelan.

"Kan Leon belum coba buat deketin Abang?" ucap Keira lagi. Leon tampak berfikir namun dirinya tak ingin kecewa seperti sebelumnya. Ia ingin seperti kebanyakan orang yang di sayang oleh kakak nya.

Ia selalu berusaha mendekati Liam, kadang saat Liam sedang santai di kamar atau di ruang tamu dirinya membawakan camilan dan jawaban Liam membuat Leon kecewa. Tapi Leon tak putus asa, dirinya selalu terus mencoba mendekati Liam.

"Abang... Leon habis juara loh lomba matematika."

"Minggir lo! Berisik! Mau Lo dapet juara ataupun nggak. Itu nggak akan pernah buat diri gue maafin Lo!! Paham"

"Leon salah apa bang? Leon janji nggak akan nakal lagi, nggak akan cengeng nyusahin papa... Bilang dimana salah Leon!"

"Dengan Lo lahir aja itu udah salah besar!"

Leon ingat bagaimana bencinya Liam padanya. Dirinya selalu bertanya dimana letak kesalahannya, kenapa Liam tak pernah mengatakan apa yang salah dari dirinya. Tapi Liam selalu mengatakan bahwa dirinya lahir saja sudah salah. Ia tak tahu hal itu, ia belum terlalu mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Liam. Tangan Keira mengelus puncak kepala Leon.

"Sudah jam 9 nak... Besok lagi kita lanjutkan ya, Leon harus tidur sekarang." Leon tak membantah. Dirinya langsung membantu Keira membereskan peralatan nya.

Setelah selesai Keira duduk ditepi ranjang dengan mengelus puncak kepala nya. Ia mengecup kening Leon.

"Berdoa dulu nak.." Leon segera membaca doa untuk tidur.

"Selamat tidur anak bunda..." Ucap Keira, seraya dengan Leon yang perlahan memejamkan matanya. Keira berdiri dan menatap gambaran Leon diatas meja belajarnya. Leon menggambar pemandangan yang indah di sana ada siluet seorang anak kecil dan pria yang lebih tinggi dengan bergandengan tangan.

Ia tak tahu kalau Leon pandai menggambar, Ia mematikan lampu dan hanya membiarkan lampu tidur menemaninya. Keira kini mengecek kamar Liam, anak itu masih menatap layar ponselnya.

"Bunda masuk ya.." suara itu membuat Liam menoleh.

"Iya Bun." Keira segera masuk dan duduk di tepi ranjang.

"Kok Abang belum tidur.."

"Belum ngantuk Bun.." ucapnya dengan meletakan ponselnya. "Bun hari Senin Abang masuk sekolah yaa..."

"Memangnya Abang sudah kuat?" tanya Keira.

"Bunda nggak lagi ngejek Abang kan?" Keira tertawa mendengarnya, kini wajah Liam menjadi masam.

"Kalau bunda oke aja bang, karena luka Abang juga udah berangsur membaik. Nggak tau deh kalau Abang tanya papa.."

"Bunda bilangin dong ke Papa..." Keira tersenyum dan mengangguk.

"Iya nanti bunda bilangin sama papa, tapi kayaknya papa juga akan sependapat dengan bunda. Itu gimana Abang nya aja, yang penting pas disekolah Abang jangan nakal." ucap Keira dengan mencubit pipi Liam.

"Ihhh bunda... Maaf ya Bun Abang bikin papa dan bunda kecewa." ucapnya dengan mengelus pipinya.

"Di rubah ya bang, lakuin hal yang bermanfaat sama temen-temen Abang. Bunda nggak masalah kalau Abang punya geng, atau geng motor yang penting jangan sampai ada konflik seperti kemarin yang merugikan banyak pihak...."

"Iya Bun, Abang akan berusaha berubah.."

"Ya sudah Abang tidur gih... Main hp Mulu, chatan sama pacar ya." Mata liam membola mendengar hal itu.

"Nggak lah, Abang nggak punya pacar.." ucapnya. Keira tertawa mendengar hal itu.

"Ya sudah Abang tidur ya, Istirahat yang cukup tadi sudah di minum obatnya?"

"Sudah kok Bun. Besok Abang mau mie carbonara ya Bun."

"Siap Tuan.." jawaban Keira membuat Liam melongo.

"Bercanda Nak... Tidur lah istirahat." ucap Keira dengan mengelus lengan Liam. Ia beranjak dan mengatakan padanya bahwa jangan lupa mematikan lampu.

Kini Keira menuju kamarnya, Ia juga ingin beristirahat setelah beraktivitas pada hari ini. Ia menatap Daniel yang masih berkutat pada Laptop nya.

"Belum selesai mas?" tanya nya.

"Sedikit lagi."

"Mau aku bikinin kopi?"

"Nggak perlu Bun, Nanti yang ada begadang dong. Bunda istirahat gih, capek kan." ucap Daniel yang menatapnya sebentar. Keira naik ke atas ranjang, Ia tepat berada disebelah Daniel.

"Mas.." Daniel berhenti mengetik dan menoleh menatap Keira.

"Kenapa hummm?"

"Abang minta hari Senin masuk sekolah, menurut mas gimana?"

"Kalau menurut kamu gimana?"

"Ihhh mas... Kan aku tanya mas, kenapa malah balik nanya?" Ucap Keira kesal. Daniel terkekeh melihatnya.

"Kalau dirasa Abang sudah siap dan kuat, Ya mas izinkan. Kamu juga gitu kan.." Keira tersenyum mendengar jawaban itu, dirinya juga mengangguk. Daniel kembali berkutat pada laptop nya, tak lama dirinya mematikan dan meletakkan laptop itu diatas meja nakas. Daniel membuka laci meja nakas dan mengeluarkan sebuah berkas dari sana. Daniel langsung menyerahkan pada Keira.

"Ini apa mas?"

"Buka aja." Keira membuka map itu, di dalam nya terdapat dua buku nikah. Keira Menatap Daniel sesaat, ia membaca berkas-berkas didalam nya. Kemudian melihat Kartu keluarga di dalamnya.

1
snow Dzero
Thor saran aj ya secara Kiera dan Daniel kan baru kenal harus y ad rasa canggung apalagi Liam kan beda 2 tahunan doang sama kei ,terlalu 2 the poin Thor buat ngakuin sbgai ank
Cindy Heni: terimakasih sarannya/Smile/ Author pastikan kedepannya kalau buat novel lebih baik hehehe... untuk Novel ini udah selesai, jadi hanya tinggal update /Grimace/ kalau di ubah harus ubah lagi semuanya/Cry/
total 1 replies
snow Dzero
Luar biasa
Cindy Heni
tengkiyuuuuu❤️❤️
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
aelah cerita bagus kayak gini gak ada yg baca apa ya... ayo semangat othor...
Cindy Heni
terimakasih sudah berkunjung
Los Dol TV
aku kunjung...
Los Dol TV
kunjungan 2 bab terlihat hmmm gitu, thor. kunjung balik ke karyaku ya..
Dewi Sartika
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!