Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NYONYA ZHANG KEMBALI
Keesokan harinya, si kembar kembali bermain di halaman, beberapa orang anak berlarian ke arahnya. Mereka terlihat sangat tidak senang dan lagi-lagi mengeluarkan provokasi.
"Hei lihatlah! Ibuku berkata bahwa aku tidak boleh berdekatan dengan mereka, itu sangat berbahaya, mereka adalah anak-anak yang lahir tanpa ayah!" salah seorang anak berusia 10 tahun berbicara di depan kelima orang rekannya.
"Benarkah? Kenapa bisa seperti itu? Semua anak yang tinggal di desa ini memiliki ayah, hanya mereka saja yang tidak memilikinya. Sungguh kasihan!" jawab anak yang lain.
"Mereka mungkin di lahirkan oleh monster, karena itulah tidak ada ayah yang menginginkannya!"
"Mereka itu anak liar, tidak jelas siapa ayah nya. Kalian tidak boleh dekat dengan mereka!"
"Padahal mereka sangat lucu, sayang sekali menjadi anak haram."
Lin Zi Xin dan Lin Zi Rui saling berpandangan, mata kedua bocah berusia 3 tahun itu berkaca-kaca, mereka segera berlari ke dalam rumah dan mencari Lin Yuelan untuk mengadu.
"Ibuuu!"
"Ibu!"
Lin Yuelan menyerahkan pekerjaan yang tersisa pada Lin Nuwa, dia bergegas pergi untuk melihat si kembar. "Ah Xin! Ah Rui! Apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua menangis?"
Lin Yuelan segera mendekat kedua bocah itu, dia menyentuh pipi mereka kemudian mengusap air matanya. "Katakan pada ibu, siapa yang mengganggu kalian?"
Lin Zi Xin dan Lin Zi Rui saling berpandangan, kedua bocah itu langsung menundukkan wajah mereka.
Lin Yuelan mengerutkan dahinya, dia yakin seseorang pasti telah membuat putra kesayangannya itu di rugikan. "Jika kalian tidak berbicara, bagaimana ibu bisa memberikan keadilan? Katakan apa yang terjadi?"
Lin Zi Rui segera menjawab, "Ibu, anak-anak itu mengatakan bahwa kami berdua adalah anak liar yang tidak diinginkan, bahkan tidak memiliki ayah.''
Mata Lin Yuelan bersinar dingin, sepertinya dia terlalu lembut terhadap warga desa, sehingga mereka memprovokasi anak-anaknya dan membuat ketidakbahagiaan bagi putra-putra kesayangannya.
"Siapa yang mengatakan kata-kata itu pada kalian berdua? Dengarkan ibu! Tidak perlu mempedulikan apapun yang diucapkan oleh mereka, kalian memiliki ibu yang selalu akan menyayangi dan melindungi seumur hidupnya." ucap Lin Yuelan, dia mencoba untuk menenangkan si kembar.
Sima Yang baru saja kembali, saat mendengar bahwa si kembar telah dianiaya, pemuda itu menjadi sangat marah, dia segera menyambar pedang miliknya kemudian bergegas untuk keluar rumah.
"Apa yang akan kau lakukan? Mengancam anak-anak tidak akan merubah apapun!" ucap Lin Yuelan, dia menarik ujung pakaian Sima Yang untuk menenangkan amarah pemuda itu.
Sima Yang mendengus, "Apakah aku harus diam melihat anak-anak di perlakukan dengan buruk? Aku akan menemui Lizeng, siapa pun yang berani menggertak dan membuat putra-putraku tidak bahagia, aku akan memberikan pelajaran pada mereka."
Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Kembalilah, masalah kecil seperti ini, biarkan aku sendiri yang menanganinya. Kau tidak perlu ikut campur!"
Sima Yang melotot, "Apakah kau berpikir bahwa aku tidak bisa mengurus mereka?"
Lin Yuelan kembali menggelengkan kepalanya, "Tidak! Hanya saja cara yang kau gunakan tidak akan membuat orang-orang itu berubah, aku memiliki metode sendiri untuk menjadikan warga desa lebih patuh terhadap kita!"
Sima Yang menyipitkan matanya, "Apa rencanamu?"
"Kau akan mengetahuinya nanti," ucap Lin Yuelan, dia segera mengajak semua orang untuk duduk dan bersiap untuk menikmati sarapan pagi.
Sima Yang duduk, namun wajahnya terlihat sangat buruk. Dia tidak berharap bahwa Lin Yuelan akan menghentikannya. Lin Yuelan hanya bisa tertawa dalam diam, dia tak menyangka akan melihat ekspresi kesal di wajah Sima Yang.
"Makanlah! Agar suasana hatimu menjadi lebih baik!" ucap Lin Yuelan, dia menyimpan beberapa potong daging dan sayuran di atas mangkuk nasi milik Sima Yang, kemudian mangkuk anak-anaknya.
Gong Fai dan Guang Lin juga sudah mulai menunjukkan kesembuhan, keduanya duduk sambil menatap wajah majikan mereka yang cemberut.
"Hari ini aku sengaja memasak makanan yang lezat, kalian harus menghabiskan semuanya." ucap Lin Yuelan, dia melirik ke arah Jun Hui yang baru bergabung, beberapa orang rekannya yang lain juga mengikuti dari belakang.
"Nona, mata-mata yang di tempatkan di ibukota baru saja mengirimkan informasi, sepertinya Nyonya akan datang untuk berkunjung ke desa. Anda harus mempersiapkan diri." ucap Jun Hui.
Lin Yuelan terdiam, namun tak lama kemudian segera menganggukkan kepala, "Aku mengerti!"
Mereka kembali melanjutkan makan dengan sangat tenang, sehingga tidak ada satu orang pun yang berani bersuara. Sima Yang bertanya-tanya dalam hati tentang nyonya yang disebutkan oleh Jun Hui, dia sedikit penasaran tentang identitas Lin Yuelan yang sebenarnya.
Setelah selesai makan, Lin Yuelan kembali membuat beberapa persiapan. Kali ini kamar depan harus dikosongkan, karena akan digunakan oleh nyonya Zhang. Lin Nuwa kembali pindah ke sayap barat bersama Lin Zhaoyang dan Lin Bo Cheng, mereka menempati kamar yang sebelumnya di gunakan oleh Sima Yang.
Sima Yang, Gong Fai dan Guang Lin terpaksa berbagi kamar tidur, mereka tinggal tepat di samping kamar yang di gunakan oleh Lin Nuwa.
Sedangkan Jun Hui dan yang lainnya tetap tinggal di sayap timur, tidak ada perubahan dalam pengaturan kamar mereka.
"Nona! Kami akan segera kembali ke gunung untuk melihat pekerjaan para pengrajin!" ucap Jun Hui, dia membawa semua orang untuk berangkat.
Lin Yuelan menganggukkan kepala, dia juga meminta Sima Yang untuk bergabung dengan mereka, agar pekerjaan dilakukan dengan sempurna. Dia harus bergegas, dan tidak mungkin bisa menunda-nunda pekerjaan hanya karena area yang di pilih sebagai markas militer itu terlalu curam.
Sima Yang awalnya ingin tinggal di rumah, namun setelah mendengar permintaan dari Lin Yuelan, dia segera menganggukkan kepala. "Baiklah, hati-hati di rumah. Jangan biarkan anak-anak desa itu membully mereka lagi "
Lin Yuelan mengangguk, dia membutuhkan waktu untuk menjelaskan tentang orang-orang yang tinggal di rumahnya pada nyonya Zhang. Walau bagaimanapun, ibu angkatnya belum tentu bisa menerima Sima Yang, apa lagi melihat reaksi Gong Fai dan Guang Lin sebelumnya saat bertemu dengan Jun Hui, dia yakin ada cerita kelam di balik sikap dingin dan acuh tak acuh mereka.
Lin Nuwa tidak merasa takut, dengan kulit tipis yang terpasang di wajahnya, dia yakin bahwa nyonya Zhang tidak mungkin mengenalinya.
Saat matahari hampir terbenam, sebuah kereta memasuki desa, membuat warga merasa terkejut. Mereka mengikuti hingga kereta itu berhenti tepat di depan rumah Lin Yuelan.
"Ibu!" panggil Lin Yuelan, dia bergegas keluar dan segera membantu nyonya Zhang untuk turun dari keretanya.
"Dasar anak nakal! Apa yang kau lakukan? Dimana Jun Hui dan yang lainnya?" tanya nyonya Zhang, wajahnya terlihat sangat tertekan.
Lin Yuelan menjawab dengan sangat santai, "Paman Jun dan yang lain pergi untuk berburu, mereka belum kembali dari gunung."
Nyonya Zhang mendengus, "Untuk apa repot-repot naik gunung? Apakah uang yang aku kirimkan untuk mu tidak cukup?"
Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Tidak seperti itu ibu, uang yang anda berikan lebih dari cukup, hanya saja sangat tidak nyaman untuk menghabiskannya."
Warga desa yang mendengar pembicaraan mereka langsung saling berpandangan, tidak menyangka bahwa Lin Yuelan berasal dari keluarga kaya. Melihat bahan pakaian dan gaya bicara nyonya Zhang, mereka yakin bahwa wanita itu berasal dari ibukota.
"Astaga! Apakah wanita itu akan mengambil tindakan? Aku benar-benar tidak menyangka, Lin Yuelan ternyata berasal dari keluarga besar di ibukota."
"Mulai besok kita harus memperingatkan semua orang agar tidak mencari masalah dengan keluarga Lin Yuelan. Wanita itu sepertinya tidak sederhana, apalagi Lin Yuelan memanggilnya ibu."
"Kau benar, lihatlah pakaian dan perhiasan yang di gunakan oleh wanita itu, sepertinya dia berasal dari keluarga kaya."
👍💪