Berceritakan tentang karakter utama kita, yang dipindahkan ke dunia lain. Dia sangat senang sekali mengetahui bahwa, dia telah dipindahkan ke dunia lain, seperti di Komik, Manga, dan Novel yang dulu pernah dia baca. Mereka akan mendapatkan jari emas atau sistem, untuk membantunya menjadi kuat dan tak terkalahkan. Tapi... "APA-APAAN INI!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Ramalan 2
"Wah... Waaah... Wah, mereka langsung menyambutku dengan semua senjata mengarah padaku yaah." ia menggelengkan kepalanya.
[Memangnya apa yang anda harapkan tuan, menyambut anda dengan penuh hormat. Sedangkan anda menghancurkan pintu beserta pertahanan mereka?] ujar sistem dengan sinis.
"Bukankah harusnya begitu haha....!" Dengan posisi yang dikelilingi oleh musuh, ia masih bisa tertawa.
"HEY! Beraninya kau mengabaikanku."
"Bukankah kau harus memperkenalkan dirimu dulu, sebelum bertanya siapa aku!"
"Orang yang akan mati tidak perlu tau siapa aku!"
Dengan gerakan yang begitu cepat, Zane langsung menangkap muka kesatria yang berbicara sombong itu.
"Kau benar! Orang mati tidak perlu tau siapa aku." Zane langsung menghancurkan mukanya.
"KETUA LEO!!" Teriak kesatria yang menyaksikan kematian pemimpin regunya.
"SEMUANYA SERANG! BALASKAN KEMATIAN KETUA!" Semua kesatria elit mengangkat senjatanya, penuh dengan semangat.
Mereka menyerang bersama-sama dengan teknik pamungkas mereka, "HAAAA!" Tapi, mereka tidak bisa bertahan satu derik pun melawan Zane.
"Hm... Aku lupa menyisakan satu untukku tanyai."
"Terserahlah aku tinggal jalan kedepan."
Zane perlahan masuk ke dalam, di setiap jalannya dia selalu dicegat oleh kesatria. Tapi, mereka tidak bisa menahan langkah kakinya.
Zane terus berjalan kedepan masuk kedalam Domain God, sambil meninggalkan mayat para kesatria disepanjang jalannya. Langkahnya tidak bisa dihentikan, dia terus berjalan maju.
Zane tidak tau langkahnya benar atau tidak, dia hanya mengikuti instingnya saja, dan terus berjalan maju.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Gerald melihat dari jendela kantor kerjanya, dia melihat asap dari kejauhan.
'Tok.. Tok...!"
"Masuk!"
Kesatria itu masuk dan langsung berlutut di hadapan Gerald. "Maaf tuan, seseorang menerobos masuk kedalam!"
"Kami tidak bisa menghentikannya, bahkan tuan Leo...."
"Berapa jumlah musuh?"
"Ha-hanya satu orang tuan!"
"Cih! mengurus satu orang aja kalian tidak bisa!"
Tanpa basa basi Gerald menyiapkan perlengkapan tempurnya, "Tunjukkan jalannya!"
"Baik tuan!" Gerald langsung bergegas ke arah kerusuhan terjadi.
'DUAAARR'
"Mereka ini tidak ada habisnya yah, mereka terus bermunculan! menjengkelkan sekali." Sudah banyak sekali kesatria elit yang mati di tangan Zane.
'TINGGG'
Sebuah tombak melesat ke arah Zane, dan itu sempat menghentikan langkahnya, "Sudah cukup! Siapa kau?"
Seseorang turun dari atas dengan gagah, setelah perlahan turun. Dia mengambil kembali tombaknya dengan teknik telekinesisnya.
"Bukankah kau harus memperkenalkan dirimu dulu?" ujar Zane ia sambil duduk di atas mayat kesatria.
"Namaku Gerald sang God Of War! Lalu siapa kau?"
'Sial! Namanya keren sekali, aku juga harus memberikan nama yang lebih keren darinya. Tapi apa ya?' ucap Zane dalam hatinya.
"Aku? siapa ya hmm... Ahh benar!"
"Aku adalah mimpi buruk kalian!" sambil berbicara senyum jahatnya keluar.
'Gilaaa... Gila haha! Keren banget aku.' ujar Zane dalam hatinya.
"Terserah siapa kau, orang yang menerobos tempat suci ini harus mati!"
Gerald langsung menyerang dengan tombaknya, ia mengeluarkan teknik yang sudah ia pelajari selama ini. Dan semua teknik itu sangat mematikan, tapi Zane meliak-liuk menghindari semua serangannya.
"Berhentilah menghindar seperti tikus!"
"HAAAAAA!" Gerald mundur kebelakang dan langsung melompat kedepan berputar-putar, melakukan akselerasi dengan putaran. Dengan menyuntikkan energi suci kedalam tombaknya, membuat serangan itu menjadi teknik yang mematikan.
'TINGGGG! JDUAAARR!!"
Tanah dibelakangnya hancur sampai beberapa kilo, debu bertebaran dimana-mana.
"A-APA! T-TIDAK MUNGKIN!" Gerald terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Setelah debu itu perlahan menghilang, Zane tampak baik-baik saja. Dia menahan serangan Gerald dengan satu jarinya.
"Hmm... Skedus!"
Bersambung....