NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Setelah malam yang penuh adrenalin, pagi berikutnya terasa begitu tenang. Namun, keheningan itu hanya merupakan ilusi sebelum badai. Di markas Viktor, suasana mencekam. Setiap orang sibuk dengan tugas masing-masing, dan semua tahu bahwa langkah mereka selanjutnya harus dilaksanakan dengan sempurna.

Kai, Zed, dan Reginald berkumpul di sebuah ruangan yang digunakan sebagai pusat komando sementara. Di sana, mereka memantau berita terbaru tentang ledakan di gudang senjata Volkov. Berita itu kini tersebar di seluruh kota, menimbulkan kekacauan di kalangan kriminal dan pihak berwenang. Volkov kehilangan banyak sekali senjata, dan lebih buruk lagi, dia kehilangan muka di depan orang-orang yang dulu setia padanya.

Zed memandangi layar yang menampilkan gambar puing-puing gudang itu. "Ini baru permulaan. Volkov nggak akan tinggal diam setelah ini."

Reginald mengangguk setuju. "Benar. Dia pasti sedang merencanakan balas dendam sekarang. Tapi itu justru membuat kita punya keuntungan—Volkov akan lebih sibuk menjaga pertahanannya, dan kita bisa menggunakan waktu ini untuk menyerangnya di jantung kekuasaannya."

Kai, yang selama ini diam, mulai berbicara dengan nada serius. "Kita harus berhati-hati. Volkov mungkin terlihat terluka, tapi dia masih punya banyak sumber daya dan orang-orang yang setia padanya. Langkah kita berikutnya harus cepat dan tepat."

Di saat yang sama, Viktor masuk ke ruangan dengan membawa kabar baru. "Gue baru aja dapet informasi penting," katanya, menyodorkan sebuah map ke tangan Reginald. "Ini data tentang markas pusat Volkov. Tempat itu lebih kuat dari yang kita kira. Penuh dengan keamanan tingkat tinggi, dan Volkov sendiri kemungkinan besar ada di sana."

Kai membuka map itu dan memeriksa isinya. Ada denah bangunan, rincian keamanan, dan daftar nama-nama yang bekerja di markas tersebut. Semuanya terlihat sangat terorganisir, seperti benteng yang mustahil ditembus.

"Ini akan sulit," gumam Kai. "Tapi bukan nggak mungkin."

Viktor menatap Kai dan Zed dengan serius. "Kalau kita mau nyerang markas pusat ini, kita harus siap kehilangan segalanya. Gue nggak akan memaksa lo buat ikut kalau lo nggak yakin."

Zed, yang biasanya selalu berhati-hati, kali ini tidak ragu. "Kita sudah terlanjur masuk terlalu dalam. Nggak ada jalan kembali. Kita harus melanjutkan rencana ini."

Kai menatap Zed dengan penuh penghargaan. "Gue setuju. Volkov udah menghancurkan hidup kita, dan kita nggak akan berhenti sampai dia jatuh."

Reginald tersenyum tipis. "Kalau begitu, kita mulai persiapannya. Kita akan menyerang markas pusat Volkov malam ini. Tapi kita butuh lebih dari sekadar keberanian. Kita butuh strategi."

Viktor kemudian mulai menjelaskan detail rencana yang sudah disusunnya bersama Reginald. "Markas pusat Volkov adalah bangunan yang tidak mudah ditembus. Ada beberapa lapisan keamanan yang harus kita hadapi. Yang pertama adalah jaringan sensor yang tersebar di sekitar bangunan. Kalau kita bisa mematikan jaringan ini, kita bisa masuk tanpa terdeteksi."

Reginald menambahkan, "Setelah kita melewati jaringan sensor, kita akan menghadapi pasukan keamanan yang dilatih khusus. Mereka nggak akan segan-segan untuk membunuh siapa pun yang terlihat mencurigakan. Kita harus bergerak cepat dan senyap."

Kai memandangi denah bangunan dengan seksama, mencari celah atau kelemahan yang bisa mereka manfaatkan. "Gue lihat ada jalur servis di sini," katanya, menunjuk sebuah titik di peta. "Jalur ini sepertinya nggak terlalu dijaga, dan bisa jadi jalan masuk yang bagus untuk tim kita."

Viktor mengangguk setuju. "Gue juga mikir begitu. Kita akan bagi tim jadi dua. Tim pertama akan bertanggung jawab buat mematikan jaringan sensor, sementara tim kedua, yang terdiri dari kita bertiga, akan masuk melalui jalur servis ini dan langsung menuju ke ruang kontrol utama. Dari situ, kita bisa mengambil alih sistem keamanan dan membuka jalan bagi sisa tim untuk masuk."

Zed mengerutkan kening. "Tapi, apa kita cukup punya waktu untuk melakukannya sebelum Volkov menyadari serangan kita?"

Reginald menjawab dengan tenang, "Waktu adalah hal yang paling penting dalam misi ini. Begitu kita masuk, kita nggak bisa berhenti. Setiap detik akan dihitung."

Kai, Zed, dan Reginald sepakat dengan rencana itu. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi langkah paling berbahaya yang pernah mereka ambil, tetapi juga yang paling penting. Kalau mereka berhasil, Volkov akan kehilangan kekuatannya selamanya. Namun, kalau mereka gagal, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.

***

Malam itu, di saat sebagian besar kota tertidur, mereka bersiap untuk serangan terakhir mereka. Langit gelap tanpa bintang, seakan alam semesta ikut menahan napas untuk menunggu apa yang akan terjadi.

Di dalam markas Viktor, semua orang telah siap di posisi masing-masing. Senjata sudah disiapkan, peralatan disesuaikan, dan semua orang tahu peran mereka dengan sangat jelas. Kai, Zed, dan Reginald berada di tim kedua, tim yang akan menerobos masuk ke markas pusat Volkov melalui jalur servis.

Kai memandangi rekan-rekannya sebelum mereka berangkat. "Kita semua tahu risikonya. Tapi kita juga tahu, kalau kita nggak melakukannya sekarang, mungkin kita nggak akan pernah punya kesempatan lagi."

Viktor, yang biasanya terlihat keras dan tidak berperasaan, kali ini menatap mereka dengan penuh hormat. "Gue udah bertarung di banyak medan perang, tapi gue nggak pernah ketemu orang-orang seperti kalian. Gue bangga bisa berdiri di sini bersama lo semua."

Zed tersenyum tipis, meskipun ada ketegangan di wajahnya. "Gue cuma berharap kita semua bisa keluar dari ini hidup-hidup."

Dengan persiapan terakhir yang sudah selesai, mereka mulai bergerak menuju markas pusat Volkov. Udara malam terasa dingin dan berat, seakan mengingatkan mereka pada apa yang akan mereka hadapi. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke pusat kekuasaan Volkov, dan ke pertempuran yang mungkin akan menentukan nasib mereka semua.

Ketika mereka akhirnya tiba di dekat markas, suasana menjadi semakin mencekam. Bangunan itu besar dan megah, dengan dinding-dinding beton yang kokoh dan penjagaan ketat di setiap sudut. Lampu-lampu keamanan berputar perlahan, menciptakan bayangan yang menakutkan di antara gedung-gedung di sekitarnya.

Viktor memberi isyarat kepada tim pertama untuk mulai bergerak. Dengan cepat, tim tersebut menyelinap melalui bayang-bayang, menuju ke arah titik di mana jaringan sensor berada. Mereka harus berhasil mematikan sensor-sensor itu agar tim Kai bisa masuk tanpa terdeteksi.

Kai, Zed, dan Reginald menunggu dengan tegang di posisi mereka. Waktu terasa berjalan sangat lambat, dan setiap detik terasa begitu berharga. Akhirnya, setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, Viktor menerima sinyal dari tim pertama.

"Sensor sudah dimatikan," bisik Viktor. "Sekarang giliran kita."

Tanpa membuang waktu, mereka mulai bergerak menuju jalur servis yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Jalur itu sempit dan gelap, tapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus tetap tenang dan bergerak cepat.

Setelah beberapa menit berjalan melalui jalur itu, mereka akhirnya tiba di pintu yang mengarah langsung ke dalam bangunan utama. Reginald membuka pintu itu dengan alat yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dengan hati-hati, mereka masuk ke dalam.

Di dalam bangunan itu, suasana begitu sunyi, namun ketegangan terasa sangat kental. Mereka tahu bahwa begitu mereka membuat kesalahan, alarm bisa berbunyi dan semuanya akan berakhir. Mereka berjalan perlahan, memastikan setiap langkah tidak mengeluarkan suara.

Ketika mereka akhirnya tiba di dekat ruang kontrol utama, mereka melihat dua penjaga yang berjaga di luar pintu. Kai memberi isyarat kepada Zed dan Reginald. Dalam sekejap, mereka berhasil melumpuhkan penjaga itu tanpa suara, memastikan tidak ada yang menyadari kehadiran mereka.

Reginald kemudian membuka pintu ruang kontrol dengan kode yang sudah dihafalnya. Ketika mereka masuk, mereka melihat layar monitor besar yang menampilkan setiap sudut dari markas pusat Volkov. Inilah tempat di mana semua sistem keamanan dikendalikan.

Kai bergerak cepat ke panel kontrol. "Kita harus bertindak cepat. Begitu kita ambil alih sistem ini, kita bisa membuka jalan bagi tim lain dan mulai serangan penuh."

Reginald mengawasi pintu, memastikan tidak ada yang datang. Zed, sementara itu, mempersiapkan senjata mereka, bersiap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi. Mereka tahu bahwa waktu mereka semakin sedikit.

Akhirnya, setelah beberapa menit bekerja dengan cepat, Kai berhasil mengambil alih sistem keamanan. Dia menekan beberapa tombol, dan pintu-pintu di seluruh bangunan mulai terbuka. Alarm keamanan tetap tidak berbunyi, menandakan bahwa,

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!