Suamiku Adalah Cinta Pertamaku

Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya kami pun sampai.Mobil berhenti disebuah area rumah petak,kalau tidak salah ini adalah rumah kontrakan.

Ayah,Ibu turun sambil mengendong Mutia yang masih berusia 2 tahun,Aku dan Faiz menyusul dibelakang nya.

Langkah kami berhenti saat Ayah membuka pintu sebuah kamar kontrakan yang hanya 1 petak,tidak ada apa-apa di dalamnya hanya ada sebuah tikar lipat.

Ibuku melihat kearah Ayahku.

"Ini tempat tinggal siapa Mas?

" Ini tempat tinggal kamu sama anak-anak kamu,mulai sekarang kalian tinggal disini".

Ibuku menaruh Mutia yang tertidur di atas tikar,lalu menghampiri Ayah kembali.

"Apa maksudnya Mas?

" Apakah kata-kata ku kurang jelas,biar ku ulang lagi Nita mulai hari Aku menalak lalu detik ini juga Aku ceraikan kamu jadi mulai detik ini juga Aku memutuskan hubungan dengan mu dan juga anak-anak mu!

Jedar...

"Kamu menalak Aku?Apa salah Aku ?tanyanya sambil menangis.

" Salah kamu,kamu mau tahu salah kamu apa biar Aku kasih tahu, kamu itu penyakitan dan Aku tidak mau mempunyai istri sepertimu".

Aku melihat Ibuku menangis.

Aku hanya bisa terdiam di pintu tanpa bisa berkata apa-apa.

"Mas,Aku sakit baru 2 bulan dan kamu sudah menceraikan Aku,Aku yakin Aku pasti masih bisa sembuh".ucapnya dengan cucuran air mata.

" Iya kalau kamu sembuh kalau tidak uangku habis buat berobat kamu!Aku tidak mau itu terjadi jadi Aku akhiri hubungan ini".

"Tega kamu Mas,setelah apa yang kita lalui bersama kamu bicara seperti itu sama Aku".

"Ah...ah!tawanya kamu kira hidup itu tidak perlu uang dan satu lagi yang harus kamu ingat Aku tidak akan pernah memberikan uang sepeserpun untukmu dan juga anak mu itu."ucapnya sambil melangkah mendekati mobilnya.

Laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya lalu menyalahkannya.

Saat mobil itu mulai bergerak Ibuku mengejarnya."

"Mas jangan tinggalkan kami!Mas...hu.....hu

teriaknya sambil terus berlari mengejar mobil yang sudah mulai berjalan menjauh.

Bruk,Ibuku pingsan dan

tubuh Ibuku jatuh di jalan lalu dangan terburu-buru Aku menangkapnya,karena tubuhku masih kecil jadi kami pun jatuh bersama.

Air mataku bercucuran melihat Ibuku seperti ini,kebetulan tempat kontrakan kami sedang sepi mungkin karena hari ini adalah hari kerja jadi kejadian barusan tidak yang tahu.

" Ibu,bangun Bu".panggilku.

Ibuku hanya diam seketika

Aku menjadi panik,Aku mencoba menggoyangkan tubuh Ibuku yang tidak sadarkan diri.

"Ibu bangun Bu,aku mohon Bu bangun".pintaku.

"Tolong...tolong" teriak ku meminta tolong sehingga seseorang yang sedang melintas mendekatiku.

"Kenapa nak?

" Tolonglah Ibu saya Pak,Ibu saya pingsan.Saya takut Pak karena keadaan Ibu saya sedang sakit.Tolong anterin Kami ke Rumah Sakit Pak

,saya takut ibu saya kenapa-napa".ucapku.

" Baiklah Nak, biar Bapak cari mobil angkot dulu buat bawa Ibu kamu ke Rumah Sakit!

Aku mengangguk.

Mobil pun sudah siap Ibuku langsung di bawa masuk ke dalam Mobil.Sebelum berangkat Aku kembali ke kontrakan untuk mengendong Mutia dan mengandeng tangan Faiz Adik laki-laki ku yang masih berusia 9 tahun.

"Sudah nak?tanya bapak itu setelah masuk kedalam mobil angkot.

" Sudah Pak".

Mobil bergerak meninggalkan area kontrakan.

Hampir 15 menit mobil pun sampai, ternyata Rumah Sakit nya tidak terlalu jauh dari tempat kami mengontrak hanya 1 km,jadi Aku masih bisa pulang untuk mengambil keperluan seperti pakaian ganti dengan berjalan kaki.

Ibu dibawa kesebuah ruangan ya Aku membacanya ruangan IGD,di sana Ibuku langsung ditangani Dokter yang bertugas.

Bapak baik itu pun pamit,Aku mengucapkan banyak terima kasih karena telah menolong kami.

Aku menunggu di kursi tunggu dengan perasaan tidak karuan,padahal ini baru satu jam saja kami sampai di Kota ini,tapi kenyataan pahit sudah menimpah keluargaku.

"Ya Allah sembuhkan penyakit Ibuku,jangan kau ambil nyawanya,tolong sembuhkan Ibuku".doaku dalam hati.

Ternyata apa yang Aku khawatirkan terjadi. Ayahku dengan begitu teganya membuang kami.

Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuk kami.

Air mataku kembali menetes.Hatiku sangat sedih saat melihat keadaan Ibu dan kedua adikku yang masih kecil.

"Kuatkan Lah hati hamba ini ya Allah atas semua ujian ini,aamiin".

bersambung