Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
"Uhuk.!!..uhuk...uhuk..!!"
Terdengar nenek tua itu batuk-batuk. Sambil berusaha untuk berdiri lagi. Badannya terasa remuk setelah terbentur pada sebuah pohon. Kemudian nenek itu menetralkan lagi keadaan jiwanya dengan kekuatan tenaga dalamnya. Ia tak menghiraukan badan nya yang sudah basah dengan keringat serta darah segar yang keluar dari mulut si nenek.
"Bedebah...!! ternyata kuat juga lawanku.!! Hmmmm tapi Aku nggak boleh menyerah, akan ku keluarkan Ajian pamungkas ku. Untuk mengalihkan perhatian. Rasakan saja Kamu Surmi. Sebentar lagi, pusaka itu akan menjadi milikku. Dan Aku akan menjalani kehidupan dengan kekuatan keabadian yang tak akan hilang. Hehehehe." Si Nenek menggerutu, kemudian terkekeh penuh kepastian dan keyakinan akan mendapatkan jimat pusaka yang dimiliki oleh Bu Surmi.
Diseka nya keringat yang membasahi wajahnya. Serta darah yang keluar dari mulutnya pun sudah nggak keluar lagi. Hal ini tentunya si Nenek memiliki ajian ampuh penyembuh luka dalamnya. Hingga badannya merasa kembali seperti biasa lagi.
Beberapa saat kemudian, Ia berusaha mengeluarkan ajian pamungkas nya dengan merapalkan mantra-mantra nya kembali. Ia yakin dengan dikeluarkannya ajian pamungkas, keinginan nya untuk memiliki jimat pusaka itu akan segera terlaksana.
" Hmmmmm... Demit, siluman dan genderuwo, datanglah. Bantulah Aku.... Bantulah...masuklah pada jiwa raga ku, tambahkanlah kekuatan-kekuatan padaku...!!" Si nenek menggeram dan meminta bantuan dari lelembut, siluman dan juga demit untuk menambah kekuatan nya.
Setelah berujar demikian, tiba-tiba datanglah angin yang sangat bergemuruh serta cekikian suara-suara gaib dan juga disertai pula dengan suara Anjing yang melolong panjang, menambah suasana menjadi menyeramkan dan sangat menegangkan sekali.
Sementara Bu Surmi, setelah tubuhnya merasa terseret kebelakang, Ia langsung mengatur pernafasan nya lagi. Dan kembali menenangkan jiwanya. Nafasnya yang tersengal kini perlahan berjalan normal kembali. Pandangan nya pun tak lepas dari gerak gerik si nenek yang kini terlihat pulih kembali dan bersiap untuk menyerangnya.
"Apa yang harus kulakukan...Aku mendengar si nenek jahat itu akan mengeluarkan ajian pamungkasnya." Bu Surmi bicara sendiri, masih bingung dengan yang harus dilakukannya. Namun, setelah Ia bicara sendiri, tiba-tiba Bu Surmi mendengar ada sebuah bisikan gaib yang hanya didengar oleh dirinya saja.
"Hati-hati Surmi, Nenek tua itu akan mengeluarkan ajian sukma ganda, badan nya akan menjadi tiga. Tapi Kamu jangan takut. Kamu cukup arahkan Keris pusakanya pada sosok nenek tua itu ketika nanti ada penyerangan lagi. Arahkan saja pada tubuh nya ketika berada di posisi tengah-tengah dari ketiganya."
Mendengar bisikan itu, Bu Surmi hanya terdiam seraya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, pandangannya tak lepas dari si nenek yang telah siap dengan serangannya lagi.
Setelah merapalkan mantra ajiannya, si nenek tua itu menghentakkan kembali tongkatnya ke tanah dengan kekuatan ilmunya. Tiba-tiba tubuh si nenek tua itu bergetar hebat. Dengan geraman dari mulutnya, tubuh si nenek tiba-tiba menjadi tiga. Ketiganya melakukan ancang-ancang dengan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya secara tidak berbarengan.
Tubuh yang di sebelah kiri, memajukan kaki kanannya dan kedua tangannya siap menyerang. Sementara, tubuh yang berada di tengah-tengah sedang memutar-mutar tongkatnya. Dan tubuh yang di sebelah kanan, sedang meliuk liuk seperti seorang penari sinden namun dengan tatapan yang nyalang dan tajam ke arah Bu Surmi.
Sekilas, Bu Surmi merasa bergidik juga melihat pemandangan di depan matanya itu. Tak berselang lama, tubuh si nenek yang ada di kanan dan di kiri menerjang Bu Surmi dengan bersamaan. Sementara, tubuh si nenek yang berada di tengah hanya diam sambil memperhatikan tubuh kembarannya itu menyerang Bu Surmi.
Bu Surmi ingat dengan bisikan gaibnya, dan secepat kilat, ketika Ia melihat ada dua sosok yang akan menerjang pada dirinya, Ia mengacungkan kerisnya dan langsung mengarahkannya ke tubuh si nenek yang berdiri antara kedua tubuh kembarannya itu dan menghiraukan dua tubuh si nenek yang sedang menerjang Bu Surmi.
Dan seketika itu, dari jimat pusaka keris yang di pegang Bu Surmi, keluarlah kilatan cahaya persis seperti kilat yang menyambar. Secepat kilat menyambar tubuh si nenek yang tak bisa menghindarinya.
"Sreseeeeetttt....Duaaaaar....Blaaaam....blaaaamm.. Duaaaar..!!!"
Terdengar suara dentuman serta ledakan ketika sinar yang keluar dari jimat pusaka Bu Surmi mengenai tubuh si nenek. Dan seketika tubuh si nenek terbakar hingga menyebabkan kobaran api dengan asap hitam membumbung ke langit. Di saat itu pula terdengar jeritan yang melengking lengking, jeritan yang menandakan rasa sakit yang tak terhingga. Hingga bersamaan itu, kedua tubuh ganda si nenek pun mendadak menghilang seketika.
Suara angin yang bergemuruh serta suara lolongan Anjing, seperti mengiringi kepergian suara jeritan yang melengking dari arah kobaran api tersebut dan lama kelamaan melambat, suara lengkingan nya tak terdengar lagi. Kini suasana pun kembali sunyi, hanya kobaran api yang perlahan mengecil dan memadam, serta suara jangkrik dan binatang malam yang kini terdengar.
Beberapa saat, Bu Surmi hanya terpana melihat di depannya. Ia masih menatapa tajam pada api yang masih berkobar membakar tubuh si nenek. Bu Surmi menarik nafas dalam-dalam. Di masukanya keris pada serangkanya. Kemudian kedua telapak tangannya memegang keris itu lalu ditempelkan ke dadanya. Keris pusaka pun hilang, berubah menjadi asap putih yang masuk ke dalam diri Bu Surmi lagi.
Setelah dirasa aman, Bu Surmi membalikan badannya dan terus berjalan mencari jalan setapak. Setelah menemukan jalan setapak Bu Surmi melanjutkan perjalanan nya lagi. Kali ini, Dia tidak merasa bingung lagi, karena bisikkan gaib menunjukkan kemana arah pulang. Arah ke tempatnya kakek sura. Malam pun terus merayap. Hawa dingin sudah mulai terasa lagi.
Bu Surmi dengan sedikit buru-buru terus melangkahkan kakinya menembus gelapnya malam yang hanya disinari rembulan purnama yang terkadang remang redup. Apalagi Bu Surmi yang berjalan di tengah hutan. Walau pun pas malam purnama, tapi sinarannya terhalang pepohonan hutan yang menjulang tinggi dan menghalangi sinar menembus ke bumi.
Hingga tak berlangsung lama, dan dengan petunjuk dari bisikan gaibnya, akhirnya Bu Surmi sampai juga ke tempatnya Kakek Sura.
Namun sayang, begitu Bu Surmi sampai ke tempat Kakek Sura. Ia sungguh merasa terkejut sekali melihat keadaan rumah Kakek Sura yang berantakan dan dengan pintu depan yang terbuka lebar.
Bu Surmi tertegun beberapa saat. Dalam hatinya merasa heran, kemudian Ia berlari masuk ke dalam rumah. Dilihatnya si Jalu terbaring lemas di sudut ruangan. Bu Surmi pun langsung bergegas menghampiri tubuh Orang Utan itu dan memperhatikan nya dengan teliti.
"Hmmmmm syukurlah, kayaknya dia masih bernapas." Gumam Bu Surmi sambil melebarkan pandanganya ke sekeliling ruangan itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe