Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 ( Cinta dan dendam )
“Arrayan, terimakasih sudah mengizinkan ku untuk menginap dua hari di sini. Aku tidak tau harus meminta tolong pada siapa lagi, keluarga orang tuaku tidak ada di kota ini. Kalau saja aku tidak ada pekerjaan mungkin aku sudah ikut papa keluar negri untuk perjalanan bisnisnya,” terang Arumi sembari menatap sekilas pada Bella yang juga menatapnya.
“Berterimakasihlah pada istriku, dia sangat baik mengizinkanmu untuk menginap di sini. Kalau tidak aku tidak memberi izin kau menginap di sini,” ujar Arrayan yang asik menikmati makan malamnya.
Bella tersenyum saat Arrayan menoleh ke arahnya , mendengar itu senyuman Arumi luntur. Ia hanya mengaduk-aduk makannya hatinya terasa panas karena Arrayan lebih mementingkan izin dari istrinya. Berbeda dengan dulu Arrayan selalu menuruti kemauannya dan siap melindungi Arumi. Akan tetapi, saat papanya Arumi dan kedua orang tua Arrayan memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua, Arrayan berubah sikapnya dan menjauhi dirinya pada Arumi padahal gadis itu sangat senang karena pria yang dicintainya akan menjadi miliknya.
Arrayan telah selesai makan, ia berpamitan masuk ke dalam kamar karena ingin menyelesaikan pekerjaannya. Tinggalah mereka berdua di meja makan membuat suasana menjadi canggung dan sedikit tegang karena Arumi menatap Bella dengan sangat tidak suka. Ani dan Ana datang untuk membereskan meja makan karena Bella sudah selesai dan ingin menyusul suaminya ke dalam kamar.
Tidak disangka Arumi menyusulnya dan menghadang Bella sontak ia menoleh ke arah Arumi merasa keheranan,”Jangan merasa bangga dulu karena Arrayan mementingkanmu daripada aku,” celetuk Arumi yang mana membuat Bella mengerutkan dahinya. Memangnya kenapa kalau Arrayan mementingkan dirinya? Bella merasa bingung dengan sikap Arumi padanya.
“Aku mau istirahat bisa kau minggir sedikit?” ujar Bella dengan santai.
Arumi merasa geram dengan sikap santai yang ditunjukkan Bella, ternyata gadis itu tidak gampang terpancing emosinya. Akan tetapi, tidak membuat Arumi menghentikan aksinya untuk membuat Bella balik marah padanya agar Arrayan melihat kalau istrinya itu sudah berani membentaknya.
Tidak semudah itu karena memang Bella tidak bisa marah dengan perlakuan siapapun orang yang jahat padanya. Jangankan Arumi yang baru saja bertemu dengannya, Daisy dan Stella saja yang bertahun-tahun menyiksa dirinya mana pernah gadis itu membalas. Malah sebaliknya gadis itu sangat menyayangi Daisy dan Stella. Sampai sekarang pun Bella masih memikirkan keinginan Stella untuk memiliki suaminya, tetapi sangatlah berat karena Bella juga sangat mencintai Arrayan.
Apakah kali ini dia akan mengalah lagi pada adiknya itu? Atau ia akan mempertahankan suaminya dan mengabaikan permintaan sang adik walaupun tidak mudah karena nyatanya sampai saat ini ia masih memikirkannya.
“Arumi, aku tidak tau apa alasan mu tiba-tiba menginap di sini. Kalau niatmu untuk mengambil suamiku silahkan lakukan sesukamu. Lagipula mungkin memang kau yang pantas menjadi istrinya dibandingkan aku,” ucap Bella dengan suara lirih dan ia pun melanjutkan langkahnya menyusul Arrayan ke kamar.
Arumi tidak membalas perkataan Bella yang menurutnya di luar dugaan dirinya. Dalam pikirannya Bella akan menghalangi jalannya untuk merebut Arrayan, tetapi Bella malah justru mengizinkannya untuk melakukan hal itu.
“Jangan salahkan aku jika aku melakukan itu!” gumam Arumi menatap tajam pada Bella yang sudah menghilang dari pandangannya.
Ceklek
Bella melangkah masuk dan melihat Arrayan yang masih fokus dengan laptopnya, ia berjalan begitu saja melewati Arrayan membuat pria itu menatap istrinya yang lansung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Arrayan langsung menutup laptopnya setelah ia matikan terlebih dahulu dan menyusul Bella.
Bella yang sedari tadi melamun terkejut saat sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya, ia berbalik dan mereka pun salang pandang. Arrayan mengelus pipi mulus sang istri dan Bella akhirnya tersenyum pada Arrayan.
“Apa kau merasa tidak nyaman Arumi ada di sini?” Bella langsung menggeleng ia balik mengelus rahang suaminya.
“Mas, kau selalu menolak wanita lain demi aku, sebanarnya bagaimana perasaanmu padaku?” pertanyaan Bella membuat raut wajah Arrayan menjadi datar lalu ia merebahkan tubuhnya sembari menatap langit-langit kamarnya.
Melihat respon suaminya membuat Bella tersenyum getir, lalu ia mendudukkan tubuhnya kembali menatap Arrayan,”Lupakan saja, sekarang tidurlah,” ujar Bella.
Arrayan menarik kembali Bella dalam pelukannya tanpa berkata apapun. Merasakan pelukan suaminya saja sudah untung dan Bella tidak akan menanyakan hal itu lagi, walau ia sangat ingin mendengar kata cinta dari mulut Arrayan seperti saat pertama kali ia bertemu suaminya dengan nama Riyan menyatakan cinta nya pada dirinya, tetapi ia ingin sekali suaminya mengatakan itu kembali sebagai Arrayan.
“Maafkan aku, Bella. Aku sendiri tidak tau bagaimana perasaanku sekarang, antara cinta dan dendam terus mengisi hatiku,” batin Arrayan.
*
*
Hari ini adalah hari libur untuk Arrayan, Bella sengaja tidak membangunkan suaminya ia telah bersiap dan melangkah keluar kamarnya karena harus menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan pastinya Arrayan akan bangun siang dan ia akan menyiapkannya nanti.
Namun, sarapan sudah tersedia saat Bella sampai di meja makan. Ia menoleh pada Ana siapa yang menyiapkan sarapan karena menu makannya jauh berbeda dengan yang biasa ia siapkan. Apalagi menu makanannya yang tersedia di meja tidak sesuai untuk Bella karena ia tidak menyukainya.
“Pasta? Dan apa ini namanya?” gumam Bella menatap sekilas pada Ana.
“Itu sushi … apa kau tidak pernah memakannya?” ucap Arumi yang datang membawa segelas susu hangat yang biasa Bella siapkan khusus untuk Arrayan.
Bella menggeleng karena ia tidak pernah memakan sushi, apalagi pasta ia tidak suka dan parahnya lagi Arumi menyiapkannya untuk sarapan. Bella menatap segelas susu ditangan Arumi dan gadis itu mengerti, tetapi ia sengaja membuat Bella kesal dengan mengatakan kalau susu itu untuk suaminya.
“Aku ingin mengantar susu ini pada Arrayan. Apa dia sudah bangun?” tanya Arumi memanas manasi Bella.
“Tidak perlu aku sudah menyiapkannya di kamar, lagi pula suamiku masih tidur!” balas Bella lalu ia melangkah pergi meninggalkan meja makan.
Tanpa di duga Arumi menghampiri Bella dan menyuruh Bella memgangi gelas itu. Bella bingung apa yang akan Arumi lakukan padanya. Bella membulatkan kedua matanya karena Arumi dengan sengaja mengguyur tangannya dengan susu hangat yang masih terasa panas ke tangannya.
“Arrgghhh … Bella? Apa yang kau lakukan? Aku tau kau tidak suka dengan makanan yang aku buat tapi bukan berrti kau bisa seenaknya sama aku … Hiks,” drama Arumi di mulai karena ia tau kalau Arrayan sudah bangun dan saat ini pria itu sedang menuju meja makan..
“Apa maksudmu? Kau sendiri yang menumpahkannya di tanganmu, kenapa aku yang kau salah kan?” protes Bella tidak terima dan bodohnya Bella masih memegang gelas susu itu di saat Arrayan sudah sampai di hadapan mereka berdua.
Langsung saja Arumi merengek pada Arrayan dan pria itu menatap tajam pada Bella karena memang Bella memegang gelas itu,”Maafkan, Bella, ya. Mungkin dia tidak sengaja,” ujar Arrayan seraya mengelus tangan Arumi yang memerah.
“Mas, dia bohong! Bukan aku yang …” belum selesai bicara Arrayan mengangkat tangannya menyuruh Bella untuk berhenti bicara, ia langsung merangkul Arumi menuju dapur.
Bella kesal dengan Arrayan yang malah membela Arumi daripada percaya padanya, ia meletakkan gelas itu sangat kencang hingga langkah Arrayan terhenti dan berbalik menatap Bella yang terus berjalan menuju keluar. Arrayan ingin menyusulnya, tetapi Arumi menahan tangannya ia langsung meringis kesakitan dan meminta Arrayan untuk mengobatinya.
Setalah diobati Arumi mengajak Arrayan ke meja makan ia sudah menyiapkan sarapan kesukaan Arrayan saat mereka berkuliah dulu. Kedua mata Arrayan berbinar melihat pasta dan susi ia langsung menarik kursi dan duduk. Langsung saja ia memakannya satu persatu bahkan rasa sushi yang ia makan bersamaan dengan pasta bisa melupakan dirinya dengan Bella.
Arumi pun ikut duduk di samping Arrayan dengan amat senang ia mengambil sushi dan pasta itu dia atas piring,”Enak, kan? Buatan aku selalu enak kan?” ujar Arumi dan Arrayan hanya mengangguk pelan sambil tersenyum, tetapi senyuman itu pudar saat melihat Bella yang menatapnya sendu dengan membawa sekantong kresek menuju kamarnya.
Arrayan langsung bangkit dan menemui Bella, ia sampai lupa dengan istrinya yang belum sarapan, Arumi melihat itu hanya berdecak kesal,”Kenapa sih, dia harus nongol! merusak sarapan pagi aku aja!” Ana hanya melihat dengan tersenyum sinis melihat sikap Arumi pada Tuannya.
Ceklek
Arrayan menatap sang istri yang malah sarapan dengan sebungkus nasi uduk, ia pun mendekat pada Bella dan mendudukkan dirinya di samping Bella. Gadis itu hanya menatap sekilas pada Arrayan lalu melanjutkan makannya lagi.”Kenapa ke sini? Bukankah kau sedang sarapan dengan sahabatmu itu?” ujar Bella tanpa menatap suaminya.
“Sudahlah pergi sana! Aku mau sarapan,” usir Bella. Arrayan tidak marah dengan sikap Bella ia tetap diam di tempat dan memandangi istrinya yang sedang sarapan.”Jangan menatap ku seperti itu lebih baik kau kembali sarapan, enak kan masakan Arumi gak buat kamu bosen gak seperti masakan yang selalu aku buat,” ujar bella.
“Enggak, kok .. masakan istriku yang terenak di dunia. Kenapa kau malah makan nasi bungkus? Lebih baik kita mencoba sushi dan pasta kamu pasti ketagihan karena masakan Arumi juga enak,” ujar Arrayan dengan antusias.
“Aku gak suka makanan seperti itu. Kalau Stella mungkin suka karena dia sering makan di restoran sedangkan aku selalu di rumah pertama kali aku ke restoran saat Stella ulang tahun dan itu yang terakhir untukku,” lirih Bella.
“Gimana rasanya kalau ulang tahun kita dirayakan, yah,” lanjut Bella tersenyum getir
“kenapa malah ngomongin Stella. Habiskan sarapan mu kita akan jalan-jalan hari ini,” ajak Arrayan.
Bella menggeleng, ia tidak mau keluar bersama Arrayan karena pasti semua orang akan membicarakan mereka berdua apalagi dengan keadaaan Bella seperti itu. Arrayan memegangi tangan Bella dan langsung menarik ceruk lehernya.
Cup
B1b1r mereka bertemu karena kesal Arrayan menc1um istrinya semakin dalam membuat Bella kehabisan napas,”Hu, ha, hu, Mas …” pekik Bella.
Arrayan tersenyum melihat kekesalan sang istri, Bella pun bangkit dan bersiap dengan perasaan yang masih kesal. Arrayan menatap Bella yang masuk ke dala kamar mandi. Tidak lama ponsel Arrayan berdering dan lagi-lagi dari Toni. Ia mengirimkan pesan kalau Yahiko dan Azumi saat ini berada di kantornya. Azumi memaksa untuk bertemu dengan Arrayan karena hari ini ia akan kembali ke Jepang.
Azumi sangat kecewa karena Arrayan membatalkan ajakan makan malam gadis itu dengan alasan sang istri menolak, padahal Bella sudah bilang ia tidak apa-apa kalau suaminya memenuhi undangan Azumi, tetapi Arrayan sangat malas datang jika Bella tidak ikut.
Tok!Tok!
“Bella, apa kau masih lama?” Arrayan mengetok pintu kamar mandi lalu Bella membukanya sedikit bersembunyi,”Ada apa, perutku sedikit mual. Sebenatar lagi aku siap,” jawab Bella.
“Apa kau sakit? Yasudah kita batalkan saja, aku izin ke kantor dulu bertemu klien. Kau istirahat saja ya,” ujar Arrayan mengelus lembut surai rambut Bella.
Bella mengangguk pelan lalu ia menutup pintu , setelahnya Arrayan bergegas pergi dengan berpakaian sangat santai. Membuat Arumi yang melihatnya semakin terpesona. Bukan Arumi namanya kalau tidak menghentikan Arrayan. Ia bertanya kemana Arrayan pergi dan pria itu hanya menjawab sekilas karena sedang terburu-buru.
“Andai saja perjodohan kita berlanjut, pasti saat ini aku sudah jadi istrimu dan merasa sangat bahagia. Dia semakin tampan saja,” puji Arumi dengan tersenyum.
*
*
Arrayan tidak kunjung kembali sudah satu jam dia pergi dan kini ponselnya tidak bisa dihubungi. Bella merasa bosan di kamar ia turun ke bawah melangkah menuju kolam renang untuk menyejukkan tubuhnya yang sedikit lemas. Ia memandangi air kolam tersebut ingin rasanya ia berenang seperti dulu, tetapi itu sangat mustahil untuk sekarang.
“kenapa hanya di pandang? Kalau mau berenang ya berenang lah,” celetuk Arumi yang tiba-tiba datang.
Bella memutar bola matanya malas ia memilih pergi tidak ingin berdebat dengan Arumi karena ia hanya ingin ketenangan. Arumi tidak terima Bella mengacuhkannya ia menarik lengan Bella membuat tubuhnya hampir terjatuh dan dengan sengaja Arumi mendorong sedikit tubuh Bella, tetapi masih tetap di tahannya seperti menakut-nakuti gadis itu dan wajah Bella berubah pucat.
Arumi tertawa membuat Bella berusaha melepaskan genggaman tangan Arumi yang sangat menyakitinya. Tanpa di sadari Arrayan sudah kembali dan kini dia sedang mengajak Ani mengobrol, Arumi yang melihat Arrayan tersenyum menyeringai dan tiba-tiba merencanakan sesuatu.
“Arggghhh … Bella,” teriak Arumi.
Byurrr
Dengan sengaja Arumi menjatuhkan dirinya di kolam, Bella terkejut dan hanya bisa menatap Arumi yang sepertinya tidak bisa berenang. Kolam itu sangat dalam dengan cepat Arrayan menceburkan dirinya demi menyelamatkan Arumi hingga keduanya sampai di tepi kolam.
“Bella, dia marah padaku dan dengan sengaja dia mendorongku ke kolam, kau tau kan Arrayan aku tidak bisa berenang, …. Hiks,” Arrayan langsung menghampiri Bella dan menanyakan kebenaran pada istrinya.
“Dia, bohong, Mas. Mana mungkin aku melakukan itu padanya dengan sengaja!” pekik Bella.
“Jadi, maksudmu dia sengaja menceburkan diri ke kolam, padahal dirinya tau kalau dia tidak bisa bernang, begitu maksudmu!” teriak Arrayan yang mulai emosi.
Bella sudah tau kalau membela dirinya itu hanya sia-sia saja,”Iya, aku yang mendorongnya ke kolam karena aku kesal padanya! Puas, hah?!”
Plak
*
*
Bersambung.
😅