MELODY Untuk GALAKSI

Hari ini Melody lebih banyak menghabiskan waktu bersama Elang. Gadis itu sama sekali tidak memikirkan perasaan Gala. Padahal Gala ingin menghabiskan waktunya bersama Melody .

Tak terasa sudah hampir Maghrib tapi Melody dan Elang masih saja bercengkrama di taman belakang. Melody sepertinya sangat bahagia padahal kalau bersama Gala Melody tidak pernah terlihat sebahagia itu.

"Mel," Gala berjalan menghampiri Melody dan Elang. Melody dan Elang sontak menghentikan tawanya.

"Iya, kenapa kak?" tanya Melody .

"Aku mau pamit pulang" kata Gala

"Oo ya sudah hati-hati" cuma itu yang keluar dari mulut Melody.

Gala mendekati Melody lalu mencium kening gadis itu tanpa aba-aba "Sampai ketemu besok" ucap Gala.

Gala sengaja mencium Melody agar Elang tau kalau Melody milik Gala.

Elang mengalihkan pandangannya saat melihat Gala mencium Melody. Entah apa yang ada di benak lelaki itu.

"Iya" ucap Melody seadanya. Jantung Melody bergetar hebat waktu Gala menciumnya padahal ini bukan pertama kalinya Melody dicium oleh Gala.

"Dia siapa?" tanya Elang setelah Gala sudah tidak ada

"Oh dia teman Kak Aska" entah kenapa Melody tidak memperkenalkannya sebagai pacarnya.

"Trus kenapa dia lancang banget cium Lo?" ada nada tidak suka dari nada bicara Elang. Sepertinya Elang tidak suka melihat Gala mencium Melody dengan lancang.

"Sudah biasa itu" ucap Melody menanggapi.

"Berarti gue juga boleh cium Lo?" tanya Elang membuat Melody membelalakkan matanya.

Melody meninju lengan Elang "Jangan gila deh!"

"Gue gak gila, Gue serius, jadi Gue boleh cium Lo?" tanya Elang sekali lagi.

Melody mencubit lengan Elang "Jangan gila deh, Lo itu sepupu Gue"

"Asal bukan saudara, sah-sah aja kok" Elang menatap Melody lekat. Tangannya terangkat mengelus puncak kepala Melody. Namun, secepat kilat Melody mengelak sehingga tangan Elang hanya mengapung di udara

"Maksud Lo?" tanya Melody. Gadis itu kelihatan kebingungan dia tidak mengerti maksud Elang .

"Tidak apa-apa?" ucap Elang salah tingkah

...*******...

Pagi-pagi sekali Gala sudah berada di depan rumah Melody. Tujuannya menjemput Melody untuk berangkat sekolah bareng.

Baru saja Gala turun dan hendak membuka helm untuk segera memasuki pekarangan rumah Melody. Motor Aska sudah keluar dari garasi tapi bukan Aska yang membawanya melainkan Elang

"Kak Gala aku duluan ya?" teriak Melody saat motor yang Elang bawa melewati Gala.

Rahang Gala mengeras melihat tangan Melody melingkar di pinggang Elang. Gala mengepalkan tangannya lalu kembali ke motornya dan menyusul Melody dan Elang .

Gala menggunakan kecepatan tinggi saat ia mengendarai motornya hingga tak butuh waktu lama ia bisa menyamakan laju motornya dengan laju motor Elang.

Tanpa berpikir panjang Gala langsung menghadang motor Elang yang membuat Elang harus mengerem mendadak.

Elang baru hendak protes, tapi berhenti saat Gala mengangkat tubuh Melody untuk turun dari motor Elang secara paksa.

"Kak Gala ngapain?" protes Melody setelah Gala menurunkannya.

Gala tidak menjawab rahangnya mengeras menahan amarahnya. Dia hendak menarik Melody ke arah motornya tapi Elang dengan sigap juga menarik tangan Melody .

"Lo mau bawa Melody kemana?" tanya Elang

"Bukan urusan Lo!" jawab Gala dingin dan penuh penekanan.

"Jelas ini adalah urusan Gue. Dia berangkat sama Gue, makanya Gue harus memastikan dia aman sampai tujuan."

Elang tidak membiarkan Gala membawa Melody setelah dirinya mati-matian membujuk Melody agar mau berangkat dengannya.

"Kalau sama Gue Melody akan aman. Bahkan, dia lebih aman kalau sama Gue" sahut Gala

"Pokoknya enggak bisa, Melody tetap berangkat sama Gue" Elang menarik tangan Melody sehingga membuat tubuh Melody sedikit terhuyung ke arahnya.

Gala pun tidak tinggal diam dia juga menarik tangan Melody "Lepasin tangan Melody sebelum kesabaran Gue habis!" titah Gala.

"Tidak akan!" tegas Elang dia sama sekali tidak takut akan ancaman Gala

Rahang Gala semakin mengeras. Dia melepaskan tangan Melody sehingga membuat Elang tersenyum puas. tanpa di duga Gala melepaskan Bogeman mentah ke arah Elang sehingga tubuh Elang terjatuh ke jalanan.

Baru Elang mau membalas tapi dengan cepat Gala kembali menendang perut Elang dengan sepatunya.

Melody menatap ngeri ke arah Elang sepertinya lelaki itu sangat kesakitan "Kak Gala sudah, kamu kok tega banget sih memukul kak Elang? Dia kan tidak ada salah sama kamu"

Melody hendak berjongkok menolong Elang tapi dengan sigap Gala menarik tangan Melody.

"Ikut aku!" Gala menarik pergelangan tangan Melody agar mengikutinya.

"Kak lepas, aku harus bantuin kak Elang"

"Tidak boleh! Kamu harus ikut dengan aku " titah Gala. Lelaki itu memaksa Melody untuk naik ke motornya.

"Pegangan!" titah Gala sebelum melakukan motornya.

"Tidak mau!" tolak Melody dengan tegas.

"Oke jadi kamu lebih memilih bersama dia daripada sama aku" ucap Gala sambil menatap ke arah Melody dengan penuh amarah.

"Bukan begitu Kak tapi kasian kak Elang," rengek Melody sambil memegang tangan Gala.

tapi akhirnya Melody mengalah dan mengikuti Gala naik ke motornya.

Setelah itu Gala melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Elang yang masih ketakutan.

"Kak Gala pelan-pelan bawa motornya" teriak Melody ketakutan.

"Loh kita mau kemana Kak? Ini bukan arah ke sekolah" protes Melody ketika menyadari jalan yang mereka lewati bukan menuju sekolah.

Setelah beberapa saat berkendara akhirnya motor Gala berhenti di sebuah taman "Turun!" titah Gala. Ini pertama kali Gala berbicara sedingin itu terhadap Melody .

Melody semakin ketakutan. Ia pelan-pelan turun dari motor Gala. Gala pun ikut turun dari motor tanpa bicara dia menarik tangan Melody untuk mengikutinya ke arah danau buatan yang ada di tengah taman itu.

Tanpa berbicara Gala langsung mencium bibir Melody dengan kasar bahkan sedikit menggigitnya.

Begitu Gala melihat Melody sudah mulai kehabisan napas Gala melepaskan ciumannya agar Melody menghirup oksigen sebanyak-banyaknya

Tanpa membiarkan Melody protes bibir Gala kini berlabuh di leher Melody dia menghisap dan menggigit leher Melody sehingga meninggalkan banyak jejak kepemilikan disana.

"Kak kamu kenapa kayak gini?"

"Itu hukuman buat kamu karena kamu sudah berani dekat-dekat dengan cowok lain"

"Maksud kamu kak Elang? Dia itu sepupu aku" jelas Melody .

Gala menjauhkan wajahnya dari leher Melody "Aku gak peduli mau dia sepupu kamu atau siapa kamu aku gak peduli! Yang jelas aku gak suka kamu dekat-dekat sama dia!"

Gala mengusap wajah Melody yang kelihatan ketakutan "Sebelumnya aku sudah memberi tahu kamu supaya Kamu tidak dekat-dekat dengan lelaki manapun kalau kamu gak mau melihat aku berubah menjadi monster"

"Tapi kak Elang itu sepupu aku" jelas Melody supaya Gala mengerti.

" Aku tidak peduli! Kamu memang menganggap dia sepupu. Tapi dia menatap kamu sebagai perempuan"

"Lha aku kan memang perempuan kak. Masa iya dia menganggap aku sebagai laki-laki " ucap Melody dengan wajah tanpa dosa.

"Aku juga mendengar kemarin kamu tidak mengakui aku sebagai pacar kamu di hadapan laki-laki itu " ungkap Gala.

"Kakak tahu dari mana?" tanya Melody .

"Aku dengar sendiri Mel, kamu tidak mengakui aku? Kamu malu punya pacar aku?"

"tapi bukannya kemarin kamu sudah pulang?" tanya Melody lagi

Gala menggeleng "Aku masih ada di sana dan aku mendengar cukup jelas apa yang kamu katakan Melody

"Maaf kak, aku gak akan melakukan itu lagi"