Cinta Kakak Angkatku

Mobil Devano melaju meninggalkan kediaman orang tua Dimas,

Vanya pun hanya diam saja dia menjadi bingung, pikirannya terus kalau

apa setelah diceraikan Dimas secara resmi dirinya akan menjadi istri Devano yang sesungguhnya, bagaimana dengan papa mereka, sedangkan hanya tahu bagaimana tuan Wilman menentang hubungan ini.

"Kita ke apartemen ya,! kata Devano

Vanya tidak menyahuti ucapan Devano dia pun sudah pasrah akan dibawa kemana dirinya,

**

Prov devano

(Aku menatap mukanya sedari dia keluar dari rumah Dimas,!

Tatapannya terlihat kosong mungkin dia merasa hidupnya Tengah dipermainkan,!

Padahal aku tidak sedikitpun berniat untuk menyakiti hatinya,

"Namun jika tidak seperti ini banyak akan resmi menjadi istrinya Dimas, Karena aku tahu sifatnya sekali berkomitmen dia akan susah sekali untuk digapai kembali.

"Aku tidak mau semua itu terjadi obsesiku memang untuk memilikinya namun aku memang sungguh-sungguh mencintai adik angkatku ini "rasanya aku bisa gila jika sampai hanya jatuh pada orang lain,

Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan membahagiakannya,

Aku pun mengajaknya ke apartemen namun tak sedikitpun hanya menghiraukan seolah dia tengah pasrah akan dibawa kemana olehku,

Kutatap raut wajahnya sebenarnya tersirat kesedihan di sana, namun aku mencoba mengabaikan itu walaupun sebenarnya hatiku tersentuh,

Akhirnya kami pun tiba di apartemen, Vanya mengikutiku masuk ke dalamnya, emang apartemenku lumayan berukuran besar, dengan dua lantai.

Kugenggam tangan Vanya saat sudah memasuki apartemen, Iya tetap saja diam dan mengikutiku ke dalam,

Selama aku menikahinya aku belum pernah berlebihan pada istriku ini hanya terakhir ciuman yang ku labuhkan di bibirnya,

Aku ingin membuat Vanya merasa nyaman terlebih dahulu sebelum menerimaku dan menerima hubungan kami.

"Kamu udah makan tadi sayang tanya aku pada fanya,"sudah hanya itu jawabannya,

Vanya memang bukanlah wanita yang cantik dan energi dia cenderung tertutup dan lemah lembut itu yang membuat aku suka padanya aku suka wanita yang menurut dan cantik sepertinya,

Vanya nampak canggung, tapi dia berusaha terlihat biasa saja.

"Kak aku mau ganti baju ucapnya pada ku,

Aku segera mengambil baju tidur yang memang aku sudah siapkan untuk nya piyama legan pendek dan dengan celana pendek nya,

Dia pun masuk ke kamar mandi tanpa protes,

Saat keluar paha mulusnya terpampang jelas di depanku dengan rambutnya yang disanggul terlihat leher jenjangnya sangat putih dan menggoda,

Ah dia sengaja atau tidak, gumam ku,

Aku pun memeluk nya dari belakang, ku dekap dia dengan begitu erat,

"Tak lepasin aku mau tidur hujannya dengan santai,!

Tak tahukah dia jika aku ini laki-laki normal yang bisa berhasrat kapanpun,!

Mungkin Vanya pikir aku mendiaminya selama beberapa hari ini, dan tidak akan pernah menyentuhnya,

Tapi pemikiran Vanya ini salah karena mulai saat ini aku malah kepikiran untuk segera menjadikan istriku yang sesungguhnya.

" kak,, vanya mendorong tubuhku namun tenaganya bukan apa-apa bagiku.

"Kakak mau ngapain,!

Nggak ngapa-ngapain ini lagi peluk kamu sayang,

Aku mencoba mengecup leher belakangnya terlihat reaksi Vania yang melingkar mungkin dia merasa kegelian,

"Aku nggak mau Kak, lepasin  ujar vanya.

"Aku hanya pengen peluk kamu, lebih kok,, kalau kamu belum mau, vanya berbalik dan menatap ke arah ku, mencari kebenaran dengan ucapanku, aku mengangguk agar dirinya lebih meyakin,

"Beneran tanya vanya, aku kembali mengangguk,

Aku membopong nya ke tempat tidur,

"Boleh ya kalau hanya ciuman Aku mau minta izin,

Namun Vanya tidak menjawab tapi dia juga tidak bilang tidak,!

Di belai nya wajah cantik ini, yang selalu memenuhi pikiran dan impian hidup ku,

Tanya terus menatap ke arahku,

"Apa kamu tidak pernah sedikitpun jatuh cinta pada kakak,! Tanyaku pada fanya,

Namun Vanya langsung memalingkan wajahnya,

Kuraih lagi dagunya dan kulabuhkan kecupan di bibir dan menyayangi sudah menjadi candu ku,

"Sedikit saja ucapku lagi memaksanya untuk menjawab,

"Tidak ada jawabnya,!

Membuat hatiku kecewa namun aku yakin suatu saat Vanya akan juga bisa mencintaiku,

"Kenapa tanyaku,!

"Karena kakak adalah kakakku dan tidak pernah terpikirkan olehku jika aku harus menjadi istrinya kakak,!

"Tapi nyatanya sekarang kita suami istri apa rasa cinta itu tetap tidak tumbuh di hati ini, ujarku sambil menaruh telapak tangan ku di dada nya,

Vanya meraih tangan ku dan di singkirkan dari atas dadanya, yang sedang berada di tengah-tengah gunung miliknya,!

Sekali aku meremas dan menyentuh, tapi aku kasih menahan diri karena takut akan membuat Vanya kembali ke takut terhadapku karena aku hanya berjanji tidak akan menyentuhnya selama dia belum menerima ku,

Tanya dadu memiringkan tubuhnya dan membelakangiku kembali, ku rengkuh lagi dia dan ku dekap, hanya bisa mencium bahu-bahunya yang Masih di lapisi piama yang dia pakai,

Kubiarkan dia tidur malam ini dalam dekapanku , dan kuberi dia kehangatan, agar terbiasa nyaman dengan dekapan,

Jam sudah pukul 11.00 malam dan Vanya terlihat sudah tertidur dengan lelap, kok elus paha mulusnya yang terekspos, namun tak ada respon dari kamu itu artinya Vanya sudah berada dalam mimpi,

Akhirnya aku pun memutuskan untuk tidur dipejamkan mataku sambil memeluk istriku tercinta,

**

Pagi menjelang ponsel vanya nampak berdering,

Tanya pun menggeliat dia terusik dengan bunyi ponsel itu, saat dilihatnya ternyata panggilan dari papanya.

Hanya ingin segera bangkit namun tubuhnya terasa berat, ternyata di sisinya masih ada Vano yang setia mendekatnya dari semalam,

"Kak bangun,! Hanya menggoyang-goyang makan tubuh Vano dari sebelah tangannya,

"Masih pagi sayang,! vano masih dalam tidurnya,

"Ini papa telepon aku mau mengangkatnya,

"Ya sudah angkat saja ucapan,

"Kakak,,!

"Hanya kakak mau papa tahu kalau kita Tengah tidur bersama,!

Akhirnya Vano melepaskan tanya dan membiarkannya Dia bangkit untuk menerima telepon dari papa mereka,

"Halo pa,!

"Kamu di mana vanya,

Vanya nampak kebingungan untuk menjawabnya,!

"Mm, di rumah pa,!

"Di rumah siapa,!

"Papa sudah dengar dari keluarga papa Dimas, jika kalian akan bercerai Apa itu benar fanya,!

"DEG,, hanya terdiam dia bingung mau jawab apa,

I-ya pa,,

Tidak mungkin kan kamu masih tinggal di rumahnya Dimas, kata papanya" katakan fanya sekarang Kamu tidur di mana,!

"Mm,a-ku nginep di apartemen Kak vano jawabannya jujur,

"Astaga kenapa kamu pulang ke sana kenapa tidak langsung pulang ke rumah,!

Sekarang cepat pulang ke sini jelaskan semuanya pada papa papa tidak mau hanya mendengar sepihak dari keluarga Dimas,

"Iya pa, vanya akan pulang,

Tanya tidak tahu harus berkata apa lagi selain mengganggu permintaan papanya,

Setelah berbicara dengan Vano siang itu Vanya pun kembali ke rumahnya dengan diantar oleh beliau mereka kembali tidak masuk ke kantor secara bersama