NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Berpura-puralah

Deg. Deg. Deg.

Jantung Sizy kian berdetak tidak karuan, begitu mendengar suara pintu kamar lamanya itu terbuka pelan. Ditambah suara langkah sandal kamar terdengar mendekat setelah bunyi kunci manual diputar dua kali.

Wanita itu mengatur nafasnya, tidak berani bergerak, berusaha setenang mungkin saat merasakan pergerakan ranjang sempitnya itu, pertanda Clive naik kesana.

Tidak lama setelahnya, Sizy spontan menahan nafasnya, merasakan kulit mereka saling bersentuhan, bahkan sapuan bulu-bulu halus pria itu seakan sedang menggelitiknya saat Clive bergerak lagi, masuk kedalam selimut disebelahnya.

Inilah alasan lain Sizy tidak mau menginap dirumah Paman dan Bibinya malam ini, karena ranjang lamanya itu tidak seluas ranjang yang ada dirumah Clive. Mau tidak mau, keduanya saling merapat tanpa jarak, dan posisi ini tentu saja sangat mengganggu kewarasannya.

"Aku tahu kamu belum tidur?" gumam Clive pelan.

Deg.

"B-bagaimana pria ini bisa tahu?" batin Sizy panik.

Ia berusaha tidak terpengaruh, mengatur nafasnya yang terasa sedikit sesak akibat jantungnya yang tidak mau berkompromi. Ia yakin, Clive hanya menduga. Selain itu, ia takut suaminya itu akan membahas tentang kebohongan kehamilannya.

"Kenapa belum tidur?" guman Clive lagi, masih dengan suara pelannya.

Sizy bergeming, berharap Clive percaya kalau dirinya memang sudah pulas, sampai suara Clive kembali mengudara, datar dengan nada rendahnya.

"Aku tahu kamu belum tidur? Apa yang sedang kamu fikirkan, heum?" Clive memiringkan tubuhnya, menghadap Sizy, lalu menurunkan selimut yang menudungi kepala isterinya itu.

Sizy tetap bergeming, dengan nafasnya yang teratur, berpura-pura tertidur.

Untuk sesaat, Clive tertegun memandangi wajah Sizy dari tampak samping. Bulu mata itu terlihat lentik dan panjang, walau tanpa bantuan bulu mata palsu, dibingkai alisnya yang terukir rapi, bak deretan semut hitam yang berbaris rapi dimusim semi.

Jari-jari besar Clive yang terangkat, hendak menyentuh dan menapaki pangkal hidung yang menanjak naik menuju puncaknya yang mancung menjulang, walau tidak setinggi pucuk hidung miliknya, namun lekas ditahannya, hanya menggantung diudara.

Pandangan Clive lalu turun, dan jatuh pada bibir pink itu, dengan belahan bawahnya sedikit tebal, dan ia pernah menyentuhnya sekali, serasa manis, dan begitu candu.

Clive buru-buru berpaling, tak ingin kilasan ingatan itu mengacaukan dirinya malam ini.

Dan pengalihan pandangannya malah tertumbuk pada sepasang bukit kembar yang membusung tinggi, hampir meluber keluar dari gaun tidur, bergerak lembut naik turun, seirama alunan nafas teratur sang empunya, seolah sedang bermain petak umpet dengan dirinya yang saat ini berusaha keras tidak terpancing.

"Masih berpura-pura juga? Baiklah, kalau begitu aku tidak akan sungkan main kuda-kudaan denganmu disini," Clive masih berusaha keras mengalihkan atensinya dari si bukit kembar, ia sengaja bergerak-gerak rusuh, untuk mengundang reaksi Sizy, sementara tatapannya beralih mengamati wajah berkulit mulus yang tepat berada didepannya.

"Jangan! Aku tidak mau main kuda-kudaan! Tidak boleh!" Sizy spontan menendang bebas keatas, bersamaan dengan pekikkan riuhnya yang menggema memenuhi kamar.

Wanita itu gegas membuka mata, saat dirasa tendangannya menghantam ruang kosong diatasnya, menemukan presisi Clive masih berbaring disebelahnya, tengah memandangi dirinya sambil menopang kepala dengan satu tangannya yang ditekuk.

"Kamu sengaja mempermainkanku?" Sizy menatap Clive, gegas duduk dari berbaringnya.

"Tidak. Aku juga heran kenapa kamu menendang-nendang seperti gaya kura-kura terbalik?" Clive ikut bangkit dari berbaringnya, lalu menyandarkan punggungnya pada headboard dibelakangnya. Sekilas, kedua ujung bibirnya sedikit tertarik, menampilkan senyum datarnya.

Wajah Sizy memerah. Tentu saja ia sangat malu, andai saja Clive tahu bila dirinya tadi berfikir bahwa pria itu sedang mengungkung tubuhnya.

"Main kuda-kudaan yang bagaimana yang kamu tidak mau? Dan juga yang tidak boleh, heum?" berondong Clive kemudian.

"A-aku, aku tidak tahu," elak Sizy membuang muka, menyembunyikan wajahnya yang memerah, merasa terjebak pada ucapan Clive yang sengaja pria itu lontarkan untuk memancing dirinya yang berpura-pura tertidur.

"Apa yang telah kamu obrolkan dengan Paman? Kalian terlihat sangat serius," Sizy buru-buru mengalihkan pembicaraan.

"Urusan laki-laki," sahut Clive, setelah sempat terdiam sebentar.

"Apa ada masalah?" duga Sizy menelisik wajah pria itu yang kembali terdiam, terlihat sedang berfikir.

"Tolong jangan sembunyikan sesuatu apapun," kejar Sizy lagi, ia memang melihat pamannya lebih pendiam dimeja makan.

Ditambah lagi rumor hari ini dikantornya, menyebut-nyebut beberapa inisial nama pegawai Pekerjaan Umum yang ikut terseret kasus tangkap tangan mega proyek yang ada dikota ini termasuk proyek tata taman kota. Inisial nama AG yang disebut-sebut, menjadi salah satu alasan Sizy memutuskan berkunjung sore tadi bersama Berry dan Yuna kerumah pamannya ini.

"Aku juga masih menyelidikinya," Clive balas menatap, ia tidak mungkin menyembunyikannya, kasus itu sudah mencuat kepermukaan.

"Aku yakin, Pamanku tidak mungkin berlaku curang. Selama puluhan tahun berkerja, Paman selalu mengutamakan kejujuran, disiplin, bertanggung jawab, dan bekerja dengan sepenuh hati," bela Sizy.

"Jika kamu sudah berkeyakinan seperti itu--, tidak perlu cemas. Dengan berjalannya proses hukum, semuanya akan terungkap, siapa yang bersalah."

Clive sedikit menggeser duduknya, meraih sesuatu diatas nakas, yang ia taruh disana saat baru tiba tadi sore.

"Ini, aku sudah menanda-tanganinya," Clive menyerahkan formulir dan beberapa berkas yang beberapa hari lalu isterinya itu bawa kekantornya.

Sizy memandangi berkas itu sesaat, lalu kembali beralih menatap Clive.

"Terima kasih. Kamu tidak perlu membawanya kemari? Aku bisa mengambilnya sendiri kekantormu," ucap Sizy sembari mengembangkan senyum tipisnya.

"Tidak masalah," Clive kembali menggeser duduknya ketempat semula, dan menolehkan wajahnya pada Sizy yang duduk disebelahnya.

"Kamu masih punya waktu untuk memutuskan kemana akan melanjutkan pendidikanmu. Ke Universitas Harvard sesuai impianmu, atau ke Universitas Indonesia. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kami -- Berry, Yuna, dan aku tentunya -- kami bisa megurus diri."

"Disana, kamu boleh menempati rumah Ayah dan Ibu yang tidak jauh dari Universitas. Bila Berry dan Yuna merindukanmu, aku bisa mengantar mereka bertemu denganmu," imbuh pria itu lagi.

"Ya, aku tahu, aku tidak perlu mengkhawatirkan kalian. Kalian bertiga memang pribadi yang mandiri, baik kamu, Berry, juga Yuna. Aku merasa, diriku tidak diperlukan," Sizy melipat tangannya didepan dada dengan raut sendu.

"Sepertinya aku salah bicara, maafkan aku. Padahal aku sama sekali tidak berniat menyinggungmu," Clive memandangi wajah Sizy dengan raut seriusnya.

"Tidak, bukan begitu. Aku juga tidak merasa tersinggung. Aku hanya khawatir pada diriku sendiri. Khawatir bila tidak bisa menjadi Ibu yang baik, juga isteri yang baik. Bukankah kamu menikahiku karena Berry menginginkan seorang Ibu yang bisa menemaninya?"

"Aku harusnya senang kamu memberiku kebebasan penuh melakukan apapun yang aku mau, sama seperti sebelum aku dinikahi olehmu. Tapi, aku tidak suka itu. Kenapa kamu tidak bisa bersikap seperti suami pada umumnya? Berpura-puralah melarangku, atau berpura-puralah menahanku pergi misalnya? Atau memarahiku saat kamu mengetahui aku berpura-pura hamil. Supaya aku dapat merasakan pernikahan ini sungguhan," ungkap Sizy dari lubuk hatinya.

Bersambung...✍️

1
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
F.T Zira: masama akak🥰🥰🫰🫰

wihhh.. keren nih akak ku,, aku cuma bebebrapa aja, gak sampe sebanyak itu😱😱😱
total 3 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
duhh jantungmu aman gak Clive🤭🤭
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
F.T Zira: bahaya🤣🤣🤣🤣
total 3 replies
F.T Zira
ho oh.. curiga.. kan Sizy istrimu🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
F.T Zira
sudah mengakui ya kalo satu keluarga😏😏😏
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂😂😂
F.T Zira: asyeekkk... siap siap kecebongnya berenang bebas... ehhh🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
Teteh Lia
10 iklan meluncur ....

iklan ku masih lengkap padahal udah malem.🤭
Dewi Payang: Ma kasih banyak kak🫰😁 aku tu kadang lupa pake iklan, jadi angus😄
Kakak apa kabar? siapa yg sakit kak? yg bolak balik rumah sakit kapan hari itu?
total 1 replies
Teteh Lia
balai pustaka... ah... jadi ingat masa sekolah... mojok di perpustakaan...
Dewi Payang: Lebih khusuk bacanya klo mojok ya kak😄
total 1 replies
Teteh Lia
justru aq malah suka bau keringat misua..🤭
Dewi Payang: Sama dengan Sizy donk Kak😄😄 bau keringatnya selalu buat rindu yaa kak🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!