Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Tampaknya acara menginap Aryo dan Sekar membuat Jani dan Charles harus tidur satu kamar lagi. Ini kali kedua mereka tidur satu ranjang. Yang pertama adalah saat Rosa dan Roberth berkunjung.

Keduanya berbaring di ranjang dalam diam-diam. Suasana sungguh sunyi dan canggung.

" Jan."

" Om."

Charles dan Jani tertawa saat mereka saling memanggil secara bersamaan. " Ladies first," ucap Charles.

" Om, apa yang om harapkan dari pernikahan ini?"

Charles bangkit dari posisi berbaringnya dan memposisikan tubuhnya duduk dan bersandar di head board tempat tidur.

" Kamu mau jawaban jujur dari diriku?" tanya Charles yang dijawab anggukan kepala oleh Jani. Jani pun mengikuti Charles bersandar di head board.

" Mungkin kemarin aku masih kukuh dengan perjanjian yang kita buat. Tapi setelah beberapa waktu menjalani denganmu aku merasa bahwa menikah sebaiknya memang sekali untuk seumur hidup. Itu pandanganku, terlebih aku bukan lagi seorang abg. Aku pria dewasa yang sudah cukup usia untuk menjalani pernikahan. Lalu bagaimana denganmu, jujur aku juga tidak akan memaksamu untuk menerima pernikahan ini terlebih kamu masih sangat muda."

Charles menoleh ke arah Jani. Wajah cantik alami istrinya itu selalu membuatnya salah fokus. Terlebih bibir mungil milik Jani, membuat Charles selalu tidak tahan untuk menciumnya jika terlalu lama melihatnya.

" Aku tidak tahu om. Tapi jika boleh jujur aku nyaman bersama dengan Om. Entah apa yang aku rasakan, tapi aku bisa tahu kalau om memang pria yang baik dan bisa mengerti aku."

Cup

Jani mencium pipi Charles sekilas. Saat ia ingin kembali ke posisinya semula, Charles menahan tubuh Jani dan memeluk erat tubuh istri kecilnya itu.

" Apa bisa ku simpulkan kamu menerima pernikahan kita?" Jani mengangguk di dalam pelukan tubuh kekar Charles." Jika begitu mari kita musnahkan perjanjian kita, agar tidak menjadi masalah ke depannya. Mari kita jalani pernikahan kita dengan sebaiknya mulai malam ini. Dan, mulai besok pindahkan semua barangmu ke kamar ini. Kita akan mulai tidur bersama."

" Eh ... ."

Jani yang hendak protes langsung dipeluk kembali oleh Charles. Tapi kali ini Charles membawa Jani berbaring. Ia memposisikan kepala Jani tidur di tangannya. Dan Jani mendekap erat tubuh Charles.

" Guling hidup memang lebih manteb ya guys ya."

" Kamu emang begini kalau tidur, terus besok pas camcer gimana? Bawa guling dari rumah?"

" Aku kalau tidur emang harus ada guling om. Jadi siapapun yang di sebelahku akan ku jadiin guling. Eitsss tenang, biasanya Tari kok yang ada di sebelahku. Dan dia udah paham sama kebiasaanku."

Charles menarik nafasnya penuh dengan kelegaan. Dia tidak bisa membayangkan Jika Jani benar-benar asal memeluk orang lain yang berada di sebelahnya. Charles jadi khawatir, ia takut ada yang memanfaatkan situasi seperti itu.

Izin yang ia berikan tadi untuk Jani bisa mengikuti acara kemah di puncak kini menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri di hatinya.

" Hmmm, jangan posesif. Kalau posesif ini bocah nanti nggak nyaman. Jani tipe gadis yang tidak suka dikekang. Jika aku mengekangnya, yang ada dia malah lari."

Charles bermonolog dalam hati. Ia kemudian mencium pucuk kepala Jani. Rupanya Jani sudah terlelap. Charles kemudian membenarkan posisi kepala Jani ke bantal dan menarik selimut untuk menyelimuti tubuh istrinya itu.

" Semoga kita bisa menjalani pernikahan yang awalnya sebuah paksaan ini dengan baik. Aamiin."

🍀🍀🍀

Charles pergi ke perusahaan dengan senyuman yang mengembang. Baik Cilla maupun Benzo merasa aneh dengan CEO William Diamond tersebut. jelas sekali perusahaan tengah dalam misi peperangan dengan RBJ tapi tampaknya Charles sama sekali tidak terpengaruh. Tidak pula tampak resah dan gelisah.

" Cilla, Bos tampaknya enjoy and happy banget ya setelah nikah? Sekarang apa lagi lebih-lebih. Lihat noh dari tadi bawaanya nyengir mulu," ucap Benzo kepada adik dari bosnya tersebut.

" He eh Bang Ben, tapi Cilla seneng sih. Alhamdulillah abang bisa happy gitu. Abang inget nggak saat doi pacaran ma model itu, tiap hari nggak ada senyumnya. Bawaannya tertekan. Aku nggak tahu abang dan Kak Jani bagaimana bisa nikah, tapi sungguh aku seneng malahan," ujar Cilla panjang lebar.

Benzo jelas setuju dengan apa yang dikatakan Cilla. Dia tahu persis bagaimana bosnya kala itu. Dan memang, sekarang wajah Charles terlihat segar dan jauh tampak lebih muda dari pada usianya.

Lihatlah, dia semangat sekali membagikan kue buatan sang istri. Ya, lagi-lagi Jani membuat kue dan dibagikan oleh Charles kepada karyawannya. Untuk Cillab dan Benzo bahkan khusus dibuatkan oleh Jani.

" Pak Charles kuenya enak banget, beli dimana?"

" Iya pak, enak nih. Boleh lah kalau ada acara di rumah pesen nih kue."

Pujian demi pujian diberikan dari para karyawannya untuk kue buatan Jani. Charles tersenyum semakin lebar. Rupanya sebuah bakat tersembunyi dimiliki oleh Jani yakni di bidang memasak. hal tersebut memang tidak diragukan. Pasalnya masakan Jani sungguh enak, tiap hari Charles sudah merasakan itu.

" Istri saya yang buat, kalau kalian mau nanti saya tanyakan sama dia. mau dijual tidak."

Jelas para karyawan Charles tersebut terkejut saat mendengar Charles mengatakan hal tersebut. Istri? mereka pikir ucapan kurir tempo hari hanyalah sekedar bercanda tapi ternyata semuanya itu bukanlah guyonan. Sebuah pengakuan muncul dari mulut bos mereka langsung.

Rupanya Charles siap untuk mengabarkan pernikahannya ke seluruh orang. Terbukti dia menyebutkan bahwa kue tersebut memang buatan sang istri. Karyawan Charles mulai bertanya-tanya kiranya siapa istri dari bos mereka tersebut.

Charles melenggang masuk ke ruangannya setelah meminta salah satui karyawannya meneruskan kegiatan membagi kue. Dia langsung teringat sang istri. Rindu? entahlah, tapi yang jelas ia ingin menghubungi istri kecilnya itu. Ia ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh sang istri.

" Hay sayang, sedang apa?"

" Om, ini lagi mempersiapkan mengenai kegiatan yang akan dilakukan besok sabtu. Oh iya om, kami akan berangkat pagi sekali. Apakah tidak masalah."

Charles terdiam, ia merasa sekarang tidak ikhlas melepaskan istrinya untuk pergi ke acara kemah ceria besok.

" Hmmm, sebenarnya aku berat melepas mu besok, tapi no problem. besok aku antar, tanpa ada penolakan."

Jani hanya bisa pasrah. Awalnya ia akan menolak tapi tampaknya lebih baik untuk membiarkan suaminya itu mengantar. Jani sungguh merasa harinya berbeda. Dipanggil sayang oleh Charles membuatnya salah tingkah saat ini.

Tidak ingin ketahuan sedang menelpon suaminya, Jani sedikit menyingkir dari perkumpulan komunitasnya. Tapi gerak gerik Jani begitu diperhatikan oleh Paundra. Pria itu begitu penasaran dengan apa yang Jani lakukan. Apalagi dia melhat ekspresi malu-malu Jani saat berbicara melalui telepon.

" Apa Jani sudah punya pacar? Apa dia sedang berbicara dengan pacarnya?"

TBC