Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35. Jonathan Arlington kumat lagi
Ya sudah, itu nomorku, tapi jangan berikan kepada siapapun, ajak calon istrimu untuk ikut dengan kita besok, agar tidak timbul fitnah, ucap Kinanti.
"Oke, besok kita berangkat jam 7 pagi, biar tidak terlalu siang kita tiba di lokasi tanah ibuku, oh ya, lahan sebidang sebelum tanah ibuku, juga mau di jual, kamu bisa membelinya agar tidak repot keluar masuk di lahan Ibuku, jika kamu jadi beli, ucap Samuel.
"Baik lah, jika semuanya lancar, aku hadiahkan kamu 100 milyar, dan aku pinjamkan lahan 3 hektar, selama 25 tahun, di lahan Besar itu, atau kamu bisa cicil, selama 10 tahun, agar kamu bisa berkembang.
Dengan begitu, saudara-saudara mu tidak akan meremehkan kamu, ucap Kinanti.
"Terimakasih, singkat Samuel.
Keesokkan Paginya, Kinanti sudah menunggu Samuel dan tunangannya di Pelataran parkir Anugerah Restoran, yang sedang bersiap-siap untuk buka.
Anugerah Restoran, memang buka mulai jam 7 pagi, makanya karyawan dibagi 2 shift.
Para pegawainya melihat mobil bosnya terkejut, dan seorang Pelayan datang mendekat dan bertanya apakah mau masuk sekarang atau nanti, Kinanti hanya menjawab buat kan saja Sandwich 3, dan kopi susu 2 serta 1 Milo susu, juga kentang goreng 3 porsi ukuran besar, dan air mineral 3 botol.
Pas pesanan Kinanti tiba, Samuel juga tiba bersama dengan tunangannya, naik motor Yamaha Nmax.
Setelah berbasa-basi, dan perkenalan, Samuel mengambil makanan dan minuman dari Kinanti, mereka bertiga langsung meluncur.
Menurut Google Map, lama Perjalanan 2 jam, kecepatan 60 km perjam.
Kinanti melajukan mobilnya dalam kecepatan menyesuaikan Medan jalan, jika belokan, pasti melandai, tapi saat jalan lurus, dia akan menambah kecepatan, Mata Phoenix nya bisa melihat sangat jauh kedepan, jadi dia tidak kuatir.
Setelah 1.5 jam perjalanan, mereka tiba di lahan milik ibunya Samuel, seluas 37 hektar.
Kinanti sangat senang melihat hamparan tanah yang sangat luas, tidak terlalu datar juga tidak terlalu miring, dan senang ada kolam kecil dengan air yang sangat jernih, berada tepat masuk lahan nya Samuel.
"Samuel, lahannya aku ambil, hitung saja harganya, dan tugasmu, tanya Pemilik lahan sebelah ini, mau di jual atau tidak, jika mau di jual, aku akan ambil, ucap Kinanti.
"Kita akan Bertemu temanku di tanah besar itu, Dia bilang tanah nya ini mau dia jual, luasnya ternyata, 18 Hektar harganya 15 milyar, ucap Samuel.
"Baik aku bayar, singkat Kinanti.
Mereka lanjut ke tujuan perbatasan kabupaten sebelah dan sebelahnya lagi, sekitar 1 jam perjalanan.
Kinanti bingung melihat dari jauh ada Tenda besar, dan banyak orang pada berkumpul.
Di lokasi, ternyata sudah hadir para pemilik lahan, di dampingi Pak Lurah beserta perangkatnya, mereka sejak kemarin sudah mendirikan tenda dan menyiapkan makan siang seadanya.
Kabupaten itu baru saja di mekarkan, dan Kota kecamatan itu di jadikan ibu kota kabupaten, hal ini membuat poin tersendiri buat Kinanti.
Dengan teropong dia melihat ke arah perbukitan, ada bendera merah putih dan Pramuka, ternyata itu adalah kode, sepanjang asa bendera Pramuka, itu batas lahan yang hendak jual, sedangkan bendera merah-putih itu berarti lahan pemerintah.
Bisa terlihat jelas, lahan tersebut bisa di jadikan Persawahan, ada sungai di daerah itu, dia juga berpikir untuk Peternakan kambing domba dan Rusa, sedangkan untuk sapi hanya akan di ternak sedikit saja.
"Nona muda, lahan yang itu, milik Warga kabupaten anda, dan mereka sudah sini juga, sedangkan lahan yang sederetan ini, adalah lahan warga saya, jumlah nya ada 150 bidang lahan, dan jika di total, semuanya ada 7500 hektar.
Sedangkan tanah seberang itu, 9 ribu hektar, terdiri dari 300 bidang tanah,
Baiklah, saya bayar, dengan tiga model harga, tentu yang dekat jalan lebih mahal dari yang di belakang, tapi tenang saja, saya akan memberi harga terbaik, tapi tolong berapa harga permeter yang kalian inginkan,
"Saya Pemilik lahan 120 Hektar, depan jalan aspal, kalau boleh harganya 1.3 juta per meter,
Akhirnya kesepakatan harga terjadi, 1.3 depan, 1.1 juta tengah 900 ribu belakang.
Warga sangat senang mendengarnya, dan Kinanti, mengatakan hari Sabtu, semuanya berkumpul dan membawa KTP dan KK serta Sertifikatnya, saya dan Tim dan Tim akan datang.
Dan mohon maaf pak Lurah, bisakah anda mengundang Pak Camat juga sekaligus, tanya Kinanti.
"Bisa Nona Muda, saya akan mengundang nya, jawab Pak Lurah.
Sementara di lokasi Perkebunan Herbal, terjadi perdebatan antara, Jonathan Arlington dan Kepala Perkebunan.
"Hey kamu, panggil bosmu sekarang, katakan padanya, saya Jonathan Arlington, dari Keluarga Arlington di ibukota, menginginkan kebun ini, ucap Jonathan kembali kumat sombongnya.
"Tolong hargai bos kami, jangan bicara seenaknya kamu, apakah Keluarga mu itu wajib kami hormati, kenal saja tidak, ketus kepala Perkebunan.
"Makanya baca berita, atau nonton berita di TV, agar paham, kamu beruntung ketemu saya Pewaris Tunggal seluruh kekayaan Arlington.
"Beruntung ! Hehe yang ada kamu datang seperti hantu, dan seenaknya memerintah disini.
Asal kamu tahu, Nona Muda kami, tidak kasar dan sombongnya sepertimu, apa hebatnya jadi Pewaris Tunggal.
Lebih hebat Nona Muda kami, biarpun Yatim Piatu, tapi mampu membangun usaha sendiri dari nol.
Tampang tampang saja berpendidikan tapi ternyata tidak punya sopan santun, sengit kepala perkebunan.
"Harap anda jangan menghina majikan saya, bentak Frans
"Saya lebih berumur dari kalian berdua, jadi kalian yang harus bicara dengan sopan, lalu kalian datang tanpa di undang, langsung memaksakan Nona Muda kami ke sini, apakah di perusahaan kalian bisa Nona Muda kami bertindak seperti anda? Hardik kepala perkebunan.
"Ya jelas beda, kalian itu siapa, sudah bersyukur aku jauh-jauh datang untuk memberikan uang banyak kepada Nona Kalian.
"Hahahaha, apa kamu pikir Nona Muda kami Pengusaha miskin, apa tidak tau, Nona Muda kami membeli tanah 15 ribu hektar dengan sekali bayar.
Apakah kamu punya sebesar punya Nona Muda kami ? Anda bisa tanya ke pemerintah disni, berapa luas lahan disini, kalau tidak percaya, bahwa luas lahan ini total semuanya 20 ribu hektar, semuanya di bayar Tunai.
Saya percaya, kamu orang kaya, tapi saya tidak yakin kalau kamu lebih kaya dari pada Nona Muda kami, ucap Kepala Perkebunan menohok.
"Banyak Sekali ceritamu, hanya pegawai rendahan saja sudah berlagak seperti kamu bosnya, bentak Jonathan.
"Silahkan pergi dari sini, dan tinggalkan nomor telpon anda, saat Nona Muda saya ke sini nanti saya kasih ke Nona Muda, perihal kamu ingin membeli lahan ink sebesar 500 milyar atau 5 triliun, pojoknya seperti itulah, jawab Kepala Perkebunan.
"Security, tolong antar tamu, dan lain kali, hafal tampang 2 orang ini, jangan di kasih masuk ke wilayah sini, Disni kawasan steril, nanti mereka bawa penyakit dari luar, usir Kepala Perkebunan, ucap Kepala Perkebunan.
"