Ratu Ketiban Duren

"Bukan surat izin mengemudi, Daddy." Dalam hatinya Akhtar berkata, "kenapa calon mertua aku begini amat ya. Mana mungkinlah aku minta SIM ke sini?"

Raja dan Pangeran tak bisa menahan tawa melihat wajah Akhtar yang tertekan menghadapi Daddy mereka.

"Kasihan banget bang Akhtar," ucap Pangeran sambil tertawa. Ia memegang perutnya tak tahan melihat wajah Akhtar yang sangat tertekan.

"Kamu akan menghadapi uniknya Daddy, selamat tertekan," ucap Raja dengan tertawa juga.

"Kenapa kamu diam, tadi katanya mau minta izin." Azril berkata dengan datar, membuat Akhtar makin gugup.

"Aku ingin minta izin untuk membawa Ratu ke kampung halamanku, di kota Padang," ucap Akhtar. Nampak ia menarik napas lega setelah mengucap itu.

"Kamu sepertinya melunjak ya. Baru diizinkan buat dekati Ratu, saat ini kamu ingin bawa anakku kabur."

"Bukan dibawa kabur, Daddy," ucap Akhtar sambil mengacak rambutnya frustrasi.

"Buat apa kamu bawa Ratuku ke kampung halamanmu. Emang halaman berapa dan bab berapa, serta judulnya apa kampungmu itu?"

"Daddy, itu kampung halaman. Bukan halaman novel," ujar Ratu. Azril tersenyum semringah dengan putrinya itu.

"Daddy, jangan buat Akhtar bingung. Kasihan!" ucap Raja sambil tertawa.

"Bang Akhtar, jangan bingung. Daddy kalau belum minum obat emang gitu.Suka ngelantur. Harus kuat mental ya menghadapi Daddy. Bang Felix aja pernah sampe masuk rumah sakit di ajak adu jotos sama Daddy. Dijadikan samsak," ucap Pangeran.

"Dijadikan samsak tinju?" tanya Akhtar.

"Iya ... dan masuk rumah sakit seminggu." jawab Pangeran.

"Tapi kamu jangan takut, cuma bonyok dan harus di rawat seminggu aja, kok," ujar Raja.

Akhtar bergidik ngeri mendengar ucapan Raja dan Pangeran, sendangkan Daddy Azril tersenyum dengan bangganya.

Zeya tak bisa lagi menahan tawanya. Suami dan anak-anaknya jika berkumpul selalu saja begitu. Membuat tamu pada ketar ketir. Kalau nggak karena ketakutan atau karena malu mereka kerjai.

Pernah Felix datang di hari minggu untuk mengajak Ratu jalan. Tapi Raja dan Pangeran mengerjainya. Sebelum Felix datang Daddy dan Raja kepasar, ia membeli belut dan memasukan ke kolam ikan.

Dengan tanpa rasa berdosa Raja dan Pengeran meminta Felix mengambil belut yang ada di kolam. Tak ingin mengecewakan Raja dan Pangeran, pria itu berusaha mengambilnya terus hingga ia masuk ke kolam dan basah.

Acara jalan-jalan batal karena pakaian Felix yang telah basah kuyup. Ia akhirnya pamit. Ratu yang telah siap-siap pergi sampai ngambek dengan kedua saudara laki-lakinya itu.

Pada akhirnya Daddy yang harus membujuk dengan membawa jalan ke kafe es krim. Ratu tak akan bisa menolak kalau udah menyangkut es krim. Gadis cantik itu pecinta berat makanan dingin tersebut.

"Jangan percaya, Om. Daddy tak sejahat itu. Daddy pria terbaik yang aku kenal," ucap Ratu.

"Karena kamu putri kesayangan Daddy. Apa kamu lupa saat Felix di tonjok Daddy, karena membuat kamu terluka saat berkendaraan dengan motornya," ucap Raja.

Ratu jadi mengingat saat itu, dimana ia dan Felix pergi jalan-jalan dengan motornya Felix. Malang tak dapat ditolak, Felix yang asyik mengobrol dengan Ratu tak melihat ada lubang, yang mengakibatkan mereka jatuh dan Ratu terluka.

Azril yang tak terima putrinya terluka, langsung terbawa emosi. Hingga ia menampar Felix berulang kali. Azril emosi karena Felix pergi juga tanpa seizin darinya. Ia mengajak Ratu langsung dari kampus.

Ratu menangis meminta maaf, semua juga salahnya, kenapa ia mau diajak Felix. Barulah Azril tenang setelah melihat putrinya menangis dan memohon maaf.

"Sudah ... sudah, kalian semua membuat Akhtar ketakutan aja. Sebenarnya kamu mau minta izin berapa hari dan ada acara apa?" tanya Zeya.

"Aku ingin mengenalkan Ratu pada kedua orang tua dan saudara yang lain. Kebetulan saudara sepupu aku ada yang nikah. Kalau diizinkan aku ingin mengajak Ratu selama lima hari."

"Aku ikut ...." ucap Pangeran.

"Bunda tidak bisa mengatakan ya atau tidak. Semua tergantung Daddy dan Ratu. Cuma Bunda ingatkan, jika kalian belum menikah. Apa nggak akan lain pandangan orang saat kamu membawa anak gadis. Bunda percaya kamu dan Ratu tidak akan berbuat macam-macam."

"Aku pastikan tidak apa-apa, Bunda. Aku mengenalkan Ratu sebagai calon pendamping aku nantinya."

"Bukankah kedua orang tuamu telah tiada!" ucap Azril.

"Daddy tau?" tanya Akhtar kaget

"Semua tentang kamu sudah aku ketahui, jadi kamu nggak akan pernah bisa membohongi aku."

"Kedua orang tua kandung aku memang telah tiada. Di Padang saat ini adalah adik dari mama, aku telah menganggap seperti ibuku sendiri."

"Apa kamu yakin akan membawa Ratu?" tanya Azril lagi.

"Jika Daddy mengizinkan."

"Bagaimana,Sayang.Kamu mau ikut ke Padang bersama Akhtar. Ke Padang, seperti yang kamu inginkan dari dulu. Kamu ingin ke sana,bukan?" bisik Azril.

"Kalau Daddy mengizinkan."

"Aku percaya sama kamu, karena kamu adalah sahabatnya Raja. Ia menjamin kamu tak akan melakukan hal buruk dengan Ratu. Raja, ini juga menyangkut kepercayaan Daddy, jika ternyata Akhtar melakukan kesalahan, kamu yang akan pertama kali Daddy minta tanggung jawabmu."

Selain meminta orang suruhannya untuk menyediki siapa Akhtar, Azril juga telah mendapat banyak cerita dari Raja mengenai siapa Akhtar dan bagaimana masa lalunya.

Akhirnya ia mengizinkan Ratu pergi bersama Akhtar. Azril percaya jika putrinya bisa menjaga diri. Ia juga meminta Akhtar untuk dapat menjaga kepercayaan darinya.

Tanpa Akhtar tau, Azril meminta orang suruhannya untuk mengikuti Akhtar dan Ratu pergi. Ia ingin tahu, apakah pria itu bisa dipercayai?

Bersambung