NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 14

Setelah perjalanan yang memuakkan, Qyara akhirnya sampai di kota yang memiliki lima matahari itu. Tujuan pertamanya adalah rumah mertuanya yang terletak agak jauh dari bandara. Setelah memesan taksi, ia pun segera pergi kesana. Ia harus segera menjemput anaknya.

Kedatangan Qyara langsung disambut oleh Rimar yang tengah menyirami taman kecilnya. Wanita paruh baya itu langsung menyunggingkan senyumnya setelah melihat menantu kesayangannya. Ia langsung meletakkan selangnya dan mendatangi Qyara.

“Eh anak mama kok udah pulang? Dirga ada pasien kritis? Kenapa udah pulang?” cecar Rimar seraya memeluk menantunya.

Sejujurnya Qyara bingung harus menjawab apa. Apakah ini waktunya ia untuk jujur pada ibu mertuanya? Haruskah ia menjelaskan yang sebenarnya pada Rimar tentang perpisahannya dengan Dirga? Atau ia harus menutupinya untuk saat ini?

“Mas Dirga masih di Bali, ma. Aku pulang sendiri.”

Tentu saja raut Rimar langsung berubah. Wanita itu terlihat terkejut sekaligus penasaran, “Lho kenapa? Kalian ada masalah? Kamu diapain sama Dirga?”

“Mama... nanti aku jelasin ya tapi sekarang aku mau nemuin Verro dulu. Verro dimana ma?”

Firasat seorang ibu memang tak pernah salah. Sejak Qyara mengatakan bahwa wanita itu hanya pulang sendiri, hati Rimar mendadak tak enak. Dan sekarang, ia pun mengerti. Ia bisa mengetahui bahwa rumah tangga anaknya sedang tidak baik-baik saja hanya dengan melihat raut menantunya.

Rimar hanya mengangguk dan menepuk bahu Qyara, “Verro ada di kolam renang. Lagi renang tadi dia, coba kamu kesana.”

“Okey ma. Makasih.”

Qyara segera menyeret kopernya menuju pinggir kolam renang. Ia duduk di ayunan yang ada di pinggir kolam seraya mengamati putra semata wayangnya yang sedang melakukan berbagai gaya berenang.

Bibir Qyara tersungging tanpa sadar. Ia tak menyangka jika anaknya sudah sebesar ini. Sebasta Naverro Ganeswara, laki-laki yang ia lahirkan dengan penuh pengorbanan. Laki-laki yang sangat ia sayangi di dunia ini, yang sangat ia jaga hatinya nyatanya ia juga yang harus menjadi luka terbesar bagi Verro.

Perpisahan adalah hal terburuk yang harus anak-anak rasakan meskipun mereka tak tau apapun tentang masalah kedua orang tuanya. Dulu Qyara pikir perpisahan adalah hal yang biasa, bahkan ia selalu meminta ibunya untuk bercerai dengan ayahnya setiap ibunya menceritakan tentang masalah yang ibu dan ayahnya alami.

Pernah suatu hari ketika Qyara sedang membantu ibunya di warung. Sania, wanita paruh baya itu bercerita tentang kelakuan ayahnya yang kembali bermain perempuan lain. Saat itu dengan percaya dirinya Qyara menyuruh Sania untuk mengurus surat cerai tetapi Sania selalu berkata bahwa kebahagiaan anaknya lebih penting. Wanita itu selalu memikirkan Dennis yang masih kecil.

Dennis merupakan adik Qyara yang saat itu masih kelas enam SD. Adiknya dulu memang sangat dekat dengan ayahnya, karena itu ibunya tak ingin menceraikan ayahnya karena memikirkan kebahagiaan Dennis.

Saat itu Qyara benar-benar tak mengerti mengapa Dennis dijadikan alasan. Namun sekarang ia mengerti bahwa setiap orang tua pasti memikirkan kebahagiaan anaknya terlebih dahulu. Begitupun ia kepada Verro. Hanya saja ia tak bisa tetap mempertahankan rumah tangga nya hanya demi melihat Verro bahagia.

Qyara sangat mengerti anaknya dan ia sangat yakin jika ia tetap memilih bertahan pun Verro akan langsung mengetahui masalah yang terjadi antara dirinya dan Dirga. Bocah laki-laki itu akan dengan cepat memahami situasi yang ada, jadi daripada membohongi Verro ia lebih memilih untuk jujur pada bocah itu.

“Verro sayang,” panggil Qyara yang membuat Verro menoleh.

Bocah yang masih berada di kolam renang itu langsung menepi ketika melihat wajah ibu nya lagi. Dengan cepat ia naik dan menghampiri ibunya. Senyum cerianya benar-benar terpancar dengan indahnya pada wajah tegas itu.

“Akhirnya bunda dateng juga. Verro kangen, bun. Verro mau peluk bunda tapi Verro lagi basah kuyup gini.”

Qyara tak dapat menyembunyikan senyumannya mendengar ocehan anaknya. Tanpa aba-aba ia pun merentangkan tangannya, “Ya udah sini peluk bunda.”

Senyum Verro semakin ceria. Ia langsung memeluk ibunya dengan erat setelah mendapatkan lampu hijau. Meskipun tubuhnya basah, tetapi pelukan Verro mampu menghangatkan hati Qyara.

“Bunda... ayah nggak ikut pulang?” tanya Verro setelah melepaskan pelukannya.

Sebelum menjawab, Qyara terlebih dahulu menepuk tempat kosong di sampingnya agar anak itu duduk. Ia menapik napas panjang sebelum menjelaskan, “Verro, umur Verro kan udah enam tahun. Sudah besar kan ya, jadi sudah bisa kan bunda ajak ngomong serius?”

Dengan cepat anak itu pun mengangguk, “Bisa bun. Bunda mau ngomong apa?”

“Emmm jadi soal ayah dan bunda... Setelah ini, bunda dan ayah nggak bisa tinggal bersama lagi di apart. Set-“

“Bunda, nggak usah diterusin, Verro udah paham,” potong Verro.

Anak laki-laki itu tersenyum teduh dan menepuk pucuk rambut ibunya beberapa kali, “Bunda hebat, Verro tau itu. Gapapa bun, Verro bakal selalu ikut sama bunda. Verro yang akan selalu jagain bunda meskipun udah nggak ada ayah yang bisa jagain bunda.”

Hati ibu mana yang tak menangis mendengar pernyataan menenangkan dari anaknya yang masih kecil. Bagaimana bisa Verro bersikap dewasa seperti ini? Bagaimana bisa anak sekecil itu bersikap seperti seorang pria dewasa yang memiliki tanggung jawab besar?

Kali ini Qyara tak dapat lagi menahan air matanya. Kelopak matanya tak sanggup lagi membendung kristal bening yang mendesak untuk mengucur. Ia lemah. Qyara tak lagi bisa menjadi wanita kuat.

Beruntungnya Qyara memiliki anak laki-laki yang begitu dewasa. Verro dengan sigap menyeka air mata ibunya dan kembali memeluk wanita itu, “Bunda kapan kita pulang ke rumah nenek?”

“Nanti malem ya nak, bunda udah pesen tiket buat kita ke rumah nenek. Verro gapapa kan kalau harus izin sekolah dulu?”

“Gapapa bun. Ya udah bun, Verro mau nyiapin baju-baju Verro dulu ya,” ucap Verro sebelum melesat menuju kamarnya.

Setelah memastikan kepergian Verro, Qyara segera mendatangi Rimar yang sudah menunggunya di ruang keluarga. Wanita paruh baya itu bahkan sudah menyiapkan camilan pedas kesukaannya. Dengan cepat ia pun berlari dan memeluk ibu mertuanya dengan erat. Tak ada kata-kata yang mampu menjelaskan selain air mata yang terus mengalir.

“Sssttt... tenangin dulu diri kamu. Kalau sudah tenang baru cerita ke mama ada apa sebenarnya,” tutur Rimar seraya menepuk punggung Qyara.

Beberapa menit setelah merasa lebih tenang, Qyara akhirnya memberanikan diri untuk menjelaskan yang sebenarnya, “Mama... Maaf kalau Ara banyak salah sama mama selama jadi menantu mama. Tapi ma, Ara mau minta izin sama mama buat pisah sama Mas Dirga. Maaf ma, Ara udah nggak bisa lagi jadi istri Mas Dirga.”

Tentu saja Rimar syok mendengar kabar yang mengejutkan itu, apalagi kabar yang menyangkut rumah tangga anaknya. Ia menggenggam kedua tangan Qyara dengan erat, “Kamu sudah benar-benar yakin sayang? Kamu sudah mikirin matang-matang? Kamu yakin nggak akan menyesal nantinya?”

Menyesal atau tidak Qyara tak tau. Ia bukan Tuhan yang bisa mengetahui masa depan tetapi untuk sekarang ia rasa keputusannya sudah bulat. Ia mengangguk dan tersenyum,

“Aku udah yakin ma.”

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!