NovelToon NovelToon
Keturunan Terakhir

Keturunan Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / spiritual / cintamanis / Persahabatan / Kutukan / Romansa
Popularitas:24.5k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Keturunan Terakhir, mengisahkan perjalanan ke lima remaja dalam mengabdi di suatu yayasan yang menyimpan misteri. Tazkia, si gadis dengan kemampuan istimewanya, kali ini ia berjuang melawan takdirnya sendiri, menjadi keturunan terakhir yang akan jadi penentu untuk anak turunnya. Dia harus mendapatkan cinta sejati. Namun, disisi lain ia tak ingin mengorbankan persahabatannya. Lantas bagaimana Kia menyikapi antara cinta dan sahabat?

Kisah ini adalah kisah lanjutan dari novel sebelumnya, berjudul TEROR BAYI BAJANG. Jika kalian bingung bacanya, disarankan baca novel pertamanya dulu ya. Happy reading yeorobun. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Belas

Beberapa menit sebelumnya...

Terbiasa bekerja sedari kecil membuat Devina handal dalam setiap hal, gadis cantik itu melalui masa kecil yang tak mudah, abinya bekerja sebagai tukang becak sedangkan uminya menerima jasa gosok pakaian tetangga. Adiknya banyak hingga keuangan mereka bisa dikatakan jauh dari kata cukup. 

Devina kecil sudah terbiasa bekerja untuk mendapat uang saku, ia bahkan rela mengerjakan pekerjaan rumah kakak kelasnya agar bisa membayar ujian. Meski begitu ia tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar yang selalu membuat orang tuanya bangga berkat prestasi yang dimilikinya. 

“Devi, perut aku sakit, aku tinggal ke toilet bentar ya.” Seorang gadis berlari-lari kecil menuju toilet, rambut sebahunya bergerak mengikuti langkah kaki, “oh ya Dev, kayaknya stok tepung habis. Tolong sekalian diisi ya.” 

“Baik, serahkan saja padaku.” Dengan senang hati Devina mengerjakan permintaan temannya, ia harus mengisi stok tepung di rak tengah yang sudah menipis. Kardus tepung yang kebetulan berada di rak atas membuatnya harus berjinjit-jinjit, tangannya terus menggapai angin. Memang mustahil rasanya ia bisa meraih kardus itu tanpa alat bantu. 

Devina melirik kursi dan menemukan ide. Mencoba naik ke atas kursi roda putar itu untuk bisa meraih kardus tepung. “Bismillah, tolong kerjasamanya ya kursi, jangan bergerak sebelum aku berhasil mengambil kardus, oke?”

Devina terus menjaga keseimbangan, agar kursi tak bergerak sebelum ia berhasil membawa kardus dalam pelukan. Sebenarnya beberapa kali ia berhasil dengan cara seperti ini, roda kursi di bagian kasir memang agak berkarat, sehingga itu membuat pergerakan pegas roda sedikit terhambat dan memudahkannya menggunakan kursi sebagai pijakan. 

Tapi hari sial memang tak ada dalam kalender, tiba-tiba saja roda yang biasanya bermasalah itu meluncur bebas membuat tubuh Devi terlempar. “Aaaah…” teriaknya. 

“Kamu nggak apa-apa?” 

Pertanyaan yang terdengar bagai angin lalu, Devi lebih fokus pada wajah lelaki penolongnya yang berada tepat di depan mata, ia tertegun untuk beberapa saat. “Hallo, Kak..” 

“Oh, maaf Husin. Ehm, aku tidak apa-apa.” Berusaha berdiri sambil menahan malu. 

“Kakak mau ambil apa?” 

“Ah, i-itu.” Devi menunjuk kardus tepung diatas rak. Husin membantunya mengangkat kardus bahkan tanpa harus berjinjit, Devi kagum melihat hal itu. Ia baru sadar jika Husin sangat tinggi, bahkan tinggi Devi hanya sepundak Husin saja. 

“Ini, mau ditaruh dimana Kak?” 

“Letakkan disitu saja.” 

Husin mengikuti instruksi Devi meletakkan kardus di lantai. “Ada lagi yang mau diambil Kak Devi?” 

“Tidak ada, terima kasih Husin kamu sudah membantuku.” Devina tersenyum ramah, ia merasa sangat beruntung malam ini, kedatangan Husin membuatnya terhindar dari celaka. 

“Sama-sama Kak, lain kali jangan angkat sendiri apalagi pakai kursi roda begini, bahaya."

“Lantas, haruskah aku minta tolong kamu saja?" Devi mengedipkan mata.

"Eh, ehm... b-boleh Kak. Kalau aku bisa insya Allah aku bantu," jawab Husin gagap. Jujur ia tak menyangka Devina yang selama ini terlihat pendiam bisa menggodanya begitu.

"Benarkah? baiklah awas kalau kamu tak menolongku saat aku minta bantuan. Oh iya, jangan panggil aku kakak. Panggil aja Devi, usia kita hanya selisih setahun,” pinta Devi malu-malu. 

“Ah aku merasa tidak enak, biarlah aku panggil kakak seperti yang lain.” 

“Cobalah dulu, panggilan kakak sebenarnya membuatku merasa seperti orang tua, padahal usia kita tak terpaut jauh.

“Baiklah, De-Devi.” 

“Nah gitu dong, kan enak di dengarnya. Oh iya kamu mau beli apa? ambillah aku traktir kamu malam ini, asal jangan banyak-banyak bisa bangkrut aku nanti.” 

“Tak perlu, terima kasih.” 

“Oh ayolah, aku tak suka berhutang budi pada orang lain.” 

“Baiklah kalau kamu memaksa, aku ambil ini aja.” Husin meraih sebotol minuman kopi coklat dari dalam lemari pendingin, ia lantas berjalan menuju ruang santai yang terletak diujung swalayan setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih dan berpamitan. Menikmati minumannya sembari mendengarkan musik dari earphone yang baru dibelinya tadi siang bersama Ijan. 

Husin bisa mendengar percakapan Devina dengan rekan kerjanya, gadis itu kembali meminta Devi mengambil stok produk di gudang. Husin tau, wanita berambut pendek itu selalu membuat Devina bekerja lebih keras daripada dirinya. 

***

“Katanya sakit, tapi makan ice cream kamu Kia?” 

“Ah, ya Allah.” Mata Kia melotot, ice cream di tangan yang baru saja dinikmatinya terjatuh di atas ubin. Mulut menganga tak percaya dengan apa yang terjadi, mata melirik lelaki penyebab hancurnya momen indah yang baru saja dimulai. 

“Husin!! lihat apa yang kamu lakukan? ice creamku… aaarghh.. tanggung jawab nggak?” Berdiri menatap Husin dengan tatapan tajam, jujur saja Kia sangat kesal pada lelaki itu. 

“Bukan salahku, kamu sendiri yang jatuhin. Lagian katanya sakit malah makan ice cream atau jangan-jangan kamu pura-pura sakit ya Kia? ya kan? aaah, aku tau pasti alasanmu. Astaga… Tazkia!?” 

“Jangan mengalihkan pembicaraan, menerka hal-hal tak guna. Sekarang, ganti dulu ice creamku. Pokoknya ganti….!” 

“Kalau aku nggak mau gimana? wlee.” Husin menjulurkan lidah, dari dulu ia memang sangat suka menggoda Kia hanya saja beberapa momen membuatnya harus tetap stay cool di depan gadis itu. Termasuk saat perjalanan mereka ke yayasan Uswatun Hasanah, bukan Husin enggan menjawab pertanyan Kia saat itu, ia hanya sedang mabuk kendaraan dan tak ingin gadis itu tahu kelemahannya. 

“Entahlah, tak ada gunanya ngomong sama kamu.” Kia benar-benar kesal dan meninggalkan Husin begitu saja. Tak peduli lelaki itu mengikuti langkahnya kembali ke yayasan. Mereka tak sadar ada yang menyimak pertengkaran mereka sejak awal. 

“Ki, Kia.. tunggu dulu dong,” panggil Husin yang tak dapat respon sama sekali dari gadis itu, hatinya terlanjur kesal hingga enggan menoleh. “Kia, kamu tau aku tak sengaja kan? ayo kembali ke swalayan aku akan belikan lagi.” 

“Sudah nggak mood,” jawab Kia singkat. 

“Ya udahlah kita bangunkan lagi mood kamu yang berantakan itu ya, Kia…” 

Gadis dengan lesung pipi itu tetap saja tak berhenti, ia bahkan sedikit berlari demi menghindari Husin, tapi Husin malah mengejarnya. Dan… BRUG…

“Ahhh…” 

“Astaga, maafkan kami. Kami tak sengaja,” ucap seorang wanita berambut lurus sebahu, di sampingnya seorang lelaki menatap Kia dengan pandangan heran. 

“Ah tidak apa-apa mbak, justru saya yang harus minta maaf karena berlari dan tak melihat jalan, barang bawaan mbak jadi berantakan.” Kia berusaha membantu memungut alat-alat makeup yang tercecer dari dalam tas tangan wanita itu. 

“Kia, kamu nggak apa-apa?” Husin hendak membantu Kia berdiri tapi gadis itu menolak, Kia mengangguk singkat dan kembali fokus membantu wanita di depannya.

“Tidak apa-apa, siapapun bisa melakukan kesalahan,” jawab wanita itu sembari melempar senyum pada Husin dan Kia. 

“Tidak bisa begitu, saya tak suka merasa bersalah pada orang lain. jadi, bolehkah saya mengenal mbak? mungkin suatu saat saya bisa menebus kesalahan saya.” 

“Tentu saja boleh, kalian guru baru yang dari kota itu kan?” Wanita itu berdiri setelah isi tasnya kembali tertata rapi. Kia tersenyum mengangguk. 

“Baiklah, perkenalkan. Namaku Inem Sulastri, dan ini kekasihku mas Heru. Kami bekerja di kantin, pasti kamu sudah pernah lihat kami kan? Inem Mengulurkan tangan dengan percaya diri tinggi, senyum Kia sempat hilang tapi ia berusaha tetap terlihat tenang. Menerima jabat tangan bersamaan dengan bersinarnya liontin di lehernya yang tertutup hijab. 

1
Andini Andana
begitulah cinta... ribet nya tiada akhir 🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣
Ai Emy Ningrum: iihhh jgn sampe, Gusti..jauh2 deh dr yg bgituh #ketok2pintu 🙀🙀🙀
Andini Andana: amit amit #ketoklantai
total 7 replies
FiaNasa
pokoknya Thor,,aq bener² gak setuju klau Devina jadian m.husin,wanita licik yg mau menghalalkan segala cara tanpa memikirkan perasaan orang lain seperti Devina tak pantas mendapat lelaki sebaik Husin,,pokoknya no no no no Devi dg Husin..aq gak rela,,smoga kelicikan Devina cepet terbongkar
ERiyy Alma: santai santai... tarik nafas... wkwkwkwk . Tp emang ada beneran loh cewek kek Devina gitu, othor pernah nemuin. /Grin/
total 1 replies
Fatimah Ziyadatul Khair
padahal bagus ceritanya
Fatimah Ziyadatul Khair
kalau hijrahnya rendra karena kia, maka sia2 aja. nanti kalau kia gak mau sama rendra, dia bakal balik lagi jadi preman. kasian..
ERiyy Alma
Pagi yeorobun. Selamat hari raya idul Adha bagi yang merayakan ya.. mohon maaf lahir batin buat semua.

Oh iya, hari ini othor izin libur ya. Insya Allah besok up lagi. /Kiss//Pray/
𝗞𝘂ͥ𝗿ᷱ𝗻ͥ𝗶ᷱ𝗮͜ ⁿʲᵘˢ
tetep semangat berkarya Thor 💪🏻🤗
ren rene
ta kusangka devi
Meidiana Meidiana
semangat thor,ceritanya bagus.
Rossyana Devi
jahat benar si Devi ni.
FiaNasa
ini pasti Devi,,wah,,ancaman baru untuk kia nih,,pasti lelaki itu ayah Rendra,ternyata Devi g sebaik & selembut tutur kata & prilakunya..
tse
tuh bener kan firasatku kalo devi itu ga bener orangnya... punya rahasia apa ya... pasti lelaki itu pa darma atau orang suruhannya, yg memyuruh devi buat mencelakai kia... kia hati2 ya...
Andini Andana
wiiih Devi punya rahasia besar, jadi musuh dalam selimut nih buat Kia dkk /Shy/ dari awal mencurigakan sih dia memang..
Ai Emy Ningrum: bikin ribut seisi rumh gegara makhluk satu ini 👉🏻🐁🦟
Andini Andana: iiiih ini 🐁 mah serem kalok sampe nyasar ke kasur 🙀🙀🙀
ini 🪳 aja udh bikin histeris 😳😱
total 7 replies
tse
selesaikan ya ka, bagi ku novel ini ceritanya bagus ko
FiaNasa
skrg aq kok gabut ya,,soalnya kia juga gak bisa lihat masa lalu Rendra,,awwww....pening deh,,sebenarnya jodoh kia ini siapa ya,Rendra apa Husin 😭😭😭
FiaNasa: udah habis satu teko Thor 😀
ERiyy Alma: jangan dibikin pening kakak say, ngopi dulu yuk.. /Grin/
total 2 replies
Khoirun Ni'mah
ah aq kok jadi pindah haluan,,, aq mendukung Rendra dg kia.... kasihan Rendra dg masa lalunya
Imaz Ajjah
bener kak ak aj nyampe nyesek,nangis pula,,,bener kasihan Rendra jg ya,semua in pasti ad hubungan SM bapaknya dn Rendra tau sesuatu....aaahh yg sering dong up nya thooorr,,,makin seru nich....tp sayang ku cum bisa ngasih bunga,ngg punya buat ngasih vote..😁
Imaz Ajjah: siap",,,nanti tak lemparin...😃
ERiyy Alma: tenang, vote tersedia hari senin. Lempar yak kak, ku tadahin pake karung. /Grin/
total 2 replies
Andini Andana
duh bikin galau kan.. tadinya kirain Husin doang yg gak kebaca masa lalu nya eeh nambah pula si Rendra /Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: siip 🤫🤫🤐🤐
Andini Andana: okeeh.. 🤐🤐/Ok//Ok/
total 14 replies
Rossyana Devi
jadi ngak suka sama Devi
FiaNasa
gedeg banget m.devi nih,,kayaknya Devi mulai merasa klau Husin suka m kia nih,,awas kamu ya dev jika berbuat macam² m kia ya,,belum lagi selesai dijelasin malah marah g karuan m kia,,ngaca dong dev,,Husin emang g suka m lo
tse
ha.. devi cemburu ya... kan emang kia dari dulu udah sama husin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!