Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bryan sadar
"Evaa!!
Brugh!!
Dengan sisa-sisa kekuatan yang masih ada, diraihnya tubuh istrinya dan dipeluk erat. Tiba-tiba seberkas cahaya merah menyelubunginya dan sebelum tubuhnya sampai ke aspal, pandangannya gelap dan kabur. Namun tidak dengan jatuhnya. Bryan berguling terbentur tembok.
Ting tong ting tong.
Dengan posesif Bryan memeluk istrinya yang empuk. Eh kok empuk?? Kok jadi guling?
"Apakah ini di rumah sakit?" serunya dalam hati. Emmm sebentar. Dimana ini?
Bryan mengedarkan pandangannya. Ini sepertinya.. Mmmm
Ting tong ting tong...
Drrt drrrt drrrt...
Ponsel siapa yang berbunyi? Dengan tergesa di sambarnya ponsel yang di dekatnya yang sepertinya ikut terjatuh itu.
"I.. iya?"
"BRYAN!! MAU SAMPAI KAPAN MAMI DISURUH BERJAGA DI DEPAN APARTEMEN??"suara cempreng Maminya terdengar baik di ponsel maupun di dunia nyata.
"Sebentar Mami.. " Bryan tergopoh-gopoh membuka pintu. Dia masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Mau pulang ke Indonesia tidak?"
"Mi, istriku gimana Mi? Bagaimana keadaannya?"
"Istri??"
"Istrinya siapa? Kamu jangan aneh-aneh ya! Kamu sudah menikah dengan siapa?" tanya Nyonya Leonard sambil dengan gemas mencubit pinggang anaknya.
"Aw.. aw... sakit Mi!"
Tuan Leonard langsung menelpon ajudannya.
"Tuan, kemaren Tuan Muda Bryan tidak kemana-mana kecuali membeli pernak pernik kecil dan tidak ada laporan Tuan muda Bryan bersama dengan wanita!" Leonard langsung melihat sekeliling. Jangan-jangan anak semata wayangnya mengkonsumsi narkoba.
"Nih, tiketmu!" ujarnya kemudian setelah memeriksa barang-barang Bryan dengan cermat. Sementara Bryan masih memeluk gulingnya dengan posesif.
"Tiket? Kemana?"
"Pulang!"
"Istriku dimana Mi.. Aku mencintainya..!"
Maminya langsung prihatin. Mungkin karena sudah lama dia di London sehingga dia mungkin menjadi halu ketika disuruh pulang ke Indonesia.
"Nak, kamu belum menikah!"
"Aku sudah bulan madu bersama dia Mi... "
"Kamu hanya bermimpi saja Nak. Ayo segera kemasi barang-barangmu!" Nyonya Leonard kini benar-benar kuatir dengan keadaan Bryan.
Bryan menerima tiket itu dan merasa ada yang ganjil disitu.
"Mi, ini tiketnya salah. Kenapa tertulisnya tahun 2022? Salah ketik kali ya? "
"Lha menurutmu ini taun berapa? Lihat jam tanganmu! Lihat kalender akademismu. 4 hari yang lalu kau baru saja wisuda!"
"Hah kenapa bisa?" 2022? Kan ini sudah tengah 2024!"
Dengan ragu Bryan melihat sekeliling dan kemudian berlari keluar.. Ini masih di Slade Park yang berada di Horspath Driftway, Headington. Hanya beberapa blok saja dari Universitas Oxford. Universitasnya. Di depannya terlihat Slade Meadows
"Kenapa aku bisa kembali ke tahun ini? Ya Tuhan!! Berarti aku masih memakai kawat gigi." Dilihatnya kembali ke cermin depan pintu masuk apartemennya.
"Hah!! Kenapa aku berjerawat dan berkawat gigi??" Dan kenapa perutku gendut??"teriaknya histeris.
"Aaarghhh"
"Sudahlah.. Kawat gigi itu sebulan lagi bakal dilepas. soal jerawat nanti Mami cariin dokter kulit terbaik. Soal perut gendutmu, nanti bisa ke Gym. Yang ngga tertolong itu halumu!!" teriak Maminya sekarang dengan kalap!
"Sudah Mami Katakan, Bryan Eduardo Leonard, Kamu Belum BERISTRI! Jadi, jangan bilang tentang istrimu terus. Jika di luar sana memang ada istri atau kau anggap istri, Semoga dia baik-baik saja!!"
Bryan jatuh terduduk.. "Aku terlempar begitu jauh. 2 tahun yang lalu.. Berarti aku bisa mengejar Bella. Mungkin saat ini Bella masih menjadi teman dekatku"
"Kamu ngomong apa Bry, Mami ngga ngerti. Bener deh.. "
"Mi.. Bryan sudah siap pulang.. " ujar Bryan yang masih compang camping bajunya.
"Memang dari tadi kami ini menunggumu, Bry!!"
"Sebentar, Papa mau nelpon temannya Papa dulu!"
Tuan Leonard mengeluarkan ponselnya. "Oh, hai teman baikku. Apakah besok kau ada waktu?"
"Jemput aku dong.."
"Yaaa.. sambil membicarakan kesepakatan."
"Hmmm jadi pekerjaannya tidak mengharuskan tidak menikah selama masa training kan? Aku heran mengapa banyak instansi sekarang begitu mengharuskan hal-hal seperti itu?"
"Kita percepat aja gimana? Hahahaha.. tapi jika kau mengecewakanku, perusahaanmu taruhannya! Ahahhaha.. "
