NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33 - Profesor

“Jadi ada apa, Dhan?”

Qyara segera menanyakan maksud Ardhan tanpa basa-basi terlebih dahulu. Ia tak ingin berlama-lama bersama laki-laki lain yang akan mengundang kesalahpahaman.

Pria itu pun tersenyum tipis, “Kayaknya bener dugaanku.”

“Dugaan?”

Pria itu mengangguk, “Sebenernya aku mau ketemu kamu karena aku mau ketemu suami kamu juga Ra. Kemarin waktu suami kamu jemput, aku liat ada kemarahan yang kayaknya bakalan berakibat sangat besar dalam pernikahan kalian. Jadi aku mau jelasin ke suami kamu supaya nggak salah paham.”

Sejenak Qyara melupakan fakta bahwa teman lamanya yang baru ia temui adalah seorang professor muda dalam jurusan psikologi yang tentunya memahami emosi dalam setiap gerakan tubuh orang-orang yang ia temui.

Memang benar tebakan Ardhan bahwa Dirga telah salah paham dengannya. Namun Qyara pikir tak ada yang perlu dijelaskan dan diperbaiki karena hubungannya dengan Dirga pun sudah menuju akhir. Jadi sepertinya penjelasan Ardhan pun akan sia-sia.

Wanita itu pun tersenyum ikhlas dan menggeleng, “Nggak perlu, Dhan.”

“Kenapa?”

“Sebenernya tanpa ketemu kamu pun hubungan kami emang udah nggak sehat, jadi meskipun kamu jelasin ke suami aku juga pernikahan kita nggak akan bisa kembali seperti dulu.”

“Kalian... mau pisah?”

Dnegan ragu Qyara mengangguk. “Udah aku rencanain bahkan sebelum ketemu kamu jadi kalau nggak ketemu kamu, aku yang akan ngajuin gugatannya.”

“Jadi sekarang suami kamu yang gugat?”

Kembali Qyara mengangguk sebelum menghela napasnya dan meminum jus yang ia pesan sebelumnya.

Keletihan Qyara membuat Ardhan menatapnya getir. Qyara... wanita itu tetap tak berubah. Bahkan ketika pertama kali bertemu, Ardhan dapat mengetahui bahwa wanita itu telah menyimpan banyak luka.

Meskipun Ardhan tak terlihat seperti pengamat yang tenang, tetapi ia dapat mengetahui bahwa Qyara adalah sosok yang akan selalu menyembunyikan lukanya dan menutupinya dengan wajah angkuhnya.

Namun jauh didalam hatinya, wanita itu sangat rapuh dan ketika masalahnya sudah menutup dan meletus seperti gunung berapi, wanita itu akan cenderung berlari untuk menyelamatkan diri tanpa mau memperbaiki dan menghilangkan bara api yang masih tersisa.

“Ara.”

Panggilan Ardhan membuat Qyara berdehem.

“Kalau kamu butuh tempat cerita, aku siap nampung kok Ra. Jangan sungkan-sungkan ya buat cerita. Aku nggak ember jadi kamu nggak perlu khawatir kalau mau cerita.”

Pernyataan Ardhan membuat Qyara terkekeh kecil, “Kita baru ketemu lagi Dhan. Tapi kalau maksud kamu sebagai pasien dan psikiater, aku kayaknya belum perlu itu. Aku masih kuat kok.”

“Iya deh si paling kuat.”

Kembali Qyara terkekeh kecil, pria itu memang mudah mencairkan suasana untuk membuat lawan bicaranya nyaman. Ia pun kembali meneguk jusnya sebelum berbicara, “Oh iya ngomong-ngomong kenapa kamu ke Semarang? Bukannya kampus kamu di Jogja kan kalau sama kayak Dennis.”

“Iya... Aku lagi ada urusan sih disini. Jadi Ganesh Hospital kan lagi butuh psikiater tambahan dan temenku nggak bisa. Jadi aku lagi gantiin dia sampai satu bulan ke depan.”

“Ganesh Hospital?”

“Iya. Rumah sakit milik keluarga suami kamu kan itu?”

Qyara menganggukkan kepalanya bak robot. Sungguh ia tak menyangka bahwa dunia sangat sempit untuknya. Apa yang akan terjadi jika Ardhan bekerja di tempat yang sama dnegan suaminya?

Apakah tidak apa mereka bertemu lagi? Maksudnya Dirga bahkan sudah membenci Ardhan karena mengira pria itu selingkuhannya. Jadi apakah tidak akan terjadi kegaduhan jiak Dirga melihat Ardhan kembali?

Raut serius Qyara membuat Ardhan tersenyum simpul. Sepertinya ia sudah dapat membaca pikiran Qyara dan membuat ia kembali berbicara, “Kamu tenang aja Ra. Kalau kita ketemu aku nggak akan kesulut emosi kok dan suami kamu juga aku rasa nggak akan bikin kegaduhan di rumah sakitnya sendiri.”

Wanita itu menghembuskan napasnya lelah, “Susah ya kalau mau mikir di depan professor psikologi kayak kamu.”

“Hahaha... makanya jangan mikir di depan aku kalau gitu biar aku nggak tau.”

Wanita itu pun berdecak dan menyilangkan tangannya di atas meja dan menatapi pria itu dengan serius, “Sebenernya aku tuh penasaran banget sama cara pikirnya psikiater. Kenapa dia bisa kayak cenayang bisa tau semuanya.”

“Emmm... karena manusia itu sebenernya sederhana. Bahasa tubuh cenderung lebih jujur dari pada lidah yang nggak punya tulang jadi kita bisa baca itu.”

“Kalau gitu coba kamu tebak aku lagi mikirin apa ya.”

“Ya udah coba.”

Qyara pun memposisikan tubuhnya dengan lebih nyaman dan menatap pria itu dengan penuh tekad. Ia sangat penasaran dengan kemampuan pria itu. Apakah pria itu benar-benar bisa membaca pikirannya? Sungguh, berapa banyak yang Ardhan keluarkan untuk menyelesaikan studinya hingga sangat mahir?

Di sisi lain, pria yang masih menyandarkan tubuhnya dengan santai pun tersenyum, “Kamu pasti lagi mikir kan aku beneran bisa baca isi kepala kamu atau nggak.”

Seketika netra wanita itu pun melebar dan membuat Ardhan terkekeh kecil, “Aku bener kalau dilihat dari respon kamu.”

“Emmm... coba lagi-lagi Dhan. Ini terakhir. Kalau kamu bisa baca pikiran kamu ini kayaknya aku bakalan konsultasi ke kamu.”

Pernyataan yang sangat menarik membuat Ardhan menegakkan badannya. Ia ikut menyilangkan tangannya di atas meja dan menatap Qyara dengan lekat, “Tawaran yang menarik.”

Wanita itu menyipitkan matanya. Apakah seingin itu Ardhan menjadi tempat ia untuk berkonsultasi? Maksudnya, ia pikir banyak sekali orang yang mengantri untuk berkonsultasi dengan Ardhan jadi jadwal pria itu pasti sangat padat ditambah pekerjaannya sebagai seorang dosen.

Jadi, mendengarkan masalah hidupnya bukankah akan menambah beratnya tugas Ardhan? Bagaimana bisa pria itu tahan dengan semua cerita-cerita berat pasiennya? Ditambah dengan masalah dari kehidupannya sendiri? Apakah kepala pria itu tak pecah?

“Ra stop mikirin orang lain.”

“Ha??”

“Kamu pasti lagi mikir kan kenapa aku mau banget kamu cerita ke aku? Kamu rasa masalah kamu berat banget sampe kamu mikir kalau cerita kamu bisa bikin aku stres iya kan? Kamu juga pasti penasaran kan kenapa aku tetep keliatan baik-baik aja meskipun banyak denger cerita masalah orang-orang. Iya kan?”

Kembali Qyara melebarkan netranya. Ia pun spontan bertepuk tangan seraya menggelengkan kepalanya, “Kamu hebat Dhan.”

“Sudah biasa,” ucap Ardhan dengan raut angkuhnya sebelum tertawa dan membuat wanita di hadapannya ikut tertawa.

“Nah gitu kan lebih enak dilihat kalau kamu ketawa.”

Seketika Qyara menghentikan tawanya. Ia tak sadar jika ia baru saja tertawa. Ia... tertawa? Benar, ia tertawa dan melupakan masalahnya meskipun hanya sebentar.

Semua ini... sepertinya karena Ardhan. Pria itu memang pandai membuat lingkungan ternyaman bagi orang di sekitarnya, termasuk Qyara. Ardhan... Apakah memang ia harus menjadikan pria itu tempatnya bercerita? Jujur dari dulu ia ingin sekali berkonsultasi kepada psikolog. Ia ingin memiliki psikolog pribadi untuk segala masalahnya agar ia tak merasa sendirian.

Ardhan tak akan membocorkan ceritanya kan jadi... apakah pilihannya tepat untuk bercerita pada pria itu?

1
Hikmal Cici
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putry 01
kapan up lagi kak
Heningan Malam: ditunggu ya, secepatnya akan up
total 1 replies
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!