Si bos membuat aturan tidak boleh berpacaran ditempat kerja.
Tapi bagaimana jika bos itu sendiri yang melanggar aturan tersebut?
Bahkan si bos itu sendiri jatuh cinta pada sang sekretaris cantik yang baru saja direkrut. Akhirnya si bos pun memutuskan untuk pacaran secara sembunyi-sembunyi ditempat kerja.
Penasaran? ikuti yuk, dan baca ceritanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Alvaro menghampiri Abbey yang sedang sibuk menyiapkan berkas untuk pertemuan dengan klien dari negara K.
"Bey, kamu ikut saya," pinta Alvaro.
"Saya bos?" tanya Abbey menunjuk dirinya sendiri.
"Hmmm. Kamu juga Dary," jawab Alvaro.
"Baik bos!" kata Abbey.
Ketiganya pun berangkat, karena sebentar lagi akan waktu nya tiba. Saat melewati resepsionis, Abbey tersenyum memandang kearah resepsionis tersebut.
Sedangkan pegawai resepsionis hanya tertunduk. Ia takut berurusan dengan Abbey, takut Abbey melapor ke bos tentang kelakuannya.
Abbey ada cara untuk membungkam mulut mereka yang julid. Dan Abbey juga bisa membalikkan fakta jika mereka nekat untuk menjahati Abbey.
"Kenapa?" tanya Alvaro saat mereka sudah didalam mobil.
"Tidak ada," jawab Abbey
"Kamu ada masalah dengan resepsionis? Apa perlu ku pecat?" tanya Alvaro.
"Tidak perlu. Mereka butuh pekerjaan, lagi pula gampang banget sih main pecat aja," jawab Abbey.
Alvaro sengaja menyuruh Dary naik mobil lain, sedangkan dirinya bersama Abbey. Dary tidak curiga, karena Abbey adalah sekretarisnya.
Alvaro menjalankan mobilnya dengan perlahan saat keluar dari perusahaan. Setelah keluar dari perusahaan barulah ia melajukan mobilnya.
"Kamu bisa menyetir?" tanya Alvaro.
"Bisa sedikit," jawab Abbey. Alvaro menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Kemudian ia keluar dan bertukar posisi dengan Abbey. Alvaro ingin melihat Abbey menyetir.
"Coba, aku ingin lihat kamu sehebat apa?"
Abbey tersenyum, "Kalau nabrak jangan salahkan aku ya."
Abbey pun mulai menjalankan mobilnya, "pasang seatbelt nya," pinta Abbey.
Alvaro pun memasang sabuk pengaman, kemudian Abbey pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dary yang dibelakang pun tertinggal jauh. kebetulan jalanan cukup mendukung untuk ngebut.
Alvaro memejamkan matanya, entah mengapa ia merasa takut. Jika ia yang menyetir ia tidak takut.
Tiba di tempat tujuan, Abbey pun memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Alvaro keluar dengan sempoyongan seperti orang mabuk. Ia beristirahat sebentar menetralkan perasaannya.
"Apa kamu pembalap?" tanyanya setelah merasa lega. Karena Abbey memijit tengkuknya dan memberikan air minum untuk bos nya itu.
"Dulu iya, balapan motor. Tapi bukan ilegal, balapannya digelar secara resmi. Karena waktu itu aku butuh uang untuk biaya pengobatan Mama yang sakit."
"Kamu benar-benar penuh kejutan. Apalagi yang tidak aku ketahui?"
"Tidak ada, maksudku tidak ada yang istimewa dari aku. Yuk masuk!" ajak Abbey. Dary akhirnya datang juga, tadi ia juga ngebut. Tapi tidak bisa menyaingi Abbey. Dary berlari kecil menyusul mereka sehingga mereka bisa berjalan beriringan.
Pelayan langsung menyambut kedatangan mereka, dan segera mengantar mereka ke ruang yang sudah dipesan. Karena klien sudah memberitahu pelayan sebelumnya.
Alvaro, Abbey dan Dary duduk di sofa ruangan itu. Klien yang ingin mereka temui belum datang. Jadi mereka memesan minuman terlebih dahulu.
10 menit kemudian klien yang mereka tunggu pun datang, Abbey meletakkan minuman yang ia pegang tadi. Kemudian ketiga bangun secara bersamaan.
"Maaf kami terlambat," ucap Jordy. Kemudian pandangannya beralih ke Abbey.
"Tidak apa-apa tuan, bisa kita bahas sekarang? Soalnya kami juga tidak punya banyak waktu," tanya Alvaro.
Alvaro kurang senang melihat tatapan Jordy hanya tertuju pada Abbey. Sementara orang yang di tatap hanya biasa-biasa saja.
"Nona, bukankah nona yang waktu itu?" tanya Jordy. Bukannya menjawab pertanyaan Alvaro, tapi malah bertanya hal lain.
"Iya tuan, terima kasih karena sudah membawa saya ke rumah sakit," jawab Abbey.
"Tuan Jordy!" tekan Alvaro.
"Ah iya, maaf tuan Alvaro. Apa ini sekretaris anda?" tanyanya lagi.
Alvaro mengepalkan tangannya, "tuan Jordy, jangan membuang waktu kami. kami juga punya kesibukan. Kalau kerjasama ini tidak ingin dilanjutkan, saya tidak masalah."
"Baik, baik sekarang kita bahas perpanjangan kontrak kerjasama kita," ucap Jordy.
Sedangkan asisten wanita yang Jordy bawa, ia terus menatap Alvaro. Setiap kali ada pertemuan, asisten wanita yang bernama Renata itu selalu menatap Alvaro penuh dengan kekaguman.
Setelah selesai menandatangani kontrak kerjasama lanjutan, Alvaro, Abbey dan Dary pun segera pamit. Alvaro merasa gerah jika berlama-lama didalam ruangan ini. Padahal ruangan tersebut ber-AC.
"Minuman saya belum habis," bisik Abbey pada Alvaro.
"Nanti aku belikan yang baru yang sama seperti yang kamu minum," kata Alvaro.
Dary yang dibelakang mereka hanya diam saja, Dary mulai curiga dengan kedekatan mereka berdua. Dary bukan baru sebulan bekerja dengan Alvaro. Ia tahu persis bagaimana sifat Alvaro jika tidak menyukai wanita.
Contohnya Tania waktu itu, Alvaro menolaknya mentah-mentah meskipun dengan cara halus. Namun Dary belum pernah memergoki bos nya itu berdekatan saat didalam perusahaan.
Tapi kali ini, Dary seolah mereka anggap tidak ada. Bahkan Alvaro membukakan pintu mobil untuk Abbey. Dan itu pemandangan yang langka bagi Dary.
"Apa mereka pacaran? Tapi tidak mungkin deh!" gumam Dary.
Kali ini Alvaro yang menyetir, tadi ia hampir jantungan. Padahal Alvaro juga jago ngebut saat menyetir, namun berbeda jika dia yang menjadi penumpang.
Sementara didalam restoran, Jordy mulai tertarik dengan Abbey. Dari segi penampilan Abbey yang sekarang, berbeda dengan waktu itu. Meskipun pakaian yang dikenakan oleh Abbey adalah pakaian sederhana. Namun begitu menarik dimata Jordy.
Sedangkan sang asisten yang selalu berpakaian modis dan ketat, malah tidak membuat Jordy tertarik sama sekali. Padahal Renata juga tidak kalah cantik.
"Kalau aku tahu gadis itu adalah sekretaris Alvaro, berarti aku akan lebih sering mengadakan pertemuan. Atau aku bisa datang langsung ke perusahaannya," batin Jordy.
"Tuan! Panggil Renata. Namun yang dipanggil tidak ada respon sama sekali. Renata pun menyentuh pundak tuannya itu.
"Tuan tidak apa-apa?" tanyanya.
"Ah iya, ayo pulang!" ajak Jordy.
Jordy terus terbayang wajah Abbey, waktu kecelakaan, Jordy tidak terlalu memperhatikan karena waktu itu ia juga panik. Apalagi waktu itu, wajah Abbey masih terlihat sedikit kusam.
"Kamu menyetir, sepertinya aku tidak akan bisa fokus."
"Tuan ada masalah? Apa tuan sakit?" kita periksa jika tuan sakit."
"Tidak perlu, aku hanya ingin istirahat. Antar aku ke apartemen saja."
"Baik tuan!"
Mobil pun melaju saat keluar dari parkiran restoran tersebut. Sesekali Renata menoleh ke tuannya yang bersikap tidak seperti biasanya.
Disisi lain...
Alvaro dan Abbey sudah tiba di perusahaan, dibelakang nya mobil Dary pun juga tiba. Di perusahaan, keduanya berjalan menjaga jarak lebih kurang satu meter. Padahal tadi di restoran keduanya berjalan saling berdekatan.
Abbey menuju lift karyawan, tapi dicegah oleh Alvaro. Alvaro memintanya masuk kedalam lift sebelah kanan bersama mereka. Dan hari-hari selanjutnya Alvaro juga memerintahkan Abbey untuk naik lift khusus CEO.
"Saya tidak enak dengan mereka, bos. Nanti mereka kira saya menggoda bos," kata Abbey.
"Siapa yang bilang? Biar aku pecat mereka," tanya Alvaro.
Abbey tidak menjawab, ia juga tidak mau jika karyawan dipecat hanya gara-gara hal sepele. Siapa tahu mereka tulang punggung keluarga. Begitulah pemikiran Abbey, tapi untuk sekedar membuat mereka bungkam Abbey sudah punya kartu AS mereka.
yg mendapatkan feel nya,
ngena banget di hati, yg cerita
novel ini biasa aja.
thanks mbak 💪😍✌️🙏🏻
semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
di tunggu elang dan merpati Thor
semangat berkarya thor 🥰🥰🥰🥰