Kematian sang kekasih membuat Anna memutuskan untuk mengasingkan dirinya di tempat yang sangat jauh dari negaranya. Ia berdiri di ujung tebing curam sambil melihat ke dalam lembah itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie menangkap gambar Anna sebagai background dari foto mereka karena berada di seberang di tempat mereka melakukan selfie.
Yang menyadari keberadaan Agatha hanya pria tampan sedangkan kekasihnya tidak. Pria tampan yang bernama Wira itu membalikkan tubuhnya untuk memastikan apa yang dilihat di kameranya bukan mahluk jadi-jadian.
Namun sang gadis berjalan pulang kembali ke villanya dan sempat terlihat oleh Wira yang begitu penasaran dengan Anna.
Siapa sebenarnya Anna? mengapa dia selalu mendatangi tebing curam itu? apakah Wira rela meninggalkan kekasihnya demi mencari siapa sosok Anna yang telah mencuri perhatiannya?
"Ayo kita ikuti bagaimana pertemuan Wira dan Anna selanjutnya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Salah Paham
Pagi itu pasangan suami istri ini terlihat bugar setelah menjalani ritual malam pengantin mereka setelah tertunda selama tiga tahun karena terpisah satu sama lain.
Anna dan Zidan sepakat berangkat kerja bareng sehingga mereka harus memakai hanya satu mobil saja. Pagi itu tampilan Anna sangat cantik.
Namun sayangnya jalannya sedikit pelan karena baru dibuka portal kegadisannya oleh sang suami. Suami yang sama dengan casing yang berbeda.
"Apakah kamu akan kembali ke rumah sakit?" tanya Anna membuat Zidan mengurungkan niatnya menginjak gas mobil dan kembali dalam model normal.
"Aku...?!" Zidan bingung. Mau tampil jadi Wira atau Zidan. Sementara kedua orangtua angkatnya masih berharap Zidan mengelola rumah sakit mereka.
"Aku harus menyelesaikan urusan ini satu persatu. Mungkin aku harus mengelola keduanya. Perusahaanku sendiri dan rumah sakit milik ayah Aditya.
"Apakah kamu tidak mau fokus saja pada perusahaanmu, Zidan?"
"Itu tidak mungkin Anna. Aku sudah menjadi bagian dari keluarga ayah Aditya dan bunda Kayla. Tolonglah sayang. Aku butuh pengertianmu," ucap Zidan yang tidak ingin mengecewakan kedua orangtua angkatnya.
Anna mendesah pasrah dan tidak mau terlalu jauh ikut terlibat dalam urusan suaminya. Kasus yang dihadapi Wira tidaklah mudah karena ini menyangkut identitas pribadi suaminya.
Jika sidik jarinya yang terdaftar di kepolisian yang berhubungan dengan surat- surat kendaraan, maka Zidan memilikinya. Tapi fotonya tidak sama lagi dengan identitas sebelumnya. Ia masih menggunakan identitas milik Wira sampai saat ini.
Mobil mulai bergerak meninggalkan kediaman mereka. Di tengah perjalanan dengan populasi kendaraan yang begitu padat pagi itu membuat jalan protokol negara sangat lah macet.
Zidan menurunkan jendela kaca mobilnya untuk melihat ke belakang. Zidan tidak menyadari di samping mobilnya adalah mobil ibunya Vini sang tunangannya.
"Bukankah itu Wira...!" gumam nyonya Lea saat melihat Wira dan hendak menegur Wira. Namun ia dibuat tersentak saat melihat Wira dan Anna saling berciuman untuk menghilangkan kebosanan mereka karena macet pagi itu.
"Lho...lho...! Berani-beraninya Wira selingkuh dari putriku?" gumam nyonya Lea tidak terima dengan kelakuan Zidan yang dianggapnya Wira itu kini sedang bermesraan dengan wanita lain.
Dia buru-buru turun dari mobil ingin melabrak Zidan. Namun langkahnya terhenti kala mobil mulai bergerak karena sudah mulai lancar arus lalu lintas di tempat itu.
Kendaraan yang berada dibelakangnya menyembunyikan klakson berulang kali agar mobil miliknya cepat maju.
"Woeee nenek..! Mobilnya maju atau mau aku tabrak?" maki pengendara yang dibelakang mobil milik nyonya Lea.
Nyonya Lea buru-buru masuk sambil mengumpat." Sialan...! Aku akan menghampiri Wira ke rumah sakit untuk meminta penjelasan padanya." Masuk ke dalam mobil dan meninggalkan area jalanan itu dengan cepat.
"Harusnya aku mengikuti mobilnya Wira untuk melihat dimana ia menurunkan wanita itu, selingkuhannya," kesal nyonya Lea makin mempercepat laju mobilnya menuju rumah sakit tempat Zidan bekerja.
Sementara saat ini Zidan sedang mengantar istrinya ke perusahaan milik Anna sendiri. Setibanya di perusahaan itu, keduanya berjalan menuju lift sambil membelit pinggang. Bisik-bisik diantara para staf yang merasa Anna mungkin sudah menikah lagi setelah cukup lama sendiri.
"Lihatlah bos kita...! Akhirnya dia move on juga dari mendiang suaminya. Hebat juga itu dokter bisa menaklukkan hati nona Anna yang beku," ucap salah satu staf pada teman-temannya kala Anna sudah menghilang dari pandangan mereka.
"Kita ketemu nanti sore saja. Aku akan menjemputmu lagi. Aku ada janji dengan klien makan siang bersama. Tidak apakan sayang?" pamit Zidan lalu mengecup bibir istrinya agak lama sebelum meninggalkan ruangan itu.
"Tidak masalah. Aku juga pasti sibuk hari ini. Mungkin tidak bisa menghubungi kamu," ucap Anna bohong. Sebenarnya ia tidak suka makan siang sendiri walaupun sekertaris ChaCha selalu menemaninya ke manapun dia pergi.
Entahlah dengan perasaannya saat ini. Semenjak mendapat sentuhan suaminya, Anna merasa ingin selalu bersama. Harusnya mereka bulan madu.
Karena pekerjaan keduanya menumpuk membuat mereka urungkan niat itu untuk sementara waktu. Lagipula rasa trauma Anna masih membekas saat ini. Rumah menjadi tempat yang aman buat mereka bulan madu.
Zidane kembali ke mobilnya. Anna memperhatikan tubuh suaminya dari atas gedung dimana dinding kaca itu tembus ke bawah sana.
"Kenapa aku jadi uring-uringan begini? Biasanya aku tidak seperti ini sebelum kami bisa bersama lagi," gumam Anna sambil melambaikan tangannya ke arah sang suami yang menatapnya dari bawah sebelum masuk ke mobilnya.
Tok....tok....
Sekertaris ChaCha masuk dalam ruang kerjanya Anna untuk membacakan jadwal pertemuan Anna hari ini.
"Nona Anna. Jam 10 kita ada meeting rutin untuk mendengar laporan keuangan dari setiap divisi. Hari ini anda ada undangan makan siang di restoran Korea dengan nyonya Airin yang datang langsung dari Korea. Ia ingin menjalin mitra bisnis dengan perusahaan kita," ucap sekertaris Chaca.
"Baiklah. Kita akan makan siang dengan klien kita di sana," ucap Anna terlihat tidak semangat.
"Apakah Anda baik-baik saja?" tanya sekertaris ChaCha melihat Anna mengusap lehernya hingga memperlihatkan karya terindah suaminya membuat sekertaris ChaCha mengulum senyumnya menahan malu.
"Sepertinya negara sedang aman karena perang baru saja berakhir. Pasti tidak akan habisnya untuk pengantin baru yang ingin bercinta dan terus menerus bercinta. Pantas saja wajah Anna kelihatan loyo," batin sekertaris ChaCha.
Sekertaris ChaCha tidak mau bertanya lagi karena Anna mengabaikannya. Ia memilih keluar meninggalkan ruang kerja bosnya itu dan kembali ke tempatnya.
Pikiran Anna mulai mumet ke mana-mana. Betapa rindunya ia pada sang suami saat ini. Rasanya tubuhnya ingin disentuh lagi oleh suaminya. Apalagi suaminya begitu hebat memuaskan dirinya saat sedang melakukan pemanasan.
"Apakah aku harus pulang duluan dan menghubungi Zidan kalau aku lagi kurang sehat?" Anna sedang mencari alasan agar bisa bersama suaminya. Percuma rasanya ia bekerja namun tidak fokus.
Bayangan yang memenuhi otaknya saat ini hanyalah sebuah adegan ranjang yang memabukkan. Ia ingin merasakannya lagi dan lagi hingga tidak kenal kata usai.
Tidak terasa waktu makan siang sebentar lagi. Anna dan sekertarisnya pamit duluan pada staff yang lain karena ada meeting berikutnya di luar kantor.
Keduanya buru-buru berangkat ke restoran Korea. Setibanya di sana Anna turun dari mobilnya. Keduanya melangkah menuju ke dalam restoran. Namun ada yang menyita perhatian Anna kala seseorang memanggil nama Wira.
"Kak Wira....!" pekik gadis itu yang langsung memeluk Wira dari belakang.
"Bukannya itu Zidan? lalu siapa gadis itu? Kenapa gadis itu memeluk suamiku?" tanya Anna hampir oleng saat melihat Zidan membalikkan tubuhnya dan ngobrol dengan Vini terlihat mesra. Zidane tidak mengetahui jika ada istrinya di sekitar restoran itu sedang memperhatikannya.
Yang lebih menyakitkan Anna saat melihat Vini sedang mengenakan tas branded yang saat itu sudah terbeli.
"Bukankah itu tas yang aku taksir? Apakah Zidan diam-diam membeli tas itu untuk gadis itu. Lalu siapa gadis itu," gumam Anna menatap sedih pada keduanya karena merasa Zidan sudah membohonginya.
"Jadi kliennya adalah wanita itu? Jadi dia sudah punya pacar lagi sebelum bertemu denganku?" batin Anna lalu berbalik meninggalkan restoran itu.
"Nona. Kita belum bertemu dengan nyonya Airin," ucap sekertaris ChaCha mengikuti langkah Anna.
"Kamu bisa wakili aku. Kepalaku tiba-tiba pusing. Berikan kunci mobilnya! Kamu naik taksi saja," ucap Anna berlalu cepat agar tidak terlihat oleh suaminya.
memang cinta itu buta bisa membuat orang jadi jahat ataupun sebaliknya menjadi lebih baik.
dan kamu Zidan lebih baik cepat berterus terang kepada anna