NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih Buruk Darinya

"Aku tak menyesal aku tidak pernah mengatakan apa pun setelah melihat keras kepalamu." Berkat kebisuan itu, Leo bisa berteman baik dengan Bianca. mereka menjadi sangat dekat, seringkali berbagi cerita dan kesukaan tapi tak pernah bisa lebih dari itu. Batas yang sulit ditembus itu mencekik, tapi Leo harus tetap bertahan bila enggan kehilangan. Satu tahun, tiga bulan bukan waktu yang lama, tapi waktu seolah melambat setiap kali dia tahu Bianca tidak diperlakukan sebaik yang dia harapkan.

Leo mendekat perlahan untuk mengambil tangan Bianca tapi ditepis kasar olehnya. Amarah memenuhi bola mata Bianca, tidak sedetikpun dia berpaling seolah mencoba menyakiti Leo menggunakan amarah itu. "Aku sangat marah tapi aku bahkan tidak bisa menamparmu." Karena mereka adalah teman baik dan selama ini Leo selalu memperlakukan Bianca dengan baik. Bianca tidak tega bahkan setelah apa yang telah terjadi. Tidak, tepatnya masih tersisa secuil harapan bahwa semua ini hanya salah paham.

Bianca dengan serius berbicara, "aku hanya punya satu pertanyaan. Jika kau menjawab aku dengan jujur, aku akan melupakan apa yang telah terjadi dan memaafkanmu. Aku bersungguh-sungguh. Tapi bila kau berbohong, aku akan membencimu. Aku benar-benar tidak akan pernah memaafkanmu, Leo."

Bianca menarik nafas panjang guna menenangkan diri sebelum melanjutkan, "kita benar-benar melakukannya? Aku tidak tahu minuman apa yang kau berikan padaku dan aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi. Aku percaya padamu, kau tidak akan melakukan apa pun padaku. Aku masih yakin kalau kau hanya berusaha membuat aku salah paham, jadi tolong katakan yang sebenarnya. Apa sesuatu terjadi di antara kita?"

Bianca tidak membuat pertanyaannya jelas tapi Leo tahu betul ke mana pembicaraan mereka pergi. Sorot matanya begitu mengharapkan sebuah kesalahpahaman dan penjelasan, tapi harapan itu hancur saat Leo membalas, "dengan keadaanmu yang seperti itu, kau berharap kau akan berhenti bahkan ketika aku melakukannya?"

Jawaban Leo membuatnya jelas bahwa sesuatu terjadi di antara mereka. Kenyataan itu menghantam kuat hati Bianca dan membuat air matanya meleleh. Dia terisak pedih. Hatinya seolah hancur dan pikirannya berantakkan. "Aku benar-benar membencimu, Leo!" Dia memukul lengan Leo menggunakan tinju tapi tenaganya seolah lenyap. "Aku benar-benar membencimu!"

Sementara itu di jalan raya.

Nafas Gavin mengalir tak karuan. Otak berantakkan dan tangannya di setir gemetaran. Dia berusaha menenangkan diri dengan meniup nafas, tapi semua hal di dalam benaknya malah menggila. Gavin berusaha berpikiran jernih, berusaha menepikan perasaan takut dan mencari bukti dengan harapan semuanya tidak benar. Tujuan Gavin bukan pulang tapi rumah Nelly, tempat di mana Bianca seringkali menginap.

Dia tiba dengan keadaan mengebut, mengedor pintu seolah hendak menghancurkannya. "Kau sudah gila?!" Ekpresi murka Nelly berubah sedikit lebih tenang dikala mengetahui siapa sang tamu. " Gavin, mengapa kau datang malam-malam?" tanyanya kemudian.

Gavin kesulitan mengontrol diri. Dia butuh lebih dari dua menit sampai akhirnya bisa melontarkan, " Bianca. Apa Bianca pernah menginap di sini?"

"Bianca?" Raut wajah Nelly sedikit berubah, dia berusaha menyembunyikannya. "Bianca tidak pernah menginap." Nelly menjelaskan, "beberapa kali kau mengantarnya kemari tapi dia pulang setelah jam sepuluh malam."

Gavin merasa seperti jantungnya telah meloncat keluar dari tempatnya. Kalau bukan karena berhasil memegangi ambang pintu, dia pasti terjatuh. "Ada apa?" tanya Nelly. "Kau baik-baik saja? Kau terlihat sakit."

Gavin tidak menanggapi. Dia bersusah payah menyeret dirinya kembali memasuki mobil. "Gavin!" panggil Nelly tapi lelaki itu melaju pergi begitu saja.

Nelly menatap mobil hitam Gavin hingga menghilang dan ekpresi wajahnya pun berubah cemas. "Fuck, Leo! Tak kusangka dia membuat aku melakukan hal seperti ini." Dia menutup pintu dengan membantingnya jengkel. Seketika saja rasa kantuknya lenyap.

Sementara itu, Bianca sudah ribuan kali meniup nafas tapi dirinya tak kunjung tenang. "Aku akan menemui Gavin dan menjelaskan apa yang terjadi. Dia akan percaya padaku." Itu yang Bianca harapkan. Dia siap pergi tapi kemudian mengingat tubuhnya masih dibalut oleh selimut.

Bianca mengalihkan pandangan ke arah Leo. Dalam satu tarikkan nafas, menjerit, "kembalikan pakaianku!" Bianca berakhir di kamar mandi dalam ruangan setelah mendapatkan pakaiannya kembali dan keluar dalam keadaan rapi beberapa menit kemudian. Bianca pasti sudah berada di planet Pluto andai Leo mau meninggalkan ambang pintu. Dia begitu marah tapi tenaganya tidak pernah bisa menggeser Leo yang bersikap selayaknya batu besar.

"Tinggalkan dan lupakan dia," pinta Leo. Itu bukan perintah tapi paksaan tanpa penolakkan.

Bianca masih berusaha tenang meski rasanya sulit. "Aku minta maaf," ucapnya dengan mengabaikan apa mau Leo. "Aku minta maaf jika ternyata selama ini semua curhatanku sangat menggangumu sampai membuatmu berbuat demikian. Aku seharusnya tidak melakukannya. Seharusnya aku lebih peka. Seharusnya aku tahu kau muak dan seharusnya aku tidak pernah mendatangimu hari itu. Aku benar-benar minta maaf."

Leo tersinggung Bianca bersikap seolah menyesali semua kedekatan mereka. Dia mencoba meninggalkan kamar, tapi tak Leo biarkan. Leo menarik pergelangan tangan Bianca untuk menghentikannya. "Tidak bisakah kau memberiku kesempatan?” harap Leo. “Aku lelah membujukmu. Aku ingin kau mengerti kau bisa mendapatkan seseorang yang lebih dari dia yang hanya pandai membuatmu menangis.”

“Lepaskan!” Bianca berlagak tuli, menganggap kata-kata Leo tidak berarti.

Leo tidak mau melonggarkan pegangannya, masih berusaha membujuk, “dia bahkan lebih mementingkan teman-temannya dibanding dirimu. Coba pikir, kapan terakhir kalian berkencan hanya berdua? Dia selalu mengajak aku atau Ian karena dia merasa bosan hanya berdua denganmu. Tidakkah kau mengerti?”

“Kau berpikir Gavin seburuk itu?” Bianca menatap lantang pupil hitam Leo menggunakan sorot mata yang membara. “Sekarang lihat dirimu. Kau baru saja menikam kami dari belakang, jadi berhenti bersikap seolah kau adalah pria baik!”

Hati Leo tersentil. Dia benci mengakui tapi Bianca benar. Dirinya punya alasan, meski bagaimana pun tidak bisa diterima. “Bianca —“

“Kau adalah orang yang selalu mendengarkan keluh kesahku. Kau tahu orang seperti apa yang paling aku benci dan kau baru saja menjadi orang itu. Pria jahat.” Bianca menekankan kata-katanya. “Manusia jahat yang mengkhianati teman baiknya yang sangat mempercayainya. Aku tidak pernah ingin mengenal manusia seperti itu.”

Kata-kata Bianca menusuk-nusuk hati Leo selayaknya sebilah pisau. Dia benar-benar membuatnya berdarah dan tidak berkutik.

"Lepaskan!" rontak Bianca, dia menoleh karena enggan lagi mempertemukan kontak mata. "Aku bilang lepaskan aku!" Suaranya sedikit lebih keras, tidak sia-sia karena akhirnya Leo mau melepaskan. Setelahnya, Bianca pergi begitu saja. Dari berjalan cepat sampai berlari, tidak sedikitpun berbalik ataupun ragu. Dia pergi secepat yang dia bisa, membuat Leo menggigit bagian dalam pipinya dan mengepalkan tangan.

Seketika suasana berubah hening, tidak ada yang terdengar kecuali detakan jantungnya sendiri.

“Dia selalu membuatmu menangis tapi mengapa dia tidak pernah jahat di matamu …?”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!